Mohon tunggu...
HIGOspot
HIGOspot Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Let's Make Your WiFi Smart | Everyone like free wifi

Let's Make Your WiFi Smart | WiFi Advertising Platform yang membantu pelaku usaha untuk mengenal pengunjung secara dekat layaknya teman, membantu advertiser untuk beriklan serta melakukan human-based marketing dengan data analitik. http://higo.id/higospot-social-wifi

Selanjutnya

Tutup

Gadget

Perlukah Melakukan Digital Minimalism dengan Cara Rehat dari Media Sosial?

11 Juli 2019   13:19 Diperbarui: 11 Juli 2019   13:32 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Eloitt Reyna on Unsplash

Segelintir orang mungkin mempertanyakan kenapa memutuskan untuk rehat sejenak dari media sosial, di saat banyak orang seakan mendapat kebahagian dengan mengaksesnya? 

Keputusan besar untuk rehat sejenak dari media sosial tentu bukanlah keputusan yang datang secara tiba-tiba. Hampir semua yang memilih utuk rehat pasti telah menimbang dan merasakan dampak dari rasa candu akan penggunaannya. 

Belum lagi efek psikologis yang tanpa sadar sebenarnya menyerang setiap pengguna, karena segala yang tampak sungguh terlihat sempurna. Seakan berlomba untuk menonjolkan sisi kebahagiaan yang dikemas secara apik, menjadi keharusan untuk bisa tampil di sebuah feed dan mendapat banyak respon baik.   

Keputusan untuk rehat dari media sosial menjadi bukti bahwa segelintir orang tersebut mulai peduli dengan bagaimana mereka menjalankan hidup dan kemana saja waktu yang dihabiskan setiap harinya. 

Kamu yang masih intens menggunakan media sosial, mencoba untuk lebih aware dengan penggunaannya sangat dianjurkan. Agar kehidupan yang kamu jalankan terasa lebih seimbang, cobalah untuk mulai disiplin dengan diri sendiri dengan melakukan hal simple berikut ini.

1. Jauhkan dirimu dari konten yang memberikan toxic

Begitu banyak konten yang tersebar bebas di media sosial membuat kamu harus lebih bijak dalam memilih. Tidak hanya lingkungan yang toxic, ada begitu banyak konten toxic di media sosial yang perlu kamu hindari.

Melepas circle dari konten toxic akan membuat tampilan explore kamu lebih sehat untuk diakses. Dengan begitu kamu tidak perlu membuang energi positif untuk memberikan komentar yang hanya akan menghilangkan energi positif di dalam tubuh.

2. Disiplin dalam mengatur waktu penggunaan

Scroll lagi dan lagi, swipe sekali, dua kali dan akhirnya keterusan sudah 1 jam ternyata, punya pengalaman seperti ini? Untuk itu, memulai untuk mengatur waktu penggunaan media sosial dan disiplin dalam menjalankan jadi tanggung jawab diri kamu sendiri.

Kamu yang bisa menentukan seberapa banyak waktu normal yang seharusnya kamu gunakan untuk mengakses media sosial. Setelah itu, buatlah itu sebagai guide kamu agar penggunaan media sosial tidak menjadi candu. 

3. Luangkan waktu lebih banyak untuk berinteraksi secara nyata

Begitu banyak followers hingga komentar yang diberikan di media sosial tetap saja mereka bukanlah teman yang selalu hadir saat kamu sedih dan butuh pelukan. 

Teman-teman nyatamu yang sering kamu lupakan saat kumpul inilah yang sebenarnya bisa memberikan kehangatan di saat kamu membutuhkannya. Sehingga cobalah untuk lebih banyak melakukan interaksi secara nyata dengan cara bertemu tanpa ada gangguan dari media sosial.

Memilih untuk rehat atau tidak dari media sosial itu semua murni menjadi hak kamu, namun jika kamu merasa intensitasnya sudah mulai berlebih dan kamu merasakan dampak negatif dari itu memilih rehat sejenak dari hiruk-pikuk dunia maya wajib kamu pertimbangkan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun