Mohon tunggu...
Higienis Indonesia
Higienis Indonesia Mohon Tunggu... Editor - Spesialis solusi kesehatan udara

Sejak 2004, Higienis Indonesia dikenal sebagai spesialis di bidang solusi kesehatan dan higienis yang berkualitas. Kami berkomitmen untuk membantu Anda yang ingin memiliki lingkungan lebih bersih, lebih sehat, lebih hijau, dan lebih nyaman, serta bagi Anda yang memiliki kondisi kesehatan tertentu seperti asma dan alergi, dengan menyediakan produk-produk penting seperti pembersih udara, penyerap lembap udara, pelembap udara, pewangi ruangan, dan pembersih uap. Kami juga menyediakan perangkat keamanan untuk melindungi lingkungan tempat Anda tinggal, yaitu kamera sekuriti.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Apakah Aman Bepergian Dengan Pesawat Saat New Normal?

6 Juli 2020   17:00 Diperbarui: 27 Agustus 2020   10:44 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Toilet, dalam sehari kita bisa ke tempat ini 3-5 kali dan menyentuh benda atau permukaan berikut: gagang pintu, keran air dan tombol flush.

  • Dari dan menuju kabin pesawat, seperti di ruang tunggu, kepadatan di garis antrian pada saat melalui security check point dan/atau imigrasi dan pabean.

  • Amankah Udara yang Kita Hirup Selama Perjalanan di Kabin Pesawat?

    2-pict-5f472dac097f363f014c3512.jpg
    2-pict-5f472dac097f363f014c3512.jpg
    Di masa pandemi, hal utama yang dikhawatirkan saat bepergian dengan pesawat adalah berdasarkan asumsi kita bahwa selama perjalanan, sejumlah orang menghirup udara yang sama dalam satu kabin, terutama jika jarak yang ditempuh jauh.

    Seperti yang kita telah ketahui, untuk bisa terinfeksi, tidak saja dipengaruhi oleh waktu terpapar, namun juga oleh konsentrasi atau banyaknya jumlah virus di dalam kabin. Seseorang yang sedang tidak sehat atau menunjukkan gejala seperti batuk dan bersin, akan mengkontaminasi udara di dalam kabin pesawat. Studi menemukan virus tetap bisa menyebar walau sudah menerapkan jarak aman pada saat:

    • Batuk: 3.000 percikan besar (droplet).
    • Bersin: 40.000 droplet, atau 10 kalinya pada saat batuk.
    • Berbicara: 1.000 droplet.

    Dari informasi di atas, mungkin muncul pertanyaan; bagaimana jika kita berada dalam satu kabin dengan seseorang yang sedang tidak sehat? Apakah aman? Tentunya sangat mengerikan karena kita bisa saja tertular. Itulah mengapa orang yang tidak sehat tidak dianjurkan untuk bepergian dengan menggunakan pesawat.

    Walau rentan, namun Center for Disease Control (CDC) lewat situsnya mengungkapkan bahwa perjalanan dengan pesawat tidaklah berisiko tinggi karena cairan yang keluar saat bersin dan batuk akan jatuh ke bawah atau permukaan. Menjaga kebersihan dan menggunakan masker bisa mencegah virus menular lewat udara dan kontak langsung. Selain itu, udara di kabin disaring dengan menggunakan penyaring udara berbasis HEPA atau media yang memiliki efisiensi tinggi dalam panyaringan partikel mikroskopik. Filter HEPA mampu menyaring 99.97% partikel miskroskopik, hingga berukuran 0,1 mikron termasuk virus dan bakteri. Tidak hanya dibersihkan, udara dijaga tetap bersih karena disaring sebanyak 10-12 kali dalam setiap jam atau 5-6 kali setiap menitnya, sehingga virus yang masih bertahan di udara bisa dikendalikan dan dilumpuhkan kemampuan menginfeksinya.

    Bepergian dengan menggunakan pesawat sebaiknya mempertimbangkan seluruh rangkaian perjalanan termasuk perjalanan dari dan menuju kabin pesawat. Gunakan alternatif lain jika jarak atau waktu tempuh bisa dijangkau dengan kendaraan pribadi atau keperluan yang tidak terlalu mendesak.

    Pembaruan HEPA untuk Kebersihan Udara di dalam Rumah dan Kantor

    Tidak sedikit yang beranggapan bahwa polusi udara hanya terjadi di luar ruangan (outdoor). Apalagi setelah New Normal, polusi udara dilaporkan kembali meningkat (salah satu indikator, yaitu PM2,5) dari 24 g/m3 di awal Juni menjadi 57 g/m3 per 26 Juni (https://airview.blueair.com/). Hal ini disebabkan lalu lintas kembali ramai semenjak perkantoran dan perindustrian kembali dibuka.

    Dengan semakin berpolusi udara di luar, udara di dalam ruangan akan semakin lebih kotor, bahkan bisa 5x lebih kotor. Polutan mikroskopik seperti debu dan asap, terbawa dari luar dan terakumulasi di dalam ruangan. Ditambah polutan dari pemakaian cairan kimia beraroma yang kebanyakan tidak dihiraukan bahayanya, seperti pengharum ruangan, produk beraroma (cat kuku dan lilin aromaterapi), produk pembersih kimia (alkohol atau cairan pemutih, hipoklorit), cat, pernis, plitur, printer dan spidol untuk whiteboard.

    HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Healthy Selengkapnya
    Lihat Healthy Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
    LAPORKAN KONTEN
    Alasan
    Laporkan Konten
    Laporkan Akun