Mohon tunggu...
Achmad Nur Hidayat
Achmad Nur Hidayat Mohon Tunggu... Konsultan - Pakar Kebijakan Publik

Achmad Nur Hidayat (Born in Jakarta) previously earned Master Public Policy on Economic Policies from Lee Kuan Yew School of Public Policy National University of Singapore (NUS) and from Tsinghua University, Beijing China in 2009. He had an executive education from Harvard Kennedy School of Government, Boston-USA in 2012. He is currently assisting and providing recommendation for both the Supervisory Board of Central Bank of Indonesia and Government of Indonesia in the effort to increase sustainable economic growth, maintain the financial system stability and reinvent human resources capacities in line with technological disruption. He was Chairman of Student Boards (Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia) University of Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Perlu Kewaspadaan Ekonomi di 76 Tahun Indonesia Merdeka

25 Agustus 2021   10:20 Diperbarui: 25 Agustus 2021   10:29 378
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Kompas  | Ilustrasi Ekonomi dan Pertumbuhan (Toto Sihono)

Taufik Bahaudin, Kepada Center Pengembangan Talenta dan Brainware UI mengatakan bahwa karena cara berfikir pemimpin salah maka manajemen pengelolaan negara tidak termanage dengan baik.

"Belum ada manajemen yang baik dalam pengelolaan negara saat ini karena cara berfikir para pemimpinnya salah. Dalam penanganan covid sudah diberi anggaran yang besar tetapi tidak termanage dengan baik. Seorang pimpinan seharusnya menjadi seorang pemimpin yang cerdas, mesti memiliki mentalitas seorang pemimpin jujur, amanah, punya ketrampilan, punya ilmu yang mumpuni. Leader melihat dari sudut pandang yang berbeda dari orang kebanyakan. Leader mampu memilih stafing yang baik untuk menjalankan agenda nya. Contoh KPK, membuat TWK yang bermasalah, ini sudah bermasalah dari pimpinannya. Kalau bangsa ini bergerak ke sisi yang negatif maka pemimpin nya yang telah membawa bangsa ini ke arah yang negatif." Ujar Taufik Bahaudin.

Taufik Bahudin ingin pemimpin kedepan adalah pemimpin yang kompenten dengan solusi yang out of the box untuk mengatasi krisis bangsa akibat pandemi COVID19 saat ini.

"Kedepan,  pemimpin kita harus  kompeten, orang dengan IQnya jongkok sangat susah disadarkan bahwa dirinya tidak kompeten. untuk melakukan perubahan bahkan kita perlu untuk melakukan usaha rakyat bersama (power) untuk mengingatkan tentang situasi yang terjadi. Banyak PR yang saat ini kita miliki tapi itu tidak membuat kita untuk menyerah, dan itu semua bisa kita lakukan jika kita memperbaiki kualitas SDM kita. Perlu Konsolidasi para elite untuk memperbaiki kondisi bangsa Kita saat ini. Semoga hal tesebut terjadi." Ujar Taufik Bahudin yang juga senior Aktivis Universitas Indonesia.

Demikian catatan kaki saya. diskusi webinar tersebut dihadiri oleh Prof Didin S Damanhuri, Guru Besar Ekonomi IPB (Refleksi Kemerdekaan dan Kemandirian Ekonomi), Fadli Zon, Anggota DPR RI (Refleksi Kemerdekaan dan Politik), Abdul Malik, Pengamat  Pendidikan (Refleksi Kemerdekaan dan Pendidikan  Sumber Daya Manusia), Taufik Bahaudin, Center Pengembangan Talenta dan Brainware UI (Refleksi Kemerdekaan dan talenta bangsa) pada pertengahan Agustus 2021 lalu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun