Mohon tunggu...
Hidayat
Hidayat Mohon Tunggu... Dosen Teknik Industri - Universitas Muhammadiyah Gresik

Tetep Eling Lan Waspodo

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Petualangan Mudik Laut: Dari Pelabuhan Semarang ke Pelabuhan Ketapang Kalimantan Barat, Menyusuri Laut Jawa Yang Indah Dengan Kapal

31 Maret 2025   22:22 Diperbarui: 5 April 2025   11:36 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri: Gambar Anakku sedang menikmati pemandangan lautan yang luas

Malam itu, suasana di Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang, terasa lebih ramai dari biasanya. Meskipun angin laut cukup kencang, semangat para pemudik tetap terlihat jelas di wajah mereka. Aku dan keluargaku sudah siap untuk melakukan perjalanan mudik yang tak biasa, menuju Ketapang, Kalimantan Barat, dengan menumpang kapal laut. Namun, ada sedikit perbedaan kali ini. Keberangkatan kapal yang kami tuju baru akan dilaksanakan pada pagi hari jam 5 pagi, jadi kami harus menginap semalam di pelabuhan untuk menunggu kapal berangkat. Keberangkatan kami beranggotakan 6 Orang, terdiri dari Saya dan Istri, 2 Anak Balita. Juga Kakak ipar perempuan dengan suaminya. 

Setelah sampai di pelabuhan, kami langsung menuju ke area yang disediakan untuk para penumpang yang menunggu keberangkatan. Suasana pelabuhan pada sore itu sedikit berbeda, lebih tenang namun tetap penuh dengan kegiatan. Beberapa penumpang lain juga sudah terlihat menunggu, sebagian besar dari mereka membawa banyak barang untuk pulang kampung. Kami memilih tempat duduk di dekat kantin pelabuhan, menikmati makanan ringan sambil mengobrol dan menunggu waktu berlalu.

Malam semakin larut, dan suasana pelabuhan menjadi lebih sunyi. Hanya ada beberapa kapal yang sedang bersiap untuk berlayar, sementara kami masih menunggu jadwal keberangkatan yang semakin dekat. Beberapa orang mulai tidur di kursi panjang, sementara yang lain tetap terjaga, mempersiapkan diri untuk perjalanan panjang. Kami, yang membawa anak-anak, memilih untuk tetap terjaga dan menghabiskan waktu dengan bermain kartu dan berbincang ringan. Meskipun lelah, ada rasa semangat yang tumbuh di dalam hati kami karena perjalanan ini adalah bagian dari tradisi mudik yang sudah lama kami impikan.

Akhirnya, sekitar pukul 3 pagi, pengumuman datang melalui pengeras suara, memberitahukan bahwa kapal yang akan kami tumpangi sudah siap untuk berangkat, dengan check in ke ruangan tunggu didalam pelabuhan. Kami segera berdiri dan mengangkat barang-barang, siap menuju kapal. Setelah pemeriksaan tiket, kami memasuki kapal yang akan membawa kami melintasi Laut Jawa menuju Kalimantan. Kapal ini lebih besar dari yang kami bayangkan, dengan fasilitas yang cukup lengkap untuk perjalanan yang memakan waktu beberapa hari. Setelah menempati kabin, kami merasa sedikit lega, meskipun perjalanan panjang baru saja dimulai.

Setelah kapal berlayar dari pelabuhan, aku berdiri di dek untuk melihat pemandangan Laut Jawa yang luas. Ombak kecil menggoyang kapal, tetapi suasana di sekitar tetap terasa tenang. Matahari terbenam perlahan di balik horizon, meninggalkan jejak warna oranye di langit yang semakin gelap. Meskipun perjalanan ini jauh, aku merasa tenang, seolah-olah semua masalah sehari-hari dapat terlepas begitu saja saat kami mulai mengarungi laut.

Hari-hari di kapal berjalan cukup nyaman. Meskipun kami sudah melewati pelabuhan-pelabuhan kecil di sepanjang perjalanan, kapal terus berlayar tanpa henti. Di setiap pagi, kami terbangun dengan pemandangan baru, baik itu pulau-pulau kecil yang tersebar di Laut Jawa atau pemandangan langit yang berganti-ganti warna. Kami memanfaatkan waktu untuk berbincang, menikmati makanan khas kapal laut, atau sekadar bersantai di kabin. Anak-anak bermain di ruang terbuka, sementara orang dewasa lebih banyak beristirahat, menikmati perjalanan yang panjang.

Satu malam, kami tiba di perairan Selat Makassar, dan sesekali kapal bergoyang lebih keras akibat ombak yang lebih besar. Meski begitu, perjalanan tetap terasa aman, dan kami menikmati malam yang tenang sambil tidur di kabin. Makanan yang disajikan tetap memadai, dengan berbagai pilihan seperti nasi goreng, mie, hingga ikan bakar segar.

Akhirnya, setelah beberapa hari berlayar, kami mulai melihat garis pantai Kalimantan di kejauhan. Laut yang lebih bergelombang menandakan kami semakin dekat dengan tujuan. Ketapang, pelabuhan yang kami tuju, mulai tampak lebih jelas. Dengan semangat yang membuncah, kami siap untuk segera menginjakkan kaki di tanah Kalimantan.

Saat kapal akhirnya merapat di Pelabuhan Ketapang, perasaan lega pun muncul. Kami turun dari kapal dengan hati penuh kebahagiaan, dengan perjalanan menghabiskan waktu sekitar 2 hari (tgl 26-27 Maret 2025). Perjalanan mudik yang panjang dan penuh tantangan ini akhirnya berakhir, namun kenangannya akan selalu melekat dalam ingatan kami. Aku menyadari bahwa meskipun perjalanan ini memakan waktu dan melelahkan, ada banyak momen indah yang bisa dinikmati selama perjalanan. Dari momen menunggu di pelabuhan hingga berlayar di tengah laut, semuanya adalah bagian dari cerita besar yang akan selalu kami kenang.

Dengan langkah ringan, kami melangkah keluar dari pelabuhan, siap untuk menyambut kehidupan baru di Kalimantan Barat, tempat tujuan mudik yang penuh makna bagi keluarga kami.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun