Mohon tunggu...
Hidayah Qudus
Hidayah Qudus Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Perindu hujan dan penikmat kopi di senja hari
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pemilik blog di https://hiqudsstory.com , content writer, social media enthusiast, juga ibu 3 anak yang bekerja dari rumah.

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Explore Rawamangun Mulai dari Naik LRT, Kulineran hingga Wisata Ziarah

1 Maret 2020   19:41 Diperbarui: 1 Maret 2020   19:39 344
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ini merupakan kali kedua saya mencoba transportasi LRT (Light Rapid Transportation) pertama di Jakarta yang berlokasi di Rawamangun, tepatnya di sebelah stadion Velodrome. 

Pertama kali LRT Jakarta jurusan Rawamangun - Kelapa Gading ini dibuka untuk menyambut gelaran akbar Asian Games 2018. Waktu itu pertama kali LRT diujicobakan pada masyarakat untuk memudahkan transportasi dari Kelapa Gading menuju stadion Velodrome yang juga menjadi salah satu lokasi diselenggarakannya Asian Games.

Pada Minggu, 23 Februari 2020 lalu saya kembali menaiki LRT bersama teman-teman dari ClickKompasiana sekaligus mencoba kulineran dan wisata ziarah di sekitar Rawamangun. Kami berjanji untuk berkumpul di stasiun LRT pukul 13.00 dengan perhitungan kami akan mencoba menaiki LRT pulang pergi sebelum dilanjutkan makan siang.

Foto pribadi
Foto pribadi
LRT jurusan Rawamangun - Kelapa Gading termasuk rute pendek dibandingkan dengan jurusan transportasi lain sejenis seperti MRT yang juga sudah ada di Jakarta ini. Gerbong yang tersediapun hanya 2 gerbong saja yang mampu menampung penumpang sebanyak 200 orang di masing-masing gerbongnya. 

kolase - Foto pribadi
kolase - Foto pribadi
Saya yang tinggal di Manggarai untuk menuju stasiun LRT Rawamangun menggunakan transportasi Trans Jakarta dari halte Manggarai dengan tujuan Dukuh Atas - Pulo Gadung dan turun di halte Pemuda, Rawamangun yang berada persis di sebrang Mall Arion dan stadion Velodrome. Untuk menuju stasiun LRT Rawamangun dari halte Pemuda, saya langsung menuju pintu jembatan penyebrangan orang yang menghubungkan halte Pemuda dan stasiun LRT. 

Untuk memasuki stasiun LRT saya menggunakan kartu elektronik yang sama ketika saya menaiki bus Trans Jakarta, kebetulan yang saya pergunakan adalah kartu Flazz. Tapi teman-teman atau penumpang lain bisa menggunakan kartu elektronik dari bank lain juga selama masih tersedia saldonya.

kolase - Foto pribadi
kolase - Foto pribadi
Foto pribadi
Foto pribadi
Oiya, fasilitas yang tersedia di stasiun LRT Rawamangun ini yaitu mushola, toilet, lift untuk prioritas. Selain itu loket untuk pembelian langsung juga tersedia.

Perjalanan menggunakan LRT kali ini melewati 5 stasiun, dimulai dari stasiun Velodrome, Equestrian, Pulomas, Boulevard Selatan, Boulevard Utara, dan berakhir di stasiun Pegangsaan Dua.

Sayangnya ketika melewati stasiun Pulomas hingga Pegangsaan Dua, kami disuguhi pemandangan banjir yang menggenangi bukan hanya jalanan umum tapi juga perumahan. Turut berduka untuk mereka yang rumahnya terkena musibah banjir.

Foto pribadi
Foto pribadi
Dari stasiun Pegangsaan Dua, kami kembali ke stasiun awal yaitu stasiun Velodrome. Berhubung waktu sudah menjelang sore dan kami masih ada agenda kulineran di sekitar stasiun LRT, kamipun bergegas menuju tempat kuliner. 

Mie Ayam Tasik Rawamangun menjadi tujuan kami selanjutnya. Lokasinya tidak terlalu jauh dari stasiun LRT hingga kami memutuskan untuk berjalan kaki saja. Tidak sampai setengah jam kami sudah sampai di lokasi Mie Tasik.

Mie Ayam Tasik ini terbilang sudah cukup lama berdiri dan menjadi salah satu tujuan wisata kuliner. Mereka menyediakan aneka mie ayam dengan tambahan bakso dan pangsit, tapi yang terkenalnya sih mie ayam babat. Berhubung saya tidak terlalu suka babat, jadi saya memilih mie ayam bakso dengan pangsit.

Foto pribadi
Foto pribadi
Selesai mengisi perut dengan mie ayam Tasik ini, kamipun melanjutkan lagi perjalanan ke tujuan akhir yaitu Makam Pangeran Jayakarta. Kali ini kami melanjutkan perjalanan dengan menggunakan angkot.

Terselip pertanyaan di benak saya mengapa makam Pangeran Jayakarta berada di Rawamangun. Ternyata ada cerita di baliknya. Makam Pangeran Jayakarta sendiri sempat disembunyikan dari masyarakat umum terutama pemerintahan Belanda (VOC) pada masa itu.

Foto pribadi
Foto pribadi
Makam Pangeran Jayakarta ini berada dalam satu komplek, bisa dibilang merupakan makam keluarga. Terdapat mesjid yang bernama Mesjid Jami Assalafiyah yang telah berdiri sejak tahun 1620. Makam Pangeran Jayakarta ini berada di Jalan Jatingara Kaum, Pulo Gadung, Jakarta Timur.

Foto pribadi
Foto pribadi
Nama Jayakarta sendiri sebenarnya bukanlah nama orang, melainkan gelar. Makam Pangeran Jayakarta yang kami kunjungi ini merupakan Pangeran Jayakarta IV yang bernama asli Achmad Jaketra.

Berdasarkan informasi dari Bapak Sachroel yang merupakan salah satu keturunan ke-16 dari Pangeran Sageri yang merupakan cucu keponakan dari Pangeran Jayakarta IV. Adapun silsilah dari Pangeran Jayakarta ini dimulai dari Pangeran Jayakarta I yaitu Fatahilah, Pangeran Jayakarta II yaitu Tubagus Angke dan Pangeran Jayakarta III di Banten.

Foto pribadi
Foto pribadi
Kondisi makam Pangeran Jayakarta IV ini cukup rapi dan terawat. Para pengunjung bebas mengunjungi komplek makam dan mesjid ini sepanjang untuk keperluan ibadah dan ziarah. Oleh sebab itu pengurus komplek makam ini menyediakan buku tamu dan penjaga.

Bagaimanapun makam Pengeran Jayakarta dan mesjid Assalafiyah ini termasuk dalam cagar budaya yang dilindungi undang-undang. Sudah seharusnya para pengunjung turut menjaga dan menghargai keberadaannya.

Foto pribadi
Foto pribadi
Terima kasih untuk Click Kompasiana yang telah memberikan banyak informasi bermanfaat mengenai perjalanan kali ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun