Mereka yang bekerja sebagai tukang becak itu biasanya mempunyai pelanggan yang setia, biasanya yang menjadi pelanggan mereka adalah para pedagang pasar di Bringharjo yang sudah berumur, karena kebanyakan anak muda zaman sekarang lebih memilih menggunakan grab atau gojek sebagai alat transportasi mereka, dibandingkan dengan menggunakan becak.
Seiring berkembangnya zaman dan teknologi yang sudah semakin maju membuat para tukang becak itu semakin kesusahan untuk mencari pelanggan. Hal ini menjadi sebuah tantangan yang besar bagi para tukang becak di Malioboro. Ketika melihat seorang tukang becak tua namun masih mengayuh becak dengan sekuat tenaga membawa penumpang yang juga sudah berusia lanjut, merupakan sebuah pemandangan yang mengharukan dan cukup menyayat hati. Dari situ kita bisa melihat ketekunan dan kesungguhan seseorang dalam mencari nafkah walau telah berusia lanjut.
Becak Sebagai Daya Tarik Wisata
Becak merupakan saksi bisu keindahan Yogyakarta, menjelajahi jantung kota jogja menggunakan becak akan menjadi salah satu pengalaman wisata yang tak terlupakan. Karena dengan menggunakan becak, kita dapat menikmati setiap sudut Malioboro tanpa terburu-buru. Becak tidak hanya digunakan sebagai sarana transportasi, tetapi becak merupakan warisan budaya yang menghubungkan masa lalu dengan masa kini kota Yogyakarta. Para tukang becak biasanya juga menjadi pemandu wisata yang spontan karena biasanya mereka juga mengisahkan cerita-cerita menarik terkait sejarah, budaya, dan kehidupan sehari-hari masyarakat Yogyakarta. Saat ini perjalanan menggunakan becak menjadi sebuah pengalaman yang langka di zaman modern yang serba maju ini.
Tidak hanya berfoto-foto atau sekedar mencari oleh-oleh, interaksi hangat dengan pengemudi becak dapat menjadi sebuah kenangan, karena dapat membuka perspektif unik kita seputar Malioboro yang akan terus abadi dalam ingatan kita. Hal tersebut menjadikan becak sebagai salah satu duta wisata terbaik yang dimiliki kota Yogyakarta.
Regulasi dan Kebijakan Pemerintah dalam Melestarikan BecakÂ
Becak tidak hanya sebuah transportasi tradisional, tetapi juga sebagai aset budaya yang harus dilestarikan di tengah arus modernisasi saat ini. Untuk melestarikan aset budaya ini, dapat melalui kebijakan dengan melakukan pemulihan kawasan khusus becak, yang mana pemerintah dapat membagi jalur-jalur tertentu yang ramah becak di kawasan wisata dan kota tua, agar para tukang becak bisa tetap beroperasi dengan aman.
Kebijakan selanjutnya, bisa juga dengan melakukan kerja sama di sektor pariwisata dan perhotelan, seperti memasukkan becak kedalam paket-paket wisata yang telah dirancang untuk para wisatawan. Dengan kebijakan seperti ini, kedua belah pihak dapat memperoleh keuntungan. wisatawan dapat memperoleh pengalaman yang unik, dan para tukang becak akan mendapatkan pemasukan yang lumayan besar.
Kedua kebijakan tersebut memperlihatkan bagaimana Upaya pemerintah dalam melestarikan becak. Tidak hanya sekedar menjaga agar becak tetap beroperasi, tetapi juga memastikan keberlanjutan ekonomi para tukang becak.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI