Mohon tunggu...
Hawin Fizi Balaghoni
Hawin Fizi Balaghoni Mohon Tunggu... Aktivis Kemanusiaan -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Alumni Universitas Negeri Surabaya. Pedagang Kecil dari Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. Menulis Menjadi Hobi - Traveler - Marketing.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Faidh Sairul Qolbi

14 Oktober 2018   06:49 Diperbarui: 14 Oktober 2018   08:16 312
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Anakku, Faidh Sairul Qolbi. 

Selamat Jalan Sayang.

Kemarin, sore hari aku bermimpi tentang anak kecil yang bermain diatas kasur. Mimpi itu sangat indah, lalu kuceritakan kepada istriku, hingga hampir kutulis google (search:primbon) iseng-iseng apakah artinya. Namun, belum sempat terketik satu huruf pun istriku mengingatkan tentang anak pertama kami yang meninggal hampir 1 tahunnya sesuai dengan hitungan penanggalan hijriyah. Saya tertegun di dalam hati " Ya Allah... Terima kasih sudah dipertemukan walau dalam mimpi."

Anak laki-laki yang imut itu hadir dalam mimpi yang sekejab membuat mata menahan air matanya. Seperti ada yang kangen yang tersambung antara aku dan anakku. 

Sekejap kutulis dalam sebuah catatan tentang perasaanku kepadamu, Nak. Ceritaku kepada istri tentu membuatnya meneteskan air mata, apalagi saat kubilang dengan gamblang anak kecil dalam mimpi itu laki-laki, lucu, dan menyapaku dengan bahagia. Tidak semua pernah menjadi orang tua hanya selama 3 hari. 

Aku masih ingat nak, saat menunggumu di rumah sakit tidur diemperan di dekat jendela hanya agar tidak terlewatkan panggilan dari suster. Kesehatanmu menjadi harapan keluarga agar bisa segera pulang di rumah.

 Sudah satu tahun lalu harapan itu menjadi sebuah harapan berlalu. Kepergiaanmu mengadap ilahi adalah sesuatu yang tidak terduga bagi kami. Aku ingat saat kamu menggerakkan badan di sebuah inkubator bayi prematur. Apalagi di hari kedua kamu bisa menangis, suaramu yang membuat aku bahagia. Serasa sudah diujung sebentar lagi sehat, tapi ternyata takdir berkata lain. 

Nak, mungkin dunia ini terlalu sempit jika kebersamaan kita harus bertatap muka, datang lagi ke mimpiku ya?. Ayah masih kangen kamu. Seperti kemarin, dengan wajah bahagia menatapku di dalam mimpi. Nak, kamu kembali pulang kepangkuan ilahi tanpa pertanyaan sesulit yang nanti ayah hadapi. 

Hakikatnya, beruntungnya dirimu. Sesekali jenguk juga ibumu ya, agar terbayar tetesan air matanya saat kangen kamu. Semua yang bernyawa pasti akan pulang ke alam selanjutnya. Kita semua tinggal menunggu saat bersama kembali. Innalillahi wa inna ilahi rojiun. Al-fatihah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun