Mohon tunggu...
hesty kusumaningrum
hesty kusumaningrum Mohon Tunggu... Human Resources - swasta

seorang yang sangat menyukai film

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Transnasional dan Kebangsaan Kita

19 Mei 2022   21:21 Diperbarui: 19 Mei 2022   21:47 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mungkin kita bosan dengan pepatah bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh. Lalu kita juga diingatkan dengan simbolisme lidi yang patah jika kita memegangnya satu persatu, namun sangat sulut patah jika lidi itu menjadi sebuah sapu. Sapu itu sulit dipatahkan dan akhirnya berguna untuk menyapu.

Namun pepatah dan simbolisme itu sangat penting dan dalam artinya. Banyak hal bisa kita tunjukkan bahwa dengan bersatu kita bisa menangkal tantangan yang sangat besar sekalipun. Kita lihat saja visual maupun narasi soal perlawanan masyarakat Surabaya saat Belanda membonceng Sekutu dengan maksud untuk kembali menduduki Hindia Belanda. 

Namun nyaris seluruh masyarakat Surabaya dan kota-kota sekitarnya melawan dengan segenap hati demi mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Bahkan beberapa prajurit Sekutu menjuluki perlawanan itu sebagai neraka dunia.

Saat itu puluhan ribu masyarakat Surabaya tewas dalam perlawanan itu dibanding dengan ratusan prajurit Sekutu. Namun mereka mampu membuat pasukan dengan senajata lengkap itu keluar dari Surabaya. Ini adalah satu dari sekian banyak contoh, bagaimana perasaan bersatu dapat melawan apapun di dunia.

Dengan kata lain, Semangat nasionalisme menandakan rumusan identitas kebangsaan yang tidak lagi terikat oleh fanatisme suku, etnis, dan kepentingan sekterian lainnya. Kita tahu saat perjuangan melawan penjajahan dan segala tantangan itu, kaum santri bersatu dengan masyarakat jelata bahkan para pedagang Cina dan Arab yang banyak di Surabaya. 

Pada masa pra kemerdekaan , juga banyak kaum China, keturunan Belanda dan beberapa orang non Jawa yang turut membantu Soekarno dkk merumuskan konsep kemerdekaan. Itu sebabnya kenapa konsep kebangsaan kita sangat mengakomodir keberagaman dan Pancasila sekali lagi terbukti merupakan perekat yang sangat ampuh.

Sayangnya, dengan kemajuan teknologi dan berbagai problematikannya, perasaan pentingnya persatuan dalam konteks kebangsaan. Orang tidak lagi menganggap penting orang lain atau bangsanya. Mereka sering hanya memikirkan kepentingannya sendiri, bahkan keyakinannya sendiri tanpa peduli dengan keberadaan dan keyakinan orang lain.  

Bahkan banyak keterbelahan dalam masyarakat hanya karena salah memahami konteks besarnya atau bisa juga karena pemahaman  orang sering terlalu sempit.

Penyebab soal ini sering kita sebut sebagai faham transnasional dan agama dan fanatisme. Faham inilah yang kemudian sering menjadi pembelah bangsa dan melupakan konteks kebangsaan dan lupa kenapa kita yang berbeda ini bertekad menyatu menjadi satu bangsa.

Faham ini kemudian melahirkan intoleransi, ekstremisme dan radikalisme. Malah beberapa pihak meyakini bahwa kekerasan sah saja dilakukan karena keyakinan agama. Sehingga kita bisa lihat bagaimana politik dan agama dengan mudah mencabik persatuan kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun