Mohon tunggu...
hesty kusumaningrum
hesty kusumaningrum Mohon Tunggu... Human Resources - swasta

seorang yang sangat menyukai film

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Bersatu dalam Toleransi

3 Januari 2020   05:41 Diperbarui: 3 Januari 2020   05:48 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Awal tahun ini kita dikejutkan oleh peristiwa banjir yang menimoa wilayah Jakarta. Banjir yang cukup besar dan sempat melumpuhkan Jakarta tepat hari pertama tahun 2020. Ini adalah banjir terbesar setelah tahun 2013 yang juga besar. Hanya saja kali ini banjir sangat besar karena curah hujan yang sangat tinggi. Sebagai perbandingan, intensitas curah hujan pada tahun 2013 adalah sebesar 100 mm/hari, sedangkan pada 2020 ini sekitar lebih dari 350 mm/hr.

Hal patut diperhatikan pada peristiwa ini selain para korban yang harus ditangani sesegera mungkin adalah perang narasi yang dilontarkan masyarakat yang tidak setuju dengan langkah-langkah yang diambil Gubernur Jakarta, Anies Baswedan untuk menangani dan mencegah banjir.

Langkah-langkah Gubernur yang menimbulkan pro dan kontra adalah langkah yang dilakukan pemimpin daerah. Gubernur dianggap tidak becus dalam menangani banjir.

Kritik soal cara Gubernur mencegah terjadinya banjir dikemukakan oleh banyak pihak karena Gubernur tidak melakukan program naturalisasi sungai yang menjadi kesepakatan bersama sebelumnya (2011) oleh Gubernur saat itu (Foke ) dan pemerintah pusat. Dalam rencana itu disepakati bahwa pemerintah daerah yang menyediakan lahan, dan pemerintah pusat yang akan membereskan infrastruktur.Hanya saja itu tidak dilakukan oleh Gubernur Anies Baswedan. Beberapa kritik juga dilontarkan ke pemimpin Jakarta itu karena dianggap tidak ada early warning soal banjir sebelumnya, agar masyarakat bisa bersiap.

Hal itu menimbulkan 'perang narasi' yang sebenarnya tidak layak dilakukan oleh para lover dan haters di media sosial. Mereka menyerang kubu gubernur dan memuji kubu mereka sendiri. Sebaliknya di pihak lain memuji langkah-langkah gubernur dan menyalahkan pihak lainnya.

Hal itu menjadi pembicaraan dominan di ranah medsos dan menjadi trending topic selama beberapa hari. Menjadi trending mungkin hal biasa tetapi untuk dipertentangkan terus menerus adalah hal yang selayaknya tidak dilakukan dalam keadaan bencana seperti sekarang ini. Sebaliknya seharusnya kita bersama harus satu padu dan bersatu untuk menanggulangi bencana kali ini.

Bencana adalah salah satu hal yang harus dihadapi oleh bangsa kita, selain berbagai persoalan yang harus kita pecahkan bersama, seperti intoleransi, radikalisme, narkoba dan korupsi. Dalam hal intorelansi, radikalisme dan terorisme, sudah selayaknya kita bersatupadu untuk mencegahnya, yaitu dengan cara menggalang toleransi, baik toleransi agama maupun toleransi etnis.

Juga narkoba dan korupsi, kita harus satupadu untuk memberangusnya dan bukan mempertentangkannya. Karena mempertentangkan menguras tenaga dan waktu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun