Mohon tunggu...
hesty kusumaningrum
hesty kusumaningrum Mohon Tunggu... Human Resources - swasta

seorang yang sangat menyukai film

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Persatuan Harus Terus Kita Kabarkan

25 Juni 2019   02:08 Diperbarui: 25 Juni 2019   02:09 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Anda mengikuti sidang perselisian Pilpres 2019 di Mahkamah Konstitusi (MK) ? Sidang yang berlangsung nyaris dua minggu dilakukan marathon karena keputusan MK amat dibutuhkan agar kita bisa menyelenggarakan tahapan selanjutnya dalam konstitusi, yaitu jika gugatan pemohon Capres no 2 ditolak atau diterima, akan punya konsekwensi masing-masing.

Sidang full speed itu memang menyita perhatian masyarakat. Dikatakan full speed karena sidang bisa berlangsung dari pagi hingga subuh. Atau sampai larut malam. Ini karena selain banyak alat bukti juga banyaknya saksi yang bersedia bersaksi. Menyita perhatian masyarakat karena proses ini banyak melibatkan emosi masyarakat, baik dari kubu 01 maupun kubu 02.

Tapi jika kita perhatikan pada akhir masa sidang, pemohon yaitu kuasa hukum Capres no 02 dan para terkait (kuasa hukum Capres 01, pihak KPU dan hakim MK) membaur dan berfoto bersama. Moment itu cukup mengejutkan public dan akhirnya viral di media sosial. Bukan hanya di twitter tapi juga instagram. Berseliweran di linimasa dua platform dunia maya itu. Tak hanya itu, media online banyak memuat berita foto itu.

Caption foto itu rerata berbunyi bahwa 01 , 02 dan KPU menjadi 00. Setelah melampaui masa-masa penuh argument, saling menyerang dan mempertahankan argument, mereka sampai pada tahap akhir yaitu masa dimana para hakim memulai rapat-rapat internal setelah bukti dan saksi dipertontonkan. Foto itu memperlihatkan dua pihak gembira dan nyaris tak ada dari mereka yang bertekuk jidat. Semua menampakan kegembiraan. 00 - Bersatu kembali sebagai bangsa Indonesia.

Tentu saja ini hal yang sangat menggembirakan dan menyenangkan. Setelah masa kampanye Pilpres yang amat panjang (lebih dari 6 bulan) dan melelahkan karena sebagaian narasi yang muncul adalah pertentangan dua pendukung Capres. Pembelaan dari kata yang halus sampai kasar, gampang ditemui. Begitu juga narasi yang menyerang, dari narasi halus sampai jutaan narasi kasar dan menohok lawan, amat mudah ditemui.

Pada tataran akar rumput, kontestasi itu memberi dampak cukup besar. Banyak dari pendukung yang terpaksa harus bersitegang dengan teman, sahabat bahkan saudara. Suami, istri dan anakpun kadang berbeda pendapat dan membuat suasana menjadi kurang nyaman.

Sehingga momentum foto bersama di akhir masa sidang dan vira di dunia maya dan mainstream itu paling tidak memberi satu makna bahwa adu argument ada masanya untuk berhenti. Dua pihak bersatu dan bersama-masa menjunjung demokrasi di negara kesatuan Republik Indonesia. Dan jika hakim di MK sudah menentukan sang pemenang , semua pihak harus menghargai dan respek terhadap keputusan itu.

Karena itu pada minggu-minggu mendatang, bisa dikatakan bahwa Indonesia sampai pada masa kedamaian dimana persatuan sebagai bangsa telah menemukan waktunya. Pendukung dua pihak tak akan bersitegang lagi dan bersama-sama membangun bangsa.

Mari kita suarakan persatuan Indonesia di linimasa kita.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun