Mohon tunggu...
hesty kusumaningrum
hesty kusumaningrum Mohon Tunggu... Human Resources - swasta

seorang yang sangat menyukai film

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kita Harus Peka terhadap Konten Medsos

26 Februari 2018   16:10 Diperbarui: 26 Februari 2018   16:22 268
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
www.i-webservices.com

Perkembangan situasi sosial politik akhir-akhir ini selalu dibumbui dengan isu Suku, Agama, Ras dan Antar golongan (SARA) sering memperihatinkan banyak pihak. Rasa kebencian seringkali mewarnai sekeliling melalui media sosial. Ujaran kebencian dan saling hujat mewarnai timeline media sosial milik teman atau kerabat.

Kerukunan bangsa yang dulu akrab dengan kita, kini terasa menjauh. Jika dulu dengan tulus kita mau mengucapkan selamat Natal dan tahun baru atau selamat Galungan kepada teman yang tidak seagama dengan kita, kini itu tidak ada lagi. Yang ada kekakuan diantara penganut dan pemeluk agama yang kini segan mengucapkan selamat dengan tulus kepada sesamanya.

Beberapa tokoh bangsa dan tokoh agama menyerukan bahwa pandangan --pandangan Islam moderat harus dikampanyekan di tengah kondisi bangsa yang sering dilanda ancaman pudarnya keutuhan dan kerukunan bangsa. Mereka menyatakan bahwa rasa kebangsaan perlu terus diperkuat. Tenun kebangsaan jangan sampai robek hanya karena perbedaan politik di pilkada yang kemudian dibesar-besarkan.

Pandangan keberagamaan dan kebangsaan yang moderat merupakan bagian penting yang diajarkan di sekolah, pesantren-pesantren dan beberapa komunitas. Pesantren dengan ajarannya yang tawasuth(moderat) menjadi modal penting bagi bangsa untuk menjaga kedamaian, toleransi dan kebhinekaan.

Pesantren, sekolah dan komunitas kini amat lekat dengan medsos. Sehari-harinya mereka memakai medsos untuk berkomunikasi maupun untuk belajar. Di medsos mereka mendapat informasi , termasuk pengaruh baik dan buruk. Ujaran kebencian dan penekanan pada anti perbedaan juga kerap didengungkan di medsos.

Pesantren, sekolah dan komunitas terdidik harusnya bisa menjadi teladan untuk menyuarakan penerimaan soal keberagaman. Mereka harus bisa menyadarkan kepada beberapa pihak yang radikal akan makna pentingnya menghargai perbedaaan dan menyuarakan kerukunan sebagai bangsa, termasuk di media sosial. Jika ada pihak yang anti keberagaman,mereka harus mengingatkan. Karena itu kita harus peka terhadap narasi di medsos, jika perlu melakukan ronda terhadap konten medsos yang kita terima.

Langkah kecil masing-masing pihak ini amat penting untuk memulai langkah besar. Langkah besar dapat menjadi kekuatan dahsyat jika masing-masing kita bersatu dan rukun sebagai bangsa. Jangan sampai bangsa kita yang sudah besar ini menjadi rapuh karena kita mau dikotak-kotakkan bahkan dihancurkan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun