Mohon tunggu...
Hestri Parahest
Hestri Parahest Mohon Tunggu... hobi menulis

coretan si miskin diksi dan intuisi

Selanjutnya

Tutup

Joglosemar

Pasmod BSB City : Refleksi Nilai Sosial dan Budaya Lokal

2 September 2025   07:46 Diperbarui: 2 September 2025   07:46 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana di dalam Pasmod BSB City, Semarang (Sumber : dokumentasi pribadi)

Setiap kali saya memasuki gedung Pasmod BSB City untuk berbelanja, saya selalu merasakan berada di sebuah tempat jual beli yang bersih, nyaman, aman, tata ruangnya teratur, pembayaran digital tersedia, dan bermacam fasilitas memadai lainnya layaknya sebuah pasar modern. Namun di sisi lain, saat saya bertemu dengan penjual, saya merasakan nuansa kekeluargaan sebagaimana interaksi sosial yang sering ditemui di pasar tradisional. Saat jual beli, penjual dan pembeli saling beramah tamah, bercerita, dan berbagi informasi dengan tetap mengedepankan penghargaan satu sama lain. Pedagang yang sudah lama berjualan sering kali hafal dengan kebutuhan pembeli tetapnya. Ini mencerminkan sebuah ikatan sosial yang kuat antara penjual dan pembeli, dengan berdasar empati dan kekeluargaan sebagai bagian dari nilai kemanusiaan.

Etalase Budaya Lokal

Lapak pasar di area dalam gedung Pasmod BSB City mulai buka jam 5 pagi sampai jam 3 sore. Bahkan beberapa penjual di area food court dan kulineran lokal di pertokoan juga ada yang buka hingga jam 9 malam, termasuk barber shop dan toko-toko kelontong. Jajanan pasar, makanan, dan minuman tradisional seperti serabi, lumpia, bandeng presto, gudeg, rujak, jamu, es dawet, dan yang lainnya juga tersedia di lapak dan pertokoan pasmod. Bahkan ada juga lapak yang khusus menjual oleh-oleh khas Semarangan. Kerajinan anyaman bambu juga ada di lapak pasar modern ini, seperti kipas anyaman, bakul tempat nasi, tudung saji, dan perlengkapan rumah lainnya. Itulah mengapa Pasmod BSB City juga berperan sebagai etalase kekayaan budaya lokal. Menjelang lebaran, lapak pasar juga dibanjiri oleh janur dan ketupat untuk memenuhi kebutuhan tradisi masyarakat yang selalu menyajikan ketupat opor dan sambel goreng sebagai makanan khas saat lebaran tiba. Ini menandakan pasar bukan hanya tempat untuk berbelanja saja, melainkan juga berfungsi sebagai sebuah ruang pelestarian tradisi dan budaya.

Area parkir yang luas dan suasana nyaman di Pasmod BSB City membuat pembeli dari berbagai kalangan usia tidak enggan untuk berkunjung. Ini memungkinkan pasmod bermulti-peran sebagai ruang edukasi sosial budaya bagi generasi muda. Melalui interaksi dan pengalaman berbelanja, nilai-nilai sosial dan pengetahuan budaya lokal secara alamiah dapat meresap dalam hati dan jiwa para generasi muda, khususnya Gen Z.

Pasmod BSB City dalam realitanya tidak hanya sebagai tempat jual beli dan penopang perekonomian lokal saja. Terbentang harapan panjang walaupun di bawah atap sebuah pasar modern, yaitu selalu terjaganya nilai-nilai sosial yang luhur, budaya, dan kearifan lokal, agar tidak luntur oleh modernisasi dan kemajuan teknologi.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Joglosemar Selengkapnya
Lihat Joglosemar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun