Pembuatan IPAH dilatarbelakangi oleh besarnya penurunan permukaan air tanah di wilayah tersebut, sebagai akibat tingginya pemakaian air dalam tanah, via sumur artetis. Disini air hujan dimanfaatkan sebagai sumber air alternatif untuk menghemat air dalam tanah. Sistem kerja instalasi ini cukup sederhana, air hujan ditampung, lalu diproses dengan elektrolisasi selama 24 jam, selanjutnya air bisa dimanfaatkan oleh warga setempat untuk kebutuhan memasak atau langsung diminum. Benar-benar sebuah langkah antisipatif dalam menghadapi ancaman kelangkaan air bersih di masa mendatang. Semoga cerita ini meneladani dan menginspirasi munculnya area-area tangkapan air hujan di sekitar kita, yang menandai sebuah upaya konservasi.(*)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI