Mohon tunggu...
Hestik Kusmiati
Hestik Kusmiati Mohon Tunggu... -

S1 PPKn UNIVERSITAS MATARAM, NTB

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Keterbatasan Bukan Penghalang untuk Bersekolah di sekolah Formal

19 Maret 2015   07:44 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:26 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1426725495239152027

Deden Abdurrahman salah seorang siswa ingklusi di sebuah sekolah negeri yang ada di mataram, tepatnya di SMAN 6 Mataram. Siswa ingklusi adalah siswa yang dengan keterbatasannya bisa bersekolah di sekolah formal. SMAN 6 MATARAM satu-satunya sekolah di kota Mataram yang menerima siswa ingklusi. Deden bukan berasal dari kota Mataram melainkan berasal dari Bogor, namun di Mataram Deden tinggal di sebuah asrama SLB yang ada di Selagalas. Keterbatasan yang dimiliki deden adalah dia tidak bisa melihat (tuna netra), keterbatasan yang ia miliki bukan bawaan dari lahir namun merupakan akibat dari sebuah kecelakaan yang menimpanya sewaktu masih duduk di kelas 6 SD. Pada awalnya pengelihatan Deden memang kurang jelas sehingga dia harus menggunakan kacamata. Kecelakaan yang dialami Deden berawal ketika ia sedang berada di Monas, dimanapada waktu itu deden mengalami kecelakaan kacamata yang digunakan deden pecah dan partikel pecahan kacamata tersebut masuk ke dalam mata Deden. Dari situlah pengelihatan Deden mulai hilang total.

Deden pun pernah mengalami rasa putus asa, hal ini diakibatkan karena kecelakaan yang dialaminya membuat ia mendapat perlakuan diskriminatif oleh orang tuanya yaitu dalam hal pemenuhan kebutuhan yang berbeda dari saudara-saudaranya yang lain, dimana saudara-saudaranya yang lain lebih diprioritaskan. Namun Deden bisa bangkit dari keterpurukan yang dia alami dengan motivasi dari dirinya sendiri untuk maju dan meraih masa depan yang cerah dan dapat berprestasi. Namun dibalik keterbatasan yang dimilikinya ada bakat yang luar biasa dalam dirinya yaitu bakat dalam bidang bermusik seperti pandai bermain gitar dan drum. Bakat yang dimiliki Deden dapat ia tujukan dengan ia mengikuti lomba festival ban di Malang dan mendapat juara 3 dan sering ditunjuk untuk mewakili sekolah dalam lomba menyanyi tingkat nasional serta pernah mengikuti 5 kali lomba debat UUD mewakili NTB. Selain itu juga Deden juga berprestasi dalam bidang akademik yaitu menguasi bahasa Indonesia, Jerman dan bahasa Inggris. Begitu banyak bakat yang dimilikinya dibalik keterbatasan yang dia miliki. Terkadang kita berfikir bahwa dengan tidak sempurnanya fisik yang kita miliki membuat kita merasa tidak berguna dan malu.

Namun tidak bagi Deden, dia beranggapan bahwa dibalik kekurangan yang dimilikinya ada sebuah anugrah yang besar yang Allah beikan kepadanya yaitu bakat yang luar biasa dan Deden pun memiliki cita-cita ingin menjadi guru music dan tutor. Dalam belajar Deden pun memiliki alat bantu seperti:

a.Record, untuk merekam materi yang diberikan oleh gurunya

b.Buku bryle, merupakan buku khusus yang diberikan untuk deden

c.Jalan khusus, yaitu jalan yang sengaja dibuat oleh pihak sekolah untuk siswa yang memiliki keterbatasan dalam melihat, dan jalannya berupa jalan yang agak timbul dan kasar.

Berdasarkan anggapan teman dan gurunya Deden tidak mengalami kesulitan yntuk beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Dia merupakan sosok yang baik, pintar dan memiliki bakat yang luar biasa. Dan anggapan gurunya mengenai Deden adalah dia merupakan anak yang istimewa yang memiliki bakat yang luar biasa dan Ibu Emi yang merupakan motivator bagi Deden dan sekaligus guru BK di SMAN 6 Mataram. Motivasi yang diberikan ibu Emi kepada deden salah satunya adalah Deden harus bisa memahami dirinya sendiri dan dengan begitu dia dapat mengenali bakat yang dimilikinya sehingga dpat mengembangkannya dengan baik dan memanfaatkan potensi yang dimilikinya. Namun dalam proses pembelajaran Deden memang sedikit mengalami kesulitan yaitu agak sedikit lebih lambat dlam memahami pembelajaran karena keterbatasan pengelihatanya dan tidak terlalu memahaimi pelajaran di bidang eksak seperti matematika, fisika, dan lain-lain karena banyak symbol-simbol yang tidak dpat ia pahami.

Dan, inilah sebuah pesan dari Deden untuk anak-anak indonesia dan kita semua yaitu jangan pernah pesimis, teruslah berkarya dalam meraih cita-cita dengan motto “garuda di dadaku semangat di hatiku”. Pesan Deden merupakan penyemangat bagi kita semua supaya tetap berkarya dan terus semangat dalam meraih masa depan. “Ayolah kawan-kawan semua tetaplah bersemangat untuk meraih mimpi dan masa depan yang cerah”.

~SEMANGAT~

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun