Mohon tunggu...
Hesti Edityo
Hesti Edityo Mohon Tunggu... Administrasi - Guru

Seorang ibu dari 4 lelaki hestidwie.wordpress.com | hesti-dwie.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Edukasi

Ngidam, Sinyal Tubuh Saat Membutuhkan Sesuatu

9 November 2013   16:28 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:23 751
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Beauty. Sumber ilustrasi: Unsplash

Horeee....akhirnya saya hamil! Begitu yang dulu saya rasakan saat melihat ada dua garis merah muda pada batangan test pack. Girang benar, apalagi ini kehamilan yang ditunggu-tunggu. Sejak menikah di tahun 2000, baru setahun kemudian kabar baik itu datang. Saya pun merasakan yang namanya ngidam.

Ada yang bilang, ngidam sebenarnya adalah sinyal tubuh dimana tubuh sedang membutuhkan zat-zat tertentu yang ada dalam makanan yang kita inginkan. Mungkin ada benarnya. Dulu, saat hamil anak pertama, saya yang sebelumnya tidak begitu suka ikan asin, mendadak jadi penggemar beratnya. Mungkin karena saat itu saya sensitif terhadap bau-bauan yang kelewat menyengat, seperti bau amis ikan dan tiba-tiba pula mual dengan aroma bakso. Bisa saja saat itu tubuh mulai kekurangan protein atau kandungan gizi lain yang ada dalam ikan dan daging. Ikan asin yang sudah tak seamis ikan segar, akhirnya yang menjadi pengganti.

Lain hari saya ngidam mie ayam kangkung. Dipikir-pikir saat ngiler dengan makanan satu ini, saya memang dalam kondisi morning sickness, mual begitu mencium aroma nasi panas dan zat besi yang menyengat pada susu hamil. Jadi, tubuh pun memberi peringatan bahwa saya butuh karbohidrat dari mie, dan zat besi dari kangkung.

Tapi bagaimana kalau yang diidamkan bukan makanan, tapi sesuatu, seperti ingin candle light dinner di resto mahal dan dibelikan berlian? Ah, kalau yang begini, sih, modus namanya, ya? Eh, tapi ada pula yang berteori, bahwa ngidam sebenarnya adalah suatu bentuk kemanjaan yang spontan muncul pada bumil. Perasaan tak mengenakan yang seringkali muncul saat hamil, seperti, mual, pegal pinggang dan kaki, seakan "harus" dibayar dengan bentuk perhatian lain yang kemudian muncul menjadi ngidam itu tadi. Semacam tuntutan agar suami ikut merasakan "penderitaan", minimal ikut pegal-pegal mencari apa yang diinginkan istrinya. Barangkali ini sebabnya orang tua jaman dulu selalu bilang, kalau ngidam tidak dituruti keinginannya bisa-bisa anaknya ngencesan. Mitos ini mungkin awalnya sekedar ancaman untuk para suami agar menuruti apa yang diinginkan istrinya yang sedang hamil. Maklum, ibu hamil 'kan serba sensi....

Soal sensi, pernah waktu hamil anak kedua saya sampai nangis-nangis minta dibelikan ati ayam goreng di warteg. Waktu hamil anak kedua dan ketiga, saya memang jarang minta dibelikan makanan ini itu ke suami. Kalau kepingin sesuatu, ya, berangkat cari sendiri. Nah, sampai suatu hari itu saya mikir, hamil yang ini, kok, nggak kayak hamil pertama dulu, ya? Dulu, jangankan minta sesuatu, nggak minta sesuatu pun ditawari. Hamil yang ini, kok, apa-apa saya cari sendiri? Begitu suami bilang, "Biasanya juga beli sendiri, motor ada, duit punya..." Menangislah saya sampai suami kebingungan di buatnya, dan tanpa menunggu lama langsung bablas beli ati goreng. Jadi bukan masalah ingin makan ati gorengnya sebenarnya, tapi lebih mencari perhatian suami...hehehehe

Soal cari perhatian lewat ngidam, saya rasakan benar saat hamil anak keempat. Inilah kehamilan dimana saya dan suami menjalin hubungan long distance relationship. Sudah berjauhan, mana badan pegal, ditambah kehamilan ini tidak diduga sama sekali dan sempat membuat saya shock. Benar, lho, di awal hamil si bungsu, saya sempat ngomel-ngomel ke suami karena mencemaskan ini itu. Dari situ tampaknya suami sebisa mungkin menjadi suami siaga. Tak perlu saya nangis-nangis lagi saat menginginkan sesuatu, cukup sms atau telpon pasti dituruti. Jeleknya...justru saya jadi sering sengaja minta dibelikan ini itu yang sebenarnya nggak pengen-pengen amat! Hahahahahaha

Kesimpulannya, benar juga kalau hamil sebenarnya sinyal tubuh karena butuh asupan makanan tertentu dan butuh perhatian.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Edukasi Selengkapnya
Lihat Edukasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun