Pada keterampilan mengatur waktu belajar sebesar 44.6% tidak mampu mengatur waktu belajar dengan baik. Misalnya penggunaan waktu luang. Sebenarnya mereka bukan kekurangan waktu tetapi cara pengaturan waktulah yang tidak tepat.
Pada keterampilan membaca buku sebanyak 50% siswa tidak membaca semua isi dan tidak membaca beberapa bagian. Pada keterampilan menghapal pelajaran sebesar 48,2% mengalami masalah dalam memahami Isi buku pelajaran yang dibaca.Â
Jangan sampai ada kata, istilah, kalimat definisi, ungkapan, dalil, hukum, atau rumus yang tidak dapat di mengerti arti, makna, ataupun maksudnya. Pada keterampilan meringkas buku yaitu sebesar 42,5% tidak mampu meringkas buku Pelajaran. Dalam penyimpulan materi pelajaran diperlukan pemahaman untuk mencari ide pokok dari ringkasan yang akan dibuat.
Pada keterampilan mengingat, konsentrasi, dan ketahanan dalam belajar yaitu sebesar 61,4% tidak mampu untuk mengingat, konsentrasi, dan ketahanan dalam belajar.Â
Misalnya tidak dapat belajar dengan baik, yang disebabkan oleh perasaan gelisah, murung, dan pikiran yang kacau. Pada keterampilan penyelesaian tugas sebesar 49,8% siswa tidak mampu menyelesaikan tugasnya tepat waktu, dan tugas dikumpulkan tidak dibuat kopiannya sebagai bahan untuk persiapkan ujian.
Dengan menggunkan bimbingan belajar masalah-masalah di atas dapat diatasi. Contohnya untuk mengatasi keterampilan penyelesaian tugas, konselor dapat menggunkan bimbingan belajar dalam bentuk bimbingan kelompok dengan cara pemberian penjelasan, kiat-kiat, dan memberi pengertian menganai pentingnya memiliki catatan guna persiapan untuk ujian. Â (Syafni, Syukur, & Ibrahim, 2013, hlm 17)
FAKTOR PENYEBAB MASALAH BELAJAR
Secara garis besar, penyebab timbulnya masalah belajar peserta didik dapat dikelompokkan menjadi dua kategiru, yaitu meliputi:
Faktor-faktor internal yang berasal dari dalam diri peserta didik, yaitu gangguan fisik seperti kurang berfungsinya (organ-organ perasaana, alat bicara, gangguan panca indra, cacat tubuh atau kesehatan), ketidak seimbangan mental atau gangguan fungsi mental, kelemahan emosional, serta kelemahan yang disebabkan oleh kebiasaan dan sikap yang salah.
Faktor-faktor eksternal atau faktor yang berasal dari luar diri peserta didik, yaitu (1) sekolah atara lain sifat kurikulum yang kurang fleksibel, beban belajar yang terlalu berat bagi peserta didik, metode mengajar yang kurang memadai, kurangnya alat dan sumber untuk kegiatan belajar. (2) keluarga atau rumah antara lain keluarga tidak utuh dan atau kurang harmonis, sikap orang tua yang tidak memperhatikan pendidikan anaknya dan keadaan ekonomi. (Budiarti, 2017, hlm 45-46)
SIMPULAN
Bimbingan belajar merupakan proses bantuan yang diberikan kepada peserta didik dalam tatanan pendidikan sekolah yang berhubungan dengan kebutuhan, minat, serta membantu peserta didik meningkatkan motivasi berprestasi peserta didik di sekolah. Program kegiatan bimbingan belajar yang dirumuskan bagi peserta didik bertujuan untuk membantu peserta didik dalam meningkatkan motivasi berprestasi. secara khusus, tujuan bimbingan belajar, yaitu peserta didik dapat memahami dirinya, dapat memiliki keterampilan belajar, mampu memecahkan masalah belajar, terciptanya suasana belajar yang kondusif bagi peserta didik, dan peserta didik memahami lingkungan pendidikan.