Merencanakan ingin membangun bisnis bersama teman bisa menjadi sesuatu yang patut dipertimbangkan. Faktor kedekatan emosional diantara keduanya karena sudah saling mengenal karakter satu sama lain tentu bisa lebih mudah untuk memulai awal sebuah bisnis.
Tentu tidak menjadi jaminan bahwa membangun bisnis bersama teman itu proses mulai dari merintis, mengelola, menjalankan dan membangun hingga menjadi sebuah bisnis yang setle akan menjadi lebih mudah.
Berbagai tantangan akan membentang di depan. Mulai dari perbedaan pendapat, ide atau gagasan, bahkan hingga kepada ego masing-masing akan mewarnai perjalanan rintisan bisnis yang akan di jalankan.
Begitu lah yang dialami oleh 2 orang sahabat yang sudah bersahabat sejak SMP, berinisiatif untuk membangun sebuah bisnis fashion dengan konsep ready to wear.
Ya, mereka adalah Ria Sarwono dan Carline Darjanto, 2 sahabat yang sukses membangun brand fashion Cotton ink hingga sampai sekarang atau dikenal sebagai founder dan co-founder dari sebuah brand fashion ready to wear khusus untuk wanita.
Ria dan Carline sudah bersahabat sejak berada di bangku SMP hingga sekarang, business in crime lebih tepatnya. Keduanya merintis bisnis pakaian dengan label Cotton Ink pada tahun 2008.
Awal mula dari bisnis ini lahir dari spontanitas. Ketika itu Carline yang sudah kelar kuliah dari jurusan Fashion Designer, pada saat itu masih idealis dan gak tau mau ngapain. Iseng-iseng ngajakin Ria, sahabatnya untuk jualan kaos.
Namun, dari iseng-iseng ternyata mereka melihat ada potensi dari bisnis pakaian. Tercetuslah ide nama Cotton Ink. Karena pembuatan kaos yang mereka jual bermodalkan Cotton (Kaos) dan Ink (Tinta).
Menyadari adanya potensi dari berbisnis pakaian, Carline berkata kepada Ria, Kayaknya kita harus “ Now or Never “ deh (sekarang atau tidak sama sekali) untuk terjun lebih fokus ngerjain ini sekarang, kayaknya kita ga akan dapat menangkap kesempatan deh, begitu ucap carline kepada Ria.
Selama menjalankan Cotton Ink, Ria bertugas sebagai Brand and Marketing Director sementara Carline menangani urusan desain mendesain atau sebagai creative director.
Di awal-awal perjalanan mereka menjalankan bisnis, tantangan dan hambatan itu pasti mereka alami lazimnya dialami oleh setiap pengusaha. Kalau tidak ada hambatan atau tantangan tentu tidak akan bisa mencapai kesuksesan.
Karena setiap pengusaha sukses pasti telah lebih dulu melewati tantangan demi tantangan mulai dari yang ringan hingga yang berat.
Silang pendapat diantar keduanya, bingung dalam pembagian tugas siapa yang ngerjain apa dan hingga berantem karena banyak hal menjadi tantangan tersendiri bagi mereka untuk menjalankan bisnis yang sudah mereka rintis itu.
Menyatukan pendapat, ide yang berasal dari 2 kepala tentu adalah hal yang tidak mudah. Ini yang menjadi penyebab mengapa bisa terjadi perbedaan pandangan atau silang pendapat.
Seiring berjalannya waktu, mereka berdua sama-sama belajar bahwa berantem itu biasa dalam sebuah pekerjaan apalagi menjalankan dan membangun sebuah bisnis bersama-sama dengan teman atau sahabat.
Dalam perbedaan pendapat, hingga berantem, mereka pada akhirnya mendapatkan solusi dari setiap permasalahan atau tantangan yang mereka hadapi. Dan itu membuat mereka semakin lebih dewasa dan menyadari bahwa yang terpenting bagi mereka adalah bagaimana menyatukan dua kepala bisa berjalan bersama untuk mencapai sebuah tujuan.
Silang pendapat, berantem dan tantangan-tantangan lainnya tidak menjadi penghalang bagi Ria dan Carline untuk membesarkan brand Cotton Ink hingga sekarang. bagi mereka yang terpenting adalah stay focus untuk memikirkan bagaimana strategi yang akan mereka jalankan dalam mengembangkan brand mereka semakin dikenal agar penjualan dari produk mereka semakin meningkat.
Kerja keras mereka selama ini terbayar sudah dengan kesuksesan yang mereka raih dengan semakin dikenalnya merk Cotton Ink. Bukan hanya di Indonesia, bahkan produk dari Cotton Ink sudah diekspor ke luar negeri seperti Malaysia, Singapura, Australia dan Eropa.
Sukses membangun Cotton Ink, membuat Carline selaku Founder dinobatkan sebagai satu dari 30 tokoh muda di bawah 30 tahun versi Forbes Asia. Namanya masuk dalam kategori Retail & E-Commerce bersama sejumlah pebisnis muda lainnya dari seantero Asia.
Kisah sukses 2 sahabat pemilik brand Cotton Ink ini menjadi contoh bagi siapapun yang saat ini ingin menjadi Entrepreneur yang ingin dan sudah menjalankan bisnis baik secara individu maupun bersama dengan teman untuk selalu optimis bahwa tantangan yang akan dihadapi nantinya tidak akan menjadi penghalang bagi kita untuk bisa sukses membangun bisnis bersama teman.
Dua kata kunci yang bisa kita petik dari kisah sukses Ria dan Carline selaku Founder dari Cotton Ink adalah “ Now or Never” dan “Fokus”.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI