Mohon tunggu...
Hery Supriyanto
Hery Supriyanto Mohon Tunggu... Warga net

Liberté, égalité, fraternité ││Sapere aude ││ Iqro' bismirobbikalladzi kholaq ││www.herysupri.com

Selanjutnya

Tutup

Seni Artikel Utama

Serunya Sweet Seventeen Festival Bantengan Kota Batu

11 Agustus 2025   15:11 Diperbarui: 12 Agustus 2025   00:03 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagi yang kalap tentu ada pawang untuk mengawalnya, sehingga bisa terkendali. Beberapa ekpresi yang lain adalah peserta kalap tersebut memakan rumput. Atraksi yang lain yang lebih seru adalah ketika bantengan bereaksi "menyeruduk" di pinggir penonton. Yang tentu saja para penonton akan menghindar, dan ada juga penonton yang sampai tersungkur karena reflek menghindar. Sorak-sorai penonton adalah bagian bahwa atraksi itu menarik, selain bagian dari apresiasi. 

Kendaraan bermotor diperlukan mengangkut sound sebagai pengiring musik, untuk lebih menarik dihias dengan berbagai ornamen. Dokumen pribadi
Kendaraan bermotor diperlukan mengangkut sound sebagai pengiring musik, untuk lebih menarik dihias dengan berbagai ornamen. Dokumen pribadi

Parade tiap kontingen di depan penonton sekitar lima sampai lima belas menitan, tergantung kontingen berjalan biasa atau sesekali ada atraksi. Faktor tenaga juga diperhitungkan, tidaklah mungkin sepanjang jalan melakukan atraksi. Tiap kontingen diiringi mobil atau truk yang dihias dan disertai nama grupnya. Kendaraan juga yang berisi sound untuk iringan musik. Untuk sound memakai ukuran sekadarnya -tidak sampai horeg- yang merupakan anjuran dari pihak panitia.

Salah satu peserta yang mengalami kalap. Dokumen pribadi
Salah satu peserta yang mengalami kalap. Dokumen pribadi

"Bunga-bunga" festival

Antusias penonton begitu besar, ditandai dengan jumlah yang membludak di sepanjang jalan. Hal itu banyak dimanfaatkan para penjual barang untuk mengais rezeki. Aneka makanan dan minuman tentu banyak dicari penonton.

Selain itu ada juga yang berjualan alas plastik  untuk duduk di tepi jalan agar nyaman menonton. Alas tersebut sekali pakai, yang setelah lama akan ditinggalkan begitu saja, yang kemudian ditawarkan kepada penonton lainnya untuk bisa dipakai.

Pernak-pernik bantengan juga tidak ketinggalan, seperti miniatur bantengan dan aksesorisnya. Para pedagang tersebut berkeliling untuk menjajakan dagangannya, untuk ditawarkan ke penonton yang kiranya ada yang berminat.

Aneka sovenir dijajakan. Dokumen pribadi
Aneka sovenir dijajakan. Dokumen pribadi

Rasanya menikmati bantengan cukup antara satu sampai tiga jam, standar seperti nonton film di bioskop. Sekitar pukul 16.30 saya bergegas untuk meninggalkan jalanan untuk menuju parkiran yang masih di kawasan alun-alun. Dari suasana parkiran terlihat, penonton yang undur diri sekaligus penonton yang baru untuk nonton.

Selera penonton bermacam macam ada yang di pagi hari, siang, sore, bahkan sampai malam. Dengan ritme penonton dan juga kontingen yang datang dan pergi, membuat festival bantengan ini bisa dinikmati semua warga.    

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun