Mohon tunggu...
Heru Tri Budi
Heru Tri Budi Mohon Tunggu... Pemuka Agama - pemerhati kesehatan jiwa dan keluarga

Teman sharing keluarga dalam obrolan seputar kesehatan emosional, spiritual, relasional dalam keluarga

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bahagia Itu Dimulai dari Hati

14 April 2020   22:38 Diperbarui: 15 April 2020   15:38 492
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Akibat pandemi Covid 19 yang cukup lama, hari-hari belakangan ini ada banyak orang yang menjadi tidak bahagia karena banyak keinginan yang tidak bisa terpenuhi dan harus dibatasi. 

Akibatnya mulai banyak yang galau, stres, berkeluh kesah, jadi tukang kritik, menghakimi dan ada banyak ketegangan secara relasional. Tetapi sebagian orang lainnya justru menjadi lebih bahagia, keluarga semakin harmonis dan menjadi orang yang tetap produktif.

Mengapa ada dua akibat berbeda, padahal menghadapi masalah yang sama? Karena ada perbedaan sikap dalam menghadapinya.

Kebahagiaan itu hasil dari sikap yang benar dan positif dalam menanggapi suatu keadaan atau masalah. Kalau gara-gara covid 19 kita hanya melihat masalah dan ketidaknyamanan karena keinginan kita dibatasi atau tidak bisa terpenuhi maka kebahagiaan kita akan sirna. 

Namun situasi dan kondisi apapun, jika kita ikhlas menjalaninya dan tetap menjaga hati bersyukur atas apa yang masih bisa dimiliki/dinikmati maka kebahagiaan kita tetap bertahan dan bahkan kita akan menemukan kebahagiaan yang lebih besar karena menemukan hikmah kebaikan Allah di balik setiap kesulitan hidup yang kita alami.

Dua macam kebahagiaan

Ada orang yang mendasari kebahagiaannya dengan hal-hal lahiriah, kenyamanan dan kenikmatan jasmani, seperti makanan, penampilan, harta-benda, uang, seksualitas, dsb. 

Hal-hal tersebut memang bisa membuat orang 'merasa' bahagia, tetapi cepat pudar karena semuanya bersifat sementara dan sangat relatif, hanya menyentuh sisi jasmani dan emosi.

Tetapi, ada satu kebahagiaan yang lebih baik dari itu, bersifat spiritual dan lebih bisa diandalkan, yaitu: Kebahagiaan Batiniah. Dasar kebahagiaan batiniah adalah hubungan dan pengenalan pribadi dengan TUHAN dan mengalami pencerahan oleh kebenaran Ilahi. Ketika orang mengalami kebahagiaan batiniah, hal-hal yang lahiriah dirasakan tidak terlalu penting lagi.  

Maka tidak heran jika orang-orang yang telah mengalami kebahagiaan batiniah rela melepaskan harta benda dan meninggalkan kenikmatan secara jasmani.

Sosial Distancing /Physical Distancing /PSBB memaksa kita untuk melepaskan banyak hal yang kita sukai atau kita inginkan, dan ternyata hanya sedikit hal saja yang sebenarnya sungguh-sungguh kita butuhkan dalam hidup ini. Kematian, kesehatan dan bagaimana bisa terhindar dari paparan virus menjadi tema pembicaraan, memenuhi pikiran banyak orang. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun