Mohon tunggu...
Heru Tri Budi
Heru Tri Budi Mohon Tunggu... Pemuka Agama - pemerhati kesehatan jiwa dan keluarga

Teman sharing keluarga dalam obrolan seputar kesehatan emosional, spiritual, relasional dalam keluarga

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sejarah Panjang Pernak-pernik Natal

19 Desember 2018   07:42 Diperbarui: 22 Desember 2018   07:54 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Salah satu kegiatan dalam tradisi Natal adalah menghias pohon Natal Untuk menghasilkan pohon Natal yang indah dibutuhkan kreatifitas tersendiri. Entah kapan tepatnya, tradisi menghias pohon Natal menjadi bagian dari perayaan Natal. Yang jelas di awal 1800-an, buah (terutama apel) dan kacang merupakan ornamen Natal yang pertama digunakan untuk menghias pohon Natal. Kemudian sebagai pelengkap, ditambah foil (kertas perak) dengan potongan bergelombang dengan buatan tangan.

Orang-orang Jerman merupakan pelopor lahirnya berbagai pernak-pernik Natal. Mereka membuat ornamen Natal dengan menggunakan roti yang dibubuhi jahe dan manisan atau dibentuk menjadi buah., bintang, lonceng dan hati. Namun, seiring berjalannya waktu, pada abad ke-19 tradisi tersebut telah berubah dan mereka telah mengganti ornamen Natal mereka dengan bahan dasar yang terbuat dari kaca.

Di sebuah kota di Jerman, tepatnya kota Lauscha, replika buah dan kacang dibuat pertamakali menggunakan material kaca. Kemudian berkembang menjadi berbagai macam replika lainya, seperti aneka makanan, kue tradisional khas Jerman, hati, binatang, orang-orang dan binatang.

Kemudian di kota lain, yaitu Dresden kreatifitas lainnya menyusul. Orang-orang di kota ini membuat ornamen Natal yang terbuat dari kertas dimodifikasi sedemikian rupa dengan warna-warna cerah sehingga berbentuk burung dan ikan. Semakin lama ornamen Natal tak ubahnya kreasi yang tak ada habisnya. Akhir abad ke-19 kertas foil berwarna perak mulai merebak.

Pasca perang dunia kedua kemudian Jerman bekerja sama dengan Amerika memproduksi lampu-lampu Natal yang cantik menggunakan mesin dan detail tangan manusia yang berkembang hingga sekarang.

Sekarang, kereta elektrik dengan sebuah desa kecil dilengkapi dengan miniatur gereja, toko, dan rumah-rumahan merupakan ornamen favorit yang kini banyak diletakan orang dibawah pohon Natal. Sungguh tak terduga, cikal bakal ornamen Natal yang berkembang saat ini, berawal dari sebuah kota kecil nun jauh di Jerman sana.

Natal selalu menjadi sebuah pesan, bahwa sesuatu yang kecil di tangan Tuhan yang Maha Besar akan menjadi sesuatu yang besar dan berkumandang ke seluruh dunia. Siapapun Anda dan bagaimanapun keadaan Anda, Natal membawa pesan bahwa Tuhan bisa memakai Anda untuk sesuatu yang besar dan bermanfaat untuk banyak orang.

Tetapi engkau, hai Betlehem Efrata, hai yang terkecil di antara kaum-kaum Yehuda, dari padamu akan bangkit bagi-Ku seorang yang akan memerintah Israel, yang permulaannya sudah sejak purbakala, sejak dahulu kala. (Mikha  5:1)

Selamat hari Natal, selamat membawa kebaikan bagi sesama.

hatebe/19/12/2018

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun