Mohon tunggu...
Heru Tri Budi
Heru Tri Budi Mohon Tunggu... Pemuka Agama - pemerhati kesehatan jiwa dan keluarga

Teman sharing keluarga dalam obrolan seputar kesehatan emosional, spiritual, relasional dalam keluarga

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Belajar dari Kasus Mutilasi Karawang, Pentingnya Persiapan Emosi dan Mental Sebelum Menikah

15 Desember 2017   22:47 Diperbarui: 18 Desember 2017   12:25 4895
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Ilustrasi: steemit.com)

Pada hari Kamis, tanggal 1 November 2017 lalu seorang anak TK yang sedang bermain menemukan mayat wanita muda tanpa kepala dan kaki di Jalan Syeh Quro, Majalaya, Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Penemuan mayat itu sontak membuat geger warga sekitar. Belakangan mayat perempuan tersebut diketahui bernama Siti Saidah alias Sinok alias Nindy alias Desi Wulansari berumur 21 tahun dan pelaku pembunuhan ternyata suaminya sendiri. 

Secara cepat setelah penemuan mayat tersebut polisi menyebar ciri-ciri korban, dan tidak berapa lama kemudian datang seorang pria bernama Muhammad Kholili melapor mengaku kehilangan istrinya. Dalam pendalaman polisi, selama pemeriksaan ditemukan adanya ketidak sesuaian antara keterangan dengan bukti yang ada. Polisi juga menemukan adanya kejanggalan sehingga akhirnya yang bersangkutan tidak bisa beralibi lagi dan mengakui perbuatannya yang telah membunuh dan memutilasi istrinya sendiri.

Menurut pengakuan pelaku, ia dan istrinya sempat terlibat cekcok karena korban banyak menuntut secara materi termasuk minta mobil. Jengkel dan marah terhadap sikap istrinya, Muhammad Kholili kemudian memukul kepala istrinya dengan tangan kanannya hingga terjatuh dan kepalanya terbentur. Korban tidak sadarkan diri dan ketika Muhammad Kholili mengecek nafas korban ternyata sudah tidak bernafas lagi. 

Melihat jasad istrinya yang terbujur kaku pelaku menjadi panik dan selama satu hari jasad itu hanya disembunyikan di kamar kosannya. Entah ide dari mana kemudian pelaku membeli sejumlah peralatan seperti golok dan plastik serta memutilasi korban mulai dari bagian kepala terlebih dahulu kemudian kedua kaki korban. Sangat mengerikan. Apakah pernikahan harus berakhir seperti ini?

Kasus ini bukanlah kasus pertama kali yang terjadi dimana sesama anggota keluarga secara kejam membunuh dan memutilasi orang yang seharusnya dia kasihi. Kalau kita bertanya kepada Muhammad Kholili ketika menikahi Siti Saidah, apakah yang diharapkannya? Dia dan almarhumah pasti akan menjawab, bahwa mereka ingin lebih bahagia. 

Mereka berdua pasti memiliki impian akan menjalani hari-hari yang indah sebagai suami istri. Tidak ada terbersit di pikiran Muhammad Kholili untuk membunuh istrinya, apalagi memutilasinya. Demikian juga tidak pernah Siti membayangkan dirinya akan dibunuh dan dimutilasi oleh suaminya sendiri.

Kita semua pasti percaya, bahwa jodoh itu di tangan Tuhan. Ketika seorang pria jatuh cinta kepada seorang perempuan dan mulai membangun hubungan yang lebih pribadi melalui tahap pacaran, secara 'misteri' tangan Tuhan terus menuntun hubungan itu sehingga keduanya sepakat untuk menyatu dalam pernikahan sebagai suami istri. Walaupun selama pra nikah ini mereka saling melihat kekurangan pasangannya tapi anehnya mereka tetap menjalani hubungan itu dan bahkan akhirnya sepakat untuk menikah.

Pernikahan berarti dua menjadi satu. Dua orang yang berbeda jenis kelamin, berbeda latar belakang keluarga, pengalaman dan pengasuhan tetapi ingin menjadi satu. Apa yang terbayang dalam pikiran Anda? Pasti banyak perbedaan yang menimbulkan konflik. 

Di sinilah pentingnya masa pra nikah itu disiapkan dengan cermat dan benar. Jangan hanya mempersiapkan acara pesta dan bugdetnya saja, tetapi persiapan yang bersifat rohani, mental, emosi dan nilai-nilai sehingga keduanya menjadi pribadi yang mampu meninggalkan masa lalu dan bisa menyatu untuk masa depan bersama menjadi prioritas yang sangat penting untuk dilakukan. Dengan demikian pasangan suami istri tidak perlu saling 'memutilasi'pasangannya, baik secara spiritual, emosional, potensi apalagi secara fisik. Itu tidak seharusnya terjadi.

Berikut adalah beberapa tips bagi pasangan pra nikah sebelum melangsungkan pernikahannya:

  • Pastikan hubunganmu direstui orang tua dari dua pihak. Restu dan doa orangtua adalah bagian dari berkat Tuhan dalam pernikahan. Jika orangtua belum merestui anggaplah itu sebagai ujian kemurnian cinta karena cinta sejati selalu dibuktikan melalui proses waktu dan masalah yang ditemui.
  • Jatuh cinta menjadi awal sebuah hubungan tetapi bukan menjadi dasar pernikahan yang langgeng. Mengapa demikian? Karena jatuh cinta biasanya banyak dipengaruhi oleh sisi emosional kita yang bisa mengalami pasang surut dan sangat bergantung pada hal-hal yang lahiriah. Sementara pernikahan seharusnya didasarkan pada komitmen untuk menyatu. Ketika Anda atau pasangan Anda belum siap berkomitmen meningkatkan hubungan dalam pernikahan maka sebenarnya Anda dan pasangan Anda belum siap menikah.
  • Karena dasar pernikahan adalah komitmen untuk menyatu maka hubungan pra nikah seharusnya menjadi proses persiapan untuk membereskan hal-hal yang bisa menghalangi komitmen tersebut terealisasi. Penghalang atau penghambat itu antara lain: masa lalu yang masih memenjarakan jiwa. Ada banyak pengalaman traumatis yang kadangkala masih melukai jiwa sehingga secara emosional Anda atau pasangan Anda menjadi sakit. Orang yang mengalami luka emosional cenderung memiliki pola-pola emosi yang negatif, seperti: mudah tersinggung dan marah, rasa malu yang tidak wajar, merasa tidak berharga, murung atau sedih dan sebagainya.
  • Masa lalu yang harus ditinggalkan termasuk di dalamnya adalah hubungan-hubungan Anda dan pasangan Anda dengan seseorang yang dianggap istimewa selama ini. Ketidakmampuan meninggalkan hubungan-hubungan di masa lalu akan menjadi penghalang proses menyatunya suami istri dan tentu saja menimbulkan banyak konflik dalam pernikahan.
  • Selain masa lalu, nilai-nilai hidup yang dipercayai juga bisa menjadi penghalang proses menjadi satu. Anda dan pasangan Anda diasuh dan dididik oleh orang tua dan guru yang berbeda. Maka wajar jika nilai hidup yang Anda yakini banyak berbeda dengan pasangan Anda. Perbedaan-perbedaan itu harusnya sudah bisa diselesaikan sebelum menikah. 
  • Sangat penting untuk membuat kesepakatan tentang nilai-nilai hidup yang akan diyakini sebagai dasar membangun pernikahan sehingga suami istri bisa selaras melihat sesuatu, misalnya tentang agama, budaya keluarga, uang, waktu, penampilan, pekerjaan, mengasuh anak dsb.
  • Dan tidak kalah penting, Anda dan pasangan Anda harus bisa saling memahami karakter, temperamen dan bahasa kasih masing-masing karena hal ini akan mempengaruhi cara berpikir, bersikap, berperilaku dan kebiasaan-kebiasaannya. Sebaiknya Anda menunda pernikahan sebelum bisa saling menerima kelemahan karakter dan temperamen masing-masing. Sebab ketika Anda sudah menikah, Anda dan pasangan tidak hanya harus bisa menerima satu sama lain tetapi juga menjadi pendukung utama untuk mengatasi berbagai kelemahan yang ada.
  • Carilah pembimbing pernikahan yang berintegritas untuk menolong Anda bisa mempersiapkan pernikahan dengan baik. Proses bimbingan pra nikah yang baik tidak hanya memberikan konsep pernikahan yang ideal, tetapi juga menolong Anda dan pasangan bisa melepaskan masa lalu, membuat kesepakatan tentang nilai-nilai hidup yang akan diyakini bersama dan bisa menerima satu sama lain sebagai pribadi yang unik dan istimewa -- walaupun memiliki kelemahan.

Kiranya tips ini bermanfaat bagi Anda yang sedang dalam masa pra nikah atau bagi yang sedang merindukan pasangan. Persiapkan pernikahan Anda dengan benar maka pernikahan Anda akan benar. Kalau Anda percaya jodoh itu di tangan Tuhan, maka jangan lupa berdoa untuk jodoh Anda dan mintalah berkah-Nya bagi pernikahan Anda. (hatebe/15/12/2017)

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun