Mohon tunggu...
Heru Sudrajat
Heru Sudrajat Mohon Tunggu... Wiraswasta - pernah menjadi PNS di Disnaker Propinsi Jambi dan pernah bekerja di Harian Sriwijaya Pos Palembang

Pernah bekerja diharian Sriwijaya Pos Palembang sebagai wartawan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kota Kapur, Kotaku Harus Segera Diselamatkan

21 Januari 2018   18:08 Diperbarui: 21 Januari 2018   18:26 891
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokumentasi pribadi

Sungailiat.

Kepala Dinas Pariwisata Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Bangka, Asep Setiawan merasa perihatin dengan kondisi Kota Kapur saat ini. Dimana masih banyak ditemukan benda-benda sejarah kono peninggalan Kerajaan Sriwijaya. Sekarang yang memiliki kewenangan bukan lagi dinas pariwisata, namun dinas pendidikan dan kebudayaan. 

Untuk itu kita sangat berharap agar kondisi kota Kapur harus segera diselamatkan dari kepunahaannya, apalagi di dinas pendidikan ada pakar-pakar budaya," Kalau anggaran dari pemerintah tidak ada tentunya ada pemerhati budaya dan ada pemerhati penyelamat lingkungan. Jadi bisa berembug bersama untuk menyelematkan kota kapur. Pada intinya mari kita berembug bersama, pasti ada jalan keluarnya,"Ungkap Asep Setiawan, Minggu (21/01/2018) di Sungailiat.

Dijelaskan Asep Setiawan, dulu sekitar tahun 2010 pernah ditemukan bongkahan kerangka kapal oleh tim pemeiliti dan dirinya waktu ikut ke lokasi dan bongkahan kerangka kapal itu, dalam penelitian memang peninggalan kapal Kerjaan Sriwijaya. Karena dari tim peneliti tidak berani membongkar takut membias, maka dikubur lagi bangkai kerangka kapal peninggalan kerajaan Sriwijaya, agar tahu dimana titik kordinat ditemukan dan tidak bergeser kemana-mana, biar tidak kehilangan jejak lokasi disitu. 

Kemudian sembari menunggu tindak lanjut pengangkatan kembali kerangka kapal kerajaan sriwijaya yang ditemukan, kita mengusulkan agar dilokasi tersebut didirikan museum kecil untuk menyimpan benda-benda tinggalan jaman Kerajaan sriwijaya yang ditemukan,"Namun sampai saat ini tidak ada perkembangan dan soal mengusulkan museum di lokasi Kota Kapur sudah dari dulu kita usulkan. Tapi sekarang fakta yanga ada kondisi Kota Kapur memperihatinkan. Dulu juga ada yang nambang namun sudah berhenti dan sekarang muncul lagi penambang-penambang liar.

 Dititik kordinat penemuan benda-benda sejarah saat ini itu, memang tersimpan benda-benda sejarah kuno, karena dulu dititik kordinat yang sama juga ditemukan benda-benda peninggalan kerajaan sriwijaya dan penemuan pada waktu itu tidak terselamatkan oleh kita dan benda-benda yang ditemukan dipegang oleh penemunya sehingga menjadi  tidak jelas,"tuturnya.

Ditambahkan Asep Setiawan, dirinya dulu pernah juga menjabat kepala dinas pariwisata dan mengusulkan agar dididirikan museum kecil di Kota Kapur. Namun ketika dirinya tidak lagi di pariwisata, tidak tahu lagi perkembangan yang muncul. Tentunya kalau ada museum benda-benda yang ditemukan di Kota Kapur yang sekarang ada di Palembang, Belanda bisa kita tarik kembali, tapi karena kita tidak memiliki museum maka benda-benda itu tidak bisa ditarik ke Bangka. 

Untuk itu mari kita bersama-sama segera mungkin menyelematkan kondisi Kota Kapur dengan rembugan bersama anatara para pakar budaya, pakar lingkungan untuk membuat museum di Kota Kapur, "Asal ada kepedulian bersama, semua bisa kita temukan jalan keluarnya untuk mendirikan museum mini. Kota Kapur adalah kota kita dan harus segera diselamatkan,"pungkasnya. (heru sudrajat)

 

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun