Di akhir Desember BPS jawa Timur merelease Hasil Sensus Pertanian  2023 Tahap I,  Hal ini menunjukan Tantangan di sector Pertanian semakin berat, Provinsi Jawa Timur yang merupakan Lumbung Pangan Indonesia. Di pendataan Sensus Pertanian 2023 memperlihatkan jumlah usaha pertanian turun, serta jumlah petani yang usai Lanjut semakin banyak dan petani Gurem  meningkat dibandingkan sensus pertanian 2013.
Permasalahan ini tentunya berdampak pada pergantian generasi Tua ke muda dan kesejahteraan petani, Ketahanan Pangan nasional, serta pengentasan kemiskinan , Karena Sektor Pertanian merupakan Sektor Ekonomi Nasional dan Penyerap Tenaga kerja terbanyak.
Berdasarkan Hasil ST Tahap I Jumlah unit UTP (Usaha Pertanian Perorangan) hasil ST2023 menunjukkan penurunan sebesar 8,08 persen jika dibandingkan dengan kondisi UTP hasil ST2013, yaitu dari 6,18 juta unit menjadi 5,68 juta unit. Berdasarkan hasil ST2023, Kabupaten Jember, Malang, dan Bojonegoro merupakan kabupaten dengan jumlah UTP paling banyak. Kabupaten Jember terdapat 374,66 ribu unit, sementara Kabupaten Malang terdapat 374,08 ribu unit, dan Kabupaten Bojonegoro terdapat 274,50 ribu unit.
Dibalik penurunan jumlah Usaha Pertanian Perorangan, Â Jumlah RTUP hasil ST2023 menunjukkan kenaikan sebesar 11,12 persen jika dibandingkan dengan kondisi RTUP hasil ST2013, yaitu dari 4,98 juta rumah tangga menjadi 5,53 juta rumah tangga. Berdasarkan hasil ST2023, Kabupaten Jember, Malang, Bojonegoro merupakan kabupaten dengan jumlah RTUP paling banyak. Kabupaten Jember terdapat 366,70 ribu rumah tangga, sementara pada Kabupaten Malang terdapat 343,18 ribu rumah tangga, dan Kabupaten Bojonegoro terdapat 269,63 ribu rumah tangga.
Publikasi Sensus Pertanian Tahap I 2023 juga menunjukan Fenomena petani  tua dan jumlah Petani Gurem atau pemilik lahan yang kurang dari  0,5 Hektar Semakin meningkat.
Berdasarkan data Publikasi Tahap 1 ST 2023 menunjukkan bahwa RTUP di Provinsi Jawa Timur mayoritas memiliki kepala rumah tangga dengan rentang umur 45--54 tahun (26,69 persen). Jika ditinjau lebih dalam, sekitar 73,13 persen RTUP di Jawa Timur memiliki kepala rumah tangga dengan umur 45 tahun ke atas, sedangkan sisanya yaitu sekitar 26,87 persen memiliki kepala rumah tangga dengan umur dibawah 45 tahun.
Rumah tangga usaha pertanian erat hubungannya dengan penggunaan lahan dalam pengusahaan komoditas pertaniannya. Lahan sangat penting dalam sektor pertanian karena merupakan salah satu factor produksi bagi usaha pertanian. Selama satu decade terakhir, RTUP yang menggunakan lahan mengalami peningkatan dari 4,93 juta unit (ST2013) menjadi 5,45 juta unit (ST2023) dengan persentase peningkatan sekitar 10,61 persen.
RTUP Gurem meningkat cukup signifikan yaitu dari 3,76 juta unit (ST2013) menjadi 4,40 juta unit (ST2023), atau meningkat sekitar 17,07 persen.
Kendala pengembangan sektor pertanian dan pengentasan rakyat miskin di Jatim. Â Pada 2022, Dimana, pada tahun 2022 pertumbuhan PDRB sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan mencapai Rp. 303,2 trilyun rupiah
Sektor Pertanian merupakan Sektor Tahan Banting ditengah Pandemi Covid 19, Sektor pertanian juga menyerap tenaga kerja terbesar dibandingkan sektor-sektor lain.
Dibandingkan  ST 2013 dan 2023 menunjukkan bahwa usaha pertanian perorangan lebih banyak dikelola oleh petani yang berusia 45-54 tahun atau sekitar 26,49 persen dari seluruh pengelola usaha pertanian perorangan di Jawa Timur. Tantangan pertanian Jawa Timur saat ini memang berkaitan dengan regenerasi petani, yaitu upaya untuk memperbarui dan memperkuat sektor pertanian dengan melibatkan generasi muda.
Proporsi jumlah petani berusia 25-34 8,19 persen pada 2023. Begitu juga dengan petani berusia 35-44 yaitu 18,8 persen, Â usia 45-54 yaitu 26,49 persen dan umur 55-64 yaitu 25,82 Persen
Jumlah RTUP Gurem naik tidak tanggung-tanggung yaitu dari 3,76 juta unit (ST2013) menjadi 4,40 juta unit (ST2023), atau meningkat sekitar 17,07 persen. Hal itu juga menjadi salah satu indikasi berkurangnya lahan pertanian yang sebenarnya perlu dilindungi pemerintah untuk menjaga ketahanan pangan nasional. Penguasaan lahan petani kecil semakin rendah sehingga program kemitraan dengan petani gurem perlu didorong (Contoh Penggunaan Lahan Pertanian Disela sela hutan tanpa merusak tanaman Kehutanan)Â
Jelang Pencoblosan Pemilu 2024, Tentu Bagi Masyarakat Pertanian (Petani) Â Menaruh Harapan dengan Pemimpin Kita, Data Sensus Pertanian 2023 merupakan Pekerjaan Rumah Bagi pemimpin di Negeri ini, Mereka harus paham Permasalahan Sektor Pertanian, Bagaimana meningkatkan kesejahteraan Petani Terutama Petani Kecil. Gunakan Hak Pilih untuk menentukan Masa Depan Pertanian yang Lebih Baik.
IstilahÂ
RTUP : Rumah Tangga Usaha Pertanian
UTP : Usaha Pertanian PeroranganÂ
PDRB : Produk Domestik Regional BrutoÂ
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI