Mohon tunggu...
Heru Wahyudi
Heru Wahyudi Mohon Tunggu... Dosen - Lecture

Musafir ~ Vlogger

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Disrupsi dan Pancasila, Tantangan Perjalanan Generasi Milenial

2 Juni 2023   19:49 Diperbarui: 2 Juni 2023   20:35 579
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Input https://www.mcmnews.id/berita/harus-diamalkan-milenial-sebarkan-nilai-nilai-pancasila-di-dunia-digitalsumber gambar

"Disrupsi dan Pancasila: Tantangan Perjalanan Generasi Milenial. Bagaimana nilai-nilai Pancasila dapat membantu generasi milenial menghadapi era disrupsi yang penuh tantangan?"

 

Perjalanan generasi milenial penuh dengan kendala yang berat, terutama mengingat dampak disrupsi pada implementasi Pancasila. Pancasila, yang berfungsi sebagai prinsip penting dan mencakup semua yang menginformasikan perilaku masyarakat, nasional dan harus diadopsi sebagai ciri khas generasi milenial. Namun demikian, tantangan yang dihadapi adalah lonjakan kecenderungan individualistis di antara kelompok ini dan kelangkaan sentimen nasionalistik dan patriotik. Akibatnya, pendekatan khusus harus dilakukan untuk menanamkan kebajikan Pancasila pada generasi muda, memastikan bahwa mereka terus mewujudkan nilai-nilai toleransi, kekompakan dan literasi agama.

Perjalanan hidup generasi milenial penuh dengan kendala yang menakutkan, terutama di tengah terganggunya penerapan nilai Pancasila. Sebagai ideologi negara, Pancasila harus menghadapi tantangan untuk menawarkan solusi yang bermakna dari banyak perspektif untuk mengatasi isu-isu yang muncul di era digital. Sementara globalisasi dan modernisasi menimbulkan tantangan berat bagi Pancasila, ideologi ini tetap relevan dengan generasi milenial dan Z, karena menawarkan perspektif yang segar dan mempertahankan esensi ideologi Pancasila, yang belum berkurang dalam nilai-nilainya.

Namun, kesulitan yang dihadapi berkaitan dengan perilaku generasi milenial yang semakin mandiri dan tidak adanya perasaan kesetiaan dan pengabdian kepada negara. Kecenderungan ini dapat mengurangi kebajikan Pancasila, seperti kolaborasi komunal, yang merupakan lambang masyarakat Indonesia. Masyarakat milenial cenderung ke arah prospek praktis dan kurang peduli dengan prinsip-prinsip patriotisme dan nasionalisme. Oleh karena itu, diperlukan pendekatan khas untuk menumbuhkan hakikat Pancasila pada generasi muda, sehingga memastikan bahwa mereka memiliki temperamen toleransi, solidaritas, dan kecerdasan agama yang terpuji.

Menanam nilai-nilai Pancasila pada generasi milenial niscaya akan menanamkan dalam diri mereka kebijaksanaan, sikap toleran, kekompakan dan pemahaman yang mendalam tentang agama. Selain itu, Pancasila akan menjadi ciri khas generasi ini. Meski demikian, sangat penting bahwa setiap strategi yang ditujukan untuk menanam nilai-nilai Pancasila pada generasi sekarang harus dilaksanakan dengan menggunakan teknik yang tepat dan bukan melalui indoktrinasi. Sangat penting untuk melatih fleksibilitas sambil menanamkan nilai-nilai Pancasila pada generasi milenial.

Pembentukan prinsip-prinsip Pancasila berfungsi sebagai upaya untuk mengatasi tantangan dan rintangan dalam menegakkan makna ideologi Pancasila. Sosialisasi budaya Pancasila harus tertanam, mengakar di Indonesia dan dianut sebagai filosofi kehidupan masyarakatnya. Bangsa Indonesia harus menjunjung tinggi visi yang sama yaitu mandiri, bersatu, berdaulat, adil dan sejahtera, baik negara maupun rakyatnya. Meskipun dampak globalisasi, pemahaman dan pelestarian nilai-nilai Pancasila harus tetap ada di Indonesia.

Bagian berikutnya dari artikel ini menyelidiki dampak gejolak teknologi dan rintangan yang dihadapi oleh kaum milenial saat mereka menghadapi perubahan-perubahan zaman digital. Generasi milenial diberkahi dengan etos kerja gigih dan menikmati hubungan damai dengan rekan-rekan antar generasi mereka. Sayangnya, berada di dunia yang bergerak dengan kecepatan sangat tinggi, generasi ini telah mengembangkan kecenderungan untuk kepraktisan, mengesampingkan kebajikan nasionalisme dan patriotisme. Hal ini mungkin menimpa prinsip-prinsip Pancasila, seperti saling kolaborasi, yang merupakan lambang masyarakat Indonesia.

Era teknologi digital merupakan perubahan disrupsi teknologi dan menghadirkan generasi milenial dengan tantangan kompleks dalam mengarahkan lanskap peradaban modern, terutama mengingat era saat ini. Untuk memastikan generasi muda bangsa Indonesia mengembangkan rasa simpati yang kuat terhadap bangsa dan budaya mereka, sangat penting untuk memberi mereka bimbingan dan orientasi sedini mungkin. Hal ini akan memungkinkan mereka untuk merangkul nilai-nilai Pancasila dan menghindari terpengaruh oleh ideologi luar yang menimbulkan ancaman bagi keberadaan mereka.

Selanjutnya, generasi milenial menghadapi hambatan eksklusivisme sosial saat menghadapi seluk-beluk zaman robot dalam peradaban milenial. Bak air bah globalisasi memperkuat kecenderungan eksklusivisme sosial, menarik orang menjauh dari ideologi dasar bangsa Indonesia, yaitu Pancasila menuju ideologi luar. Dengan demikian, sangat penting untuk mempromosikan pendidikan dan pembelajaran berkelanjutan di semua wilayah untuk menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun