Mohon tunggu...
Heru Subagia
Heru Subagia Mohon Tunggu... Relawan - Aktivis Kegiatan UMKM ,Relawan Sosial dan Politik

Menulis adalah media ekspresi tampa batas,eksplorasi dan eksploitasi imajiner yang membahagiakan . Menulis harus tetap bertangung jawap secara individu dan di muka umum. . Hobi menulis disela -sela kesibukan menjaga toko ,mengurus bisnis ,berkegiatan di umkm dan politik dan bisnis. Lingkungan hidup juga menjadi topik utana bagi penulis untuk advokasi publik berkaitan isu isu penyelamatan dan pelestarian alam . Mari kita gemar menulis , mendobrok tradisi ,menambah literasi dan menggugat zona nyaman berbagai kehidupan .

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Borobudur Tempat Dulu Belajar Bahasa Asing Jangan Jatuh di Tangan Oliqarki

6 Juni 2022   13:53 Diperbarui: 6 Juni 2022   19:29 372
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Tarif mahal akan memicu ketidakadilan dalam menikmati wisata. Hanya orang berduit saja yang bisa menikmati eloknya relief candi dan hijaunya pegunungan yang mengelilingi dan  disekitar candi .


Candi Borobudur adalah wisata budaya bukan wisata komersial. Oleh karenanya secara normatif budaya bisa dinikmati semua orang dan candi boribudur merupakan wahana cagar budaya yang baik dijadikan model pendidikan budaya nasional untuk seluruh anak bangsa. 

Oleh karenanya sangat  tidak elok adanya pembatasan masuk dengan isyarat kenaikan harga tiket. Pada dasarnya semua warga masuk Candi Borobudur dengan harga murah.


Bangunan candi dari batu andesit  itu adalah warisan  bukan bangunan yang dibuat oleh perusahaan atau keluarga Kaya. Nenek moyang bangsa ini yang menghadirkan dan memberikan maha karyanya untuk kita. Tempat belajar  memahami hasil budi dan daya leluhur .


Candi Borobudur aset negara dan wajib dinikmati murah atau gratis untuk bangsa dan warga sendiri. Harusnya negara gratiskan   ,jangan dikomersilkan dan dijadikan alat ATM oleh pemegang investor atau oleh negara  sendiri.


Kami sebagai warga asli Borobudur diperantauan untuk memohon para pihak manajemen untuk menghadirkan semua pelaku ekonomi wisata, masyarakat  sekitar untuk diajak duduk  dan mendiskusikan kembali kenaikan  tarif tersebut.


Meminta dengan sangat  untuk mengkaji ulang kenaikan tiket tersebut. Dalih konservasi Candi Borobudur  dengan membatasi maksimal 1200 pengunjung setiap hari belum terasa cukup sebagai alasan  menaikkan harga tiket .

Jangan biarkan kami curiga dan berburuk sangat kebijakan yang dilakukan sepihak alan merugikan  pihak lain dan memberikan keuntungan maksimal bagi pihak pihak yang sengaja bertindak dan berlaku tidak baik alias curang.


Jangan biarkan juga kami menuduh pihak oliqarki ,ada anggapan liar jika kenaikan taif tiket Candi Borobudur adalah  skenario pemegang modal. Kami tidak membiarkan tempa kami  yang dulu sebagai tempat belajar bahas asing menjadi tempat komersialisasi sepihak.


Candi  Borobudur adalah milik kami, warisan nenek moyang  kami,berhak secara  gratis untuk menikmati dan menjadikan nilai tambah buat kami dan masyarakat sekitarnya .

 Kami  hanya  ingin memastikan  Candi Borobudur tidak boleh jatuh ke tangan  oliqarki domestik atau asing, Akan Kami lawan jika itu terjadi. Biarkan atmosfir  udara segar itu  dan tanah dengan tumbuhan hijau itu untuk kami.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun