Pertemuan tidak sengaja dengan Pak Sugeng (60), pensiunan  guru SMP Negeri 1 Trawas, di warung/gubuk Jemblem (28/12/2024) bukanlah suatu kebetulan. Sebab dari pertemuan di sisi kiri pintu utama masuk Villa Puncak Trawas, Mojokerto, Jawa Timur, itulah  travel story ini bermula. Keberadaan warung/gubuk  Jemblem, diapit warung kelontong dan warung susu sapi segar.
Seusai menikmati susu segar, pisang goreng, dan jemblem (cemplon) yang manis gurih, bersama Pak Sugeng, kami meluncur ke Jalan Trawas-Pandaan. Â Berbelok ke kiri sesuai papan petunjuk menuju Desa Wisata Sawah Sumber Gempong (DWSSG). Jalan dengan kontur cukup curam kami lewati perlahan. Terlebih jalannya tidak terlalu lebar.
"Jalan ini sering dipakai  menguji kemampuan calon pendaki gunung. Makanya jalannya curam, menanjak, memanjang," jelas Mas Agus seraya mengendalikan  mobil yang terpaksa melambat karena jalan menurun tajam.
Di kejauhan terlihat keeksotisan gunung Penanggungan disaput awan tipis. Sesekali terdengar suara "kedompreng" berasal dari potongan seng digantung berayun bersama piring kaleng, pengusir burung  penggasak buliran padi.
"Tempat wisata ini hasil kerja sama Bumdes, tokoh masyarakat, dan penduduk desa Ketapanrame. Jadi sawah-sawah di sini, meskipun merupakan bagian dari objek wisata, tetap dikelola oleh masyarakat. Penanaman padi bisa berkelanjutan karena air melimpah dari umbul atau tuk Sumber Gempong," jelas Pak Sugeng sambil tangannya menunjuk ke arah sisi kolam renang.
Saya dan Ibu Negara Omah Ampiran lebih menikmati berjalan menyusuri pematang sawah, menghampiri pondok-pondok bambu, memandang takjub ke arah gunung Penanggungan.Â