Mohon tunggu...
Herry Mardianto
Herry Mardianto Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Suka berpetualang di dunia penulisan

Selanjutnya

Tutup

Seni Artikel Utama

Agus Noor, Berdiri Paling Depan di Belakang Panggung

21 Maret 2023   16:47 Diperbarui: 26 Maret 2023   13:30 1562
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: Sutradara teater, Sastrawan Agus Noor. (Foto: KOMPAS/WAWAN H PRABOWO) 

Peran jongos dan tuannya, bermetamorfosa menjadi Sentilan Sentilun yang diperankan apik oleg Butet dan Slamet Rahardjo di Metro TV. 

Ngudarasa, begitulah konsep yang dibangun, ini berkaitan dengan acara radio di Yogyakarta, yakni Pak Besut. Kemudian dikembangkan dalam kolom sketsa tulisan Umar Kayam di Kedaulatan Rakyat. 

Hal serupa juga yang dikerjakan Emha Ainun Nadjib dalam kolom-kolomnya. Metode ini kemudian dikembangkan Agus Noor lewat naskah monolognya, termasuk "Matinya Tukang Kritik" yang   beralih wahana menjadi talk show.

Mengadaptasi sajian Teater Gandrik, Indonesia Kita hadir sebagai forum pergelaran seni untuk meyakini kembali proses keindonesiaan melalui jalan kesenian dan kebudayaan. Agus Noor menjadi salah satu tim kreatif, yang itu berarti menggerakkan ide gagasan untuk dikemas dalam sebuah pergelaran seni. 

Perkara belakang panggung, Agus Noor agaknya memang lebih memilih berada di posisi itu, nyaris ia tidak pernah tampil dalam panggung pertunjukan. 

Namun, gemerlap lampu dan gelora musik di tengah megah panggung itu, bisa jadi adalah konsep lelaki yang menyebut dirinya "Pangeran Kunang-kunang" ini. 

Trio Lestari, yang terdiri dari Glenn Fredly, Sandhy Sondoro, dan Tompi acapkali bekerja sama dengan Agus Noor untuk mengonsep acara konser-konser mereka. 

Kehidupan kepenulisannya dan keberadaannya di belakang panggung merupakan kesadaran bahwa ia tidak ingin menjadi penulis penyendiri, merasa sebagai nabi yang mewakili zamannya, padahal ide-ide belum tentu sesuai dengan hasrat dan impian pembaca. 

Ia memilih menjadi penulis yang menyelami perubahan zaman sehingga ide-idenya punya relasi dengan masyarakat saat ini menghadirkannya tidak hanya sebagai teks namun juga pertunjukan. (Herry Mardianto & Latief S Nugraha)

Rujukan: Orang-orang Panggung

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun