Mohon tunggu...
Herry Mardianto
Herry Mardianto Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Suka berpetualang di dunia penulisan

Selanjutnya

Tutup

Seni Pilihan

Perkembangan Teater Indonesia di Yogyakarta (1980--2000)

23 Januari 2023   14:37 Diperbarui: 23 Januari 2023   14:44 1324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Untuk menghadirkan penonton, pihak produksi rela menggratiskan sejumlah tiket tanda masuk kepada orang-orang tertentu yang dianggap dapat memancing penonton lain  menghadiri pertunjukan teater  dengan membeli tiket. Untuk itu, dalam sebuah produksi pementasan teater diperlukan seorang pimpro yang ulet agar terhindar dari kerugian dengan menggaet pihak sponsor atau donatur yang mau mengambil peran sebagai pengayom atau penyandang dana. 

Di samping itu, agar dapat menghadirkan penonton semaksimal mungkin, pihak produksi melakukan publikasi pementasan melalui media cetak dan elektronik. Usaha lain yang dilakukan adalah dengan menghadirkan "bintang tamu" yang dianggap  mampu menyedot penonton karena kepopuleran bintang tamu tersebut.

Ideologi Teater/Foto: Hermard
Ideologi Teater/Foto: Hermard
Selain sistem rekruitmen penonton seperti yang telah digambarkan di atas, cara lain yang dipakai tim produksi adalah dengan pembinaan penonton, seperti yang dilakukan Himpunsn Teater Yogyakarta (HTY) pada sekitar tahun 1985 dengan mengadakan "arisan teater", dipelopori oleh Teater Alam pimpinan Azwar AN. Arisan ini dilaksanakan dengan mengadakan pentas keliling dari kampung ke kampung secara bergiliran. Tujuannya  untuk merangsang anggota HTY aktif berkarya dan memperkenalkan seni teater kepada masyarkat umum (mencari penonton).

Di samping tim produksi ada tim artistik. Fungsi dari tim ini dalam kelompok teater yang akan memproduksi sebuah pementasan lakon memiliki tugas mendukung  pementasan dalam bentuk konkret di atas panggung, memperhatikan elemen-elemen pentas. Hal yang dikerjakan adalah merencanakan bentuk set atau dekorasi panggung, property dan hand proerty, merencanakan busana atau pakaian yang akan dikenakan para pemeran, merencanakan bentuk rias, dan mengatur penataan lampu (lighting). Musik illustrasi pementasan lakon biasanya diserahkan kepada seorang penata musik di luar artistik panggung.

Rujukan: Widyaparwa 2011 dan Kepingan Riwayat Teater Kontemporer di Yogyakarta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun