Mohon tunggu...
Herry Fransiska Yosephine
Herry Fransiska Yosephine Mohon Tunggu... Jurnalis - Mahasiswa

Sedang Belajar Menulis..

Selanjutnya

Tutup

Gadget

Sisi Negatif dari Fenomena Clickbait

5 Oktober 2019   22:38 Diperbarui: 15 Oktober 2019   14:29 225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tribunnews.com
Tribunnews.com

Central Connecticut State University (CCSU) menjelaskan bahwa peringkat literasi di indonesia berada di peringkat 60 dari 61 negara yang disurvei. Dengan semakin berkembangnya jurnalisme multimedia, rendahnya literasi di Indonesia, dan sifat kepo atau keingintahuan masyarakat Indonesia yang tinggi, sehingga judul clickbait ini semakin tidak efektif. Karena, banyak munculnya situs web yang membuat judul clickbait dengan sisi negatif yang membodohi, dan memicu sifat keingintahuan pembaca hanya untuk meningkatkan jumlah pengunjung saja, namun informasi yang dijanjikan tidak sesuai dengan judul yang dituliskan. Dari survei terhadap 16 responden terdapat 14 responden yang berpendapat bahwa judul clickbait efektif untuk meningkatkan jumlah pengunjung dan jika kontenya memang bagus, judul terlalu berlebihan dan sering tidak sesuai dengan informasi yang disampaikan, dan 14 responden tersebut mengaku pernah dan sering mendapati konten yang judul dan informasinya berbeda, bahkan mereka mengecap salah satu situs web yang sering didapati judul dan isinya berbeda.  

Tribunnews.com
Tribunnews.com
Tiga gambar dari portal berita  yang ada, merupakan beberapa artikel dengan judul clickbait yang merupakan bukti berita bohong. Karena, isi berita tidak menjelaskan mengenai apa yang ditulis di judul berita. Judul yang dituliskan hanya untuk menarik minat dan keingintahuan pembaca untuk mengklik situs web, agar bertambahnya jumlah pengunjung yang kemudian juga meningkatkan jumlah pengiklan dan profit yang didapatkan pemilik atau penulis konten. Dalam laporan Wired, George Loewenstein menjelaskan secara jelas mengenai teori curiosity gap pada dekade 1990-an. Curiosity gap ini bisa terjadi karena adanya celah antara apa yang diketahui dan apa ingin diketahui, alias adanya kesenjangan pengetahuan yang memiliki konsekuensi emosional. Sehingga pembaca yang mengklik artikel merupakan pembaca yang ingin memuaskan sisi emosionalnya. Tapi tidak sedikit pembaca yang sadar bahwa mereka sudah dimanipulasi dan ditipu melalui artikel berita.

Okezone.com
Okezone.com
Fenomena clickbait memang bertujuan untuk menarik minat baca para pembaca dan meningkatkan jumlah pengunjung situs web. Namun, disaat jurnalisme multimedia semakin maju, seharusnya cara penulis berita meningkatkan minat baca atau meningkatkan jumlah pengunjung tidak dengan cara memanipulasi atau membodohi pembaca melalui judul berita yang sensasional, yang seakan menjanjikan informasi yang terkini dan wajib diketahui pembaca, di mana hal tersebut semakin lama akan berujung dapat mengurangi rasa kepercayaan audiens atau pembaca kepada portal berita online. Para penulis berita atau pemilik konten berita seharusnya berusaha juga untuk meningkatkan literasi di Indonesia dengan cara menyuguhkan konten berita yang memiliki kualitas bagus, dan informatif. Pembaca dengan mandiri dapat membedakan berita clickbait dengan melihat panjang judul, judul clickbait rata-rata berjumlah 10 kata lebih. Dan seharusnya Dewan Pers menindak tegas situs web yang melakukan pembodohan kepada pembaca melalui judul clickbait.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun