Mohon tunggu...
Herri Mulyono
Herri Mulyono Mohon Tunggu... Dosen - Dosen di Perguruan Tinggi Swasta Jakarta

Bercita-cita menjadi pribadi sejati yang bermanfaat bagi diri dan orang lain. Website: http://www.pojokbahasa.com

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Mengejar Beasiswa Melalui Tari India

4 Oktober 2015   15:54 Diperbarui: 4 Oktober 2015   16:25 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="facebook.com/wiji.hastuti.9"][/caption]

Komitment ternyata bukan hanya pada percintaan, tapi bisnis atau juga hobby. Tapi yang ingin saya fokuskan adalah komitmen hobi yang menjadi jembatan sukses. Sudah banyak cerita tentang cerita hobi yang berujung pada keberhasilan. Kali ini, cerita sukses yang saya ingin bagikan adalah tentang kakak saya Wiji Hastuti dengan tari Indianya.

Masih segar dalam ingatan saya, lagu-lagu dangdut India yang diputar dari radio kaset. Saya sangat ingat momen-momen ini sekitar tahun 1990an. Tiap pagi azan subuh selalu di follow up lagu-lagu dari soundtrack nya film Salman Khan - artis idolanya. Lagu-lagu dari film seperti Maine Pyar Kiya, Hum Aapke Hain Kaun diputer berulang-ulang, dari side A ke B, kembali lagi ke A dan seterusnya. Tak ayal kakak saya itu pernah kesetrum gegara gosok sambil berjoged-joged india yang berujung salah sentuh alat gosokan itu.

Hobinya pada film-film India sepertinya tak terbendung. Setelah sukses memburu mungkin ribuan koleksi kaset, CD, DVD film India, kakak saya itu merambah majalah india. Selain itu, kakak saya si penggemar India itu juga sukses membuat wallpaper dinding rumah kami dengan beragam poster-poster Salman Khan, Aamir Kha, Akhsay Kumar, Maduri Dixit, Karisma Kapoor dan artis lainnya. Mungkin gambar-gambar Rani Mukerji itulah yang mempengaruhi saya mencari calon yang mirip-mirip artis india gitu.

Sudah tak terhitung pentas panggung 17 Agustusan sampai pentas antar klub India yang kakak saya ikuti. Sampai pada akhirnya, hobi yang dia geluti dari tahun 90an itu membawanya sampai ke Kedubes India, dan pentas di beberapa acara resmi. Pentas terakhir, yang saya tahu, kakak saya tampil di Mata Najwa 27 Mei 2015 lalu.

Dahulu saya tidak pernah berpikir atau bahkan menduga bagaimana cerita akhir dari hobi India kakak saya itu. Bahkan setelah menjadi guru, saya pikir hobi itu akan berhenti. Ternyata tidak.. malah saya dikejutkan si ibu guru mungil itu bahkan pentas tari india di pesta perpisahan murid-muridnya.

Well, dari kisah hobinya itu setidaknya saya dapat pelajaran, bahwa apapun itu, baik kerjaan, hobi atau hal kecil-kecil lainnya (yang cendrung kita anggap sepele) bila dilakukan secara berkesinambungan, dan dikerjakan dengan penuh komitmen, insya allah akan berujung sukses. Memang benar kata pepatah, kecil-kecil bisa menjadi bukit - asal berkesinambungan dan komitmen. Tapi yang perlu diingat, it takes time!.

Akhirnya, saya ucapkan selamat buat kakak saya Wiji Hastuti atas scholarship yang ia terima untuk mengikuti shortcourse di India. Sukses selalu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun