Mohon tunggu...
Roni Bani
Roni Bani Mohon Tunggu... Guru - Guru SD

SD Inpres Nekmese Amarasi Selatan Kab Kupang NTT. Suka membaca dan menulis seturut kenikmatan rasa. Menulis puisi sebisanya

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Dirgahayu, Memadamkan atau Menyalakan Lilin?

26 Oktober 2022   10:39 Diperbarui: 26 Oktober 2022   10:46 579
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: id.quora.com

Masyarakat pengikut para Dewa/Dewi yang demikian ini tercatat dalam Perjanjian Baru: Kitab Kisah Para Rasul 19; disebutkan tentang pengajaran Rasul Paulus yang menyebabkan para pemuja Dewa Artemis marah. 

Mereka kehilangan pekerjaan dan pendapatan. Patung-patung Dewa Artemis dibuat dan diperjualbelikan. Itulah sebabnya ketika Rasul Paulus menyatakan bahwa hanya ada satu jalan kehidupan melalui Yesus Kristus, para pemuja dan pengrajin patung Dewa Artemis marah.

 

Nah, secara ringkas aspek sejarah menyalakan/memadamkan lilin kiranya demikian.

 

Hal lain yang diasumsikan sebagai cara yang tepat untuk memberi makna dari menyalakan/memadamkan lilin yakni, masa yang sudah berlalu, biarlah berlalu. Aspek masa lalu ini yakni umur yang sudah berlalu akan berlalu, diasumsikan akan tenggelam (gelap). 

Lalu, sukacita pada umur yang baru ditandai dengan bermusik dengan tepuk tangan sambil bernyanyi. Tanda meninggalkan kelampauan dan menerima masa depan (1 tahun lagi) yaitu dengan memotong dan membagi-bagikan kue untuk disantap bersama.

 

Kita pun bertanya, dimanakah sejarah yang menutup (membuat gelap) diri? Bila aspek kesejarahan dari seseorang atau institusi ditutup (tiup padamkan), bagaimana mendapatkannya lagi untuk berkisah dan mengurainya dalam tulisan (prasasti)?

 

Menyalakan Lilin Baru

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun