Mohon tunggu...
Hermawan W Saputra
Hermawan W Saputra Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Lahir di Lampung dengan berbekal niat yang tulus. sedang menyelesaikan kuliah di Program Studi Teknologi Pangan Pada Politeknik Negeri Lampung.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Remaja Bukan Mesin Cinta

27 September 2010   10:31 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:55 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Media masa sangat gencar memproklamirkan banyak hal tentang kehidupan remaja yang uptodate masa kini. Pernyataan yang berbentuk tayangan-tayangan seputar perhelatan cinta antar remaja. Banyak reality show yang mendukungnya, sehingga mampu mengubah arah pandang remaja sekarang dari berfikir masa depan ke berfikir masa cinta. Sehingga banyak yang berlomba menggapai sebuah percintaan baik remaja putra maupun putri. Penetrasi inilah mengakibatkan menurunya kualitas berfikir remaja.
Sebenarnya sudah banyak hal yang mejadi akibatnya, sebagai contoh ketidak stabilan emosional yang menimbulkan sikap anarkisme kepada lawan jenis bahkan dirinya sendiri.
Sebenarnya perkembangan sebuah percintaan yang saat ini menjadi trend, pada dasarnya membelakangi keinginan sosial. Mengapa begitu? Keinginan sosial lebih mengarah pada sikap sewajarnya sebagai insan yang tercipta dengan penuh cinta dan kasih sayang. Tetapi pertumbuhan yang tidak sesuai, membuat arus percintaan menjadi kebutuhan,-bukan kewajiban- lagi untuk saling mengasihi. Inilah pemahaman kurang baik oleh kalangan remaja sekarang.
Sehingga pasangan kini menjadi sebuah aset lifestyle, remaja berlomba mendapatkan pasangan yang perfect, bukan lagi pasangan yang respect kepada kita. Sebetulnya ini sangat merugikan untuk diri sendiri. “ tak apalah saya tak dihargai dia karena dia lebih kaya dari saya, tetapi dia sangat cantik”. Tak terasa kita menjadi korban sebuah trend.

Mesin cinta?

Iya sudah banyak yang dikorbankan demi menggapai percintaan yang memuaskan batin. Bukan karena kewajiban untuk saling mencintai. Karena tuntutan tren inilah ada baiknya memproklamrkan diri “ saya bukan mesin percintaan”, mengapa? Sudah paham semua bahwa mesin tak mempunyai mindset dan arah pemikiran. Hanya apa meskipun di pakai sepanjang waktu. Begitu juga kita, ketika telah memasuki dunia percintaan, maka semua sudut pandang dalam hidup sudah buntu. Hanya berkutat pada bagaimana sebisa mungkin mendapatkan pasangan yang sempurna, tanpa berfikir akan harga dir

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun