Jakarta, 10 September 2025 --- Ratusan buruh, mahasiswa, petani, dan driver online menggelar aksi demonstrasi besar-besaran hari ini di Jakarta. Aksi yang diinisiasi oleh Serikat Pengemudi Transportasi Indonesia (SEPETA) dan Forum Urun Rembug Buruh ini menyuarakan tiga tuntutan utama: pembebasan aktivis, pencabutan Omnibus Law Cipta Kerja, dan pengakuan driver online sebagai pekerja.
Aksi dimulai dengan long march dari kantor International Labour Organization (ILO) menuju Patung Kuda Indosat, yang menjadi titik kumpul massa. Demonstrasi ini merupakan kelanjutan dari gelombang protes yang menuntut keadilan bagi kaum pekerja dan aktivis yang ditangkap pada Agustus 2025.
Dalam aksi tersebut, 20 perwakilan Forum Urun Rembug Buruh diterima di Kantor Kementerian Sekretariat Negara (Mensesneg). Mereka bertemu dengan Wakil Menteri Sekretaris Negara, Juri Ardiantoro, dan Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), Maman Abdurrahman.
Tuntutan dan Respon Pemerintah
Koordinator Lapangan Forum Urun Rembug, Ajat Sudrajat, menyampaikan tiga poin tuntutan utama kepada perwakilan pemerintah:
Mendesak pembebasan segera dan tanpa syarat bagi para aktivis dan masyarakat yang ditangkap selama aksi Agustus 2025.
Menuntut reformasi total birokrasi Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) dan Kepolisian Republik Indonesia (Polri) sesuai dengan agenda "17+8" yang beradab dan bersih dari korupsi.
Menolak dan mendesak pemerintah untuk mencabut Omnibus Law Cipta Kerja serta Undang-Undang Ketenagakerjaan yang baru.
Selain itu, para pengunjuk rasa juga secara tegas menuntut agar driver online diakui sebagai pekerja dengan hak atas upah layak dan perlindungan jaminan sosial.
Menanggapi tuntutan tersebut, pihak Istana melalui Juri Ardiantoro mengapresiasi masukan dari massa aksi. Ajat Sudrajat menyampaikan bahwa pemerintah berjanji akan segera menindaklanjuti tuntutan tersebut dengan mengundang perwakilan buruh untuk pertemuan lintas kementerian. "Akan ada pertemuan lintas kementerian untuk merespon tuntutan kawan-kawan ojol, buruh, tani, serta mahasiswa," kata Ajat menirukan pernyataan pihak Istana.
Solidaritas SEPETA dan Gerakan Rakyat
Keterlibatan SEPETA Indonesia dalam aksi ini menunjukkan konsistensi perjuangan mereka untuk memastikan pengakuan negara terhadap driver online sebagai pekerja. Aksi ini juga memperkuat persatuan antara gerakan buruh, mahasiswa, dan petani dalam menghadapi kebijakan yang dianggap merugikan rakyat.
Massa membubarkan diri dengan tertib setelah mendengar hasil pertemuan dari perwakilan mereka, diiringi pekik "Hidup Buruh! Hidup Rakyat!" sebagai simbol semangat perjuangan yang tak padam.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI