Mohon tunggu...
Hermanto
Hermanto Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Universitas Ahmad Dahlan

Selanjutnya

Tutup

Film

Representasi Tanggung Jawab dalam Film "Ali & Ratu Ratu Queens"

15 Januari 2022   18:15 Diperbarui: 15 Januari 2022   18:22 326
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

Ali & Ratu Ratu Queens merupakan film Indonesia yang rilis untuk pertama kali di platform Netflix pada tanggal 17 Juni 2021. Film drama komedi ini menampilkan Iqbaal Ramadhan yang berperan sebagai Ali. Aktor papan atas lainnya juga turut membintangi, antara lain yaitu Marissa Anita sebagai Mia yang merupakan Ibu Ali, Ibnu Jamil sebagai Hasan yaitu Ayah Ali, Nirina Zubir sebagai Party, Asri Welas sebagai Biyah, Tika Panggabean sebagai Ance, Happy Salma sebagai Chinta, dan Aurora Ribero sebagai Eva. Film yang menjadi perbincangan hangat karena ringan dan seru untuk dinikmati ini disutradai oleh Lucky Kuswandi dan ditulis oleh Gina S. Noer. Dua nama yang sudah tidak asing lagi dalam dunia perfilman.

Sutorini (2019) dalam pernyataannya yang dimuat di Jurnal ProTVF Vol. 3, No. 1 (2019) menyatakan bahwa film merupakan media yang menyampaikan topik dengan ringan sehingga penonton lebih mudah untuk memahaminya. Jangkauan yang dimiliki oleh film sangat luas. Bahkan aksesnya bisa dilakukan hampir di seluruh dunia tanpa terbatas. Film juga menjadi media bagi seseorang untuk menyampaikan gagasan.

Ali & Ratu Ratu Queens berkisah tentang perjalanan Ali yang berusaha untuk bertemu dengan Mia yang meninggalkannya untuk menuju New York. Ketika Ali beranjak remaja dan ayahnya turut pergi meninggalkannya untuk selamanya, membuat tekadnya semakin bulat untuk mencari Mia. Dalam perjalanan pencariannya, Ali dipertemukan dengan empat wanita asal Indonesia yang tinggal bersama di salah satu wilayah kota yang ada di New York, yaitu Queens. Menjadi awal mula dari julukan ratu-ratu queens. Keempat wanita ini memiliki latar belakang yang berbeda namun menarik dan bahkan menjadi bumbu dalam perjalanan Ali.

Stephen W Littlejohn dalam bukunya yang berjudul Theories of Human Communication (1996) menyebutkan bahwa semiotika dalam Barthes pada dasarnya berguna untuk mempelajari bagaimana proses kemanusiaan memaknai segala hal. Objek tidak hanya menjadi pembawa informasi, melainkan juga hendak melakukan komunikasi itu sendiri. Masalah yang dialami Ali mungkin sering terjadi di lingkungan sekitar kita, yaitu orangtua yang pergi meninggalkan anaknya dengan alasan pekerjaan. Kesejahteraan anak menjadi tujuan mereka, namun sepertinya orangtua ini lupa bahwa bagaimanapun anak tetap membutuhkan kehadiran nyata sosok mereka. Peran orangtua sangat penting dalam tumbuh kembang anak, terutama ketika anak mulai beranjak remaja, usia dimana mereka banyak mengalami perubahan baik fisik maupun psikis.

Herianto dalam jurnalnya yang berjudul Kewajiban Mendasar Kepala Keluarga (Studi Tafsir Surat At-Tahrim : 6) yang dimuat di Jurnal Ulumul Syar'i Vol. 7, No. 2 (2018) menyatakan bahwa kewajiban kepala keluarga yaitu pendidikan keluarga, pengontrol keluarga, sebagai penentu dan pembuat kebijakan, dan memenuhi kebutuhan lahiriah keluarga. Di awal film, menampilkan ketika Mia pergi meninggalkan Ali dan suaminya. Mia menangis sambil memeluk Ali. Hasan terlihat sedih, namun berusaha tegar di depan anak dan istrinya. Nilai tanggung jawab seorang kepala keluarga dalam adegan ini adalah bahwa ayah akan selalu berusaha terlihat baik-baik saja di hadapan anak dan istri meskipun sebenarnya ia juga hancur. Adegan selanjutnya yaitu hari-hari yang Ali dan Hasan lewati tanpa kehadiran Mia. Nilai tanggung jawab di sini yaitu seorang ayah juga harus memperhatikan perkembangan perilaku juga memenuhi kebutuhan anak setiap harinya.

Nilai tanggung jawab selanjutnya digambarkan dari Ali yang bertekad menyusul Mia ke New York setelah Hasan meninggal dan ia mengetahui beberapa fakta yang disembunyikan darinya selama ini. Tindakan Mia yang ternyata rutin mengirimkan surat, bahkan tiket untuk Ali dan Hasan agar bisa menyusulnya ke New York juga mencerminkan nilai tanggung jawab bahwa seorang ibu tidak akan pernah bisa melupakan anak dan suaminya. Mia ingin mereka berdua ikut merasakan kebahagiaannya. Sebagai anak satu - satunya, Ali merasa bahwa ia memiliki tanggung jawab untuk mencari Mia. Meskipun mendapatkan penolakan dari keluarga besar ayahnya, namun Ali tidak gentar.

Adegan ketika Bude Suci melakukan video call untuk menanyakan kabar Ali selama di New York, mengandung nilai tanggung jawab yaitu bude yang memperhatikan keadaan Ali karena merupakan amanah dari Hasan. Sikap Party, Ance, Chinta, dan Biyah kepada Ali juga menggambarkan layaknya orangtua yang menjaga dan selalu bersedia membantu anaknya. Bahkan mereka pun ikut marah ketika mengetahui bahwa Mia menolak kedatangan Ali. Emosi penonton akan kembali terguncang ketika Ali menuntut penjelasan tentang kepergian Mia. Meskipun pada saat itu Mia sudah bertanggung jawab dengan menyediakan waktunya untuk bisa bertemu dengan Ali, Mia juga tetap memberikan penjelasan seperti apa yang anaknya itu minta walaupun kenyataannya menyakitkan bagi Ali. Pada akhirnya, Ali berusaha memahami, mengerti, dan berdamai dengan hidupnya. Ia bertanggung jawab atas dirinya sendiri.

Film ini mengandung banyak sekali makna di dalamnya, bahwa orangtua memiliki tanggung jawab besar terhadap anak. Membesarkan, merawat dengan kasih sayang, memperhatikan segala kebutuhannya, memberikan curahan cinta yang tiada tara. Anak akan selalu membutuhkan dekapan hangat dari orangtuanya, pada usia berapapun itu.

Hermanto, mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Ahmad Dahlan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun