Mohon tunggu...
Hermansyah Siregar
Hermansyah Siregar Mohon Tunggu... Administrasi - ASN

Menguak fakta, menyuguh inspirasi

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Andai Ada Pesan Peringatan di "Vending Machine" untuk Kondom

8 Juli 2018   23:01 Diperbarui: 10 Juli 2018   06:54 2802
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pribadi

Bagi pemuka agama, keberadaan mesin tersebut mungkin akan dilaknat karena dituding mempromosikan praktik seks bebas di masyarakat. Perilaku buruk yang dilarang agama manapun. 

Penyakit maut yang menyerang fungsi kekebalan tubuh ini diciptakan Tuhan sebagai peringatan kepada umat manusia untuk menghindari perbuatan yang tidak senonoh. Maka kembalilah kepada ajaran agamamu agar terhindar dari penyakit akut tersebut.

Di satu sisi, ajaran agama memberikan petunjuk yang tidak sulit untuk menghindari penyakit tersebut. Tetapi pertanyaannya adalah bagaimana kalau umatnya suatu ketika karena hasrat yang meluap dan membuat akal sehatnya hilang serta imannya runtuh, khilaf (alasan klise para lelaki) akhirnya terlanjur berbuat dan mengidap penyakit tersebut. Bertaubat mungkin masih sempat, namun pulih belum tentu dapat.

Menyesal kemudian tiada berguna perlahan hidup meredup bermuram durja. Menunggu detik ajal datang menjemput sementara sanak saudara serasa tiada sanggup bersahut untuk menyambut. Pengidap menjadi beban keluarga dan beban sosial. Jumlah terbilang bukan satu, dua atau tiga. Bahkan ada yang tertular kepada istri dan anak yang tidak tahu menahu siapa pembawa petaka.

Data UNAIDS mencatat terdapat 36,7 juta pengidap penyakit AIDS di dunia diakhir tahun 2015 dari jumlah itu 1,8 juta adalah anak-anak di bawah usia 15 tahun. 

Sementara di Indonesia tercatat 690 ribu orang ODHA (Orang dengan HIV dan Aids).

Angkanya cukup tinggi dan menghawatirkan kesehatan publik. Upaya pencegahan dengan meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahaya penyakit ini adalah sangat penting dengan menanamkan nilai-nilai positif perilaku hidup sehat. Demikian selalu dikatakan oleh para pemangku kepentingan yg bertanggung jawab dalam upaya menurunkan prevalensi AIDS.

Seandainya nilai-nilai positif bahkan yang berdimensi religi sudah tertanam dengan baik kepada masyarakat, kadang timbul pertanyaan dalam hati, "Masih perlukah kotak mesin seperti itu ditaruh di ruang publik? Apakah selama ini 36,7 juta manusia yang terinfeksi HIV tersebut tidak tahu nilai-nilai positif dan dampak medis akan penyakit tersebut?"

Aku gak bisa menjawabnya. Pikiran liarku menggagas sebuah ide sebagai bentuk kompromi antara upaya preventif pencegahan penyakit AIDS berdimensi medis dan religius, yaitu kotak mesin ajaib itu tetap ada ditaruh di ruang publik namun untuk mengingatkan dan mencegah orang berbuat yang tidak semestinya dengan mencantumkan simbol agama atau firman Tuhan di kotak itu. 

Orang yang kebelet bisa dibuat sadar setelah membaca firman dan akhirnya mengurungkan niatnya nggak jadi membeli kondom. 

Gagasan ini mungkin absurd dan konyol ya tapi seperti halnya pencantuman gambar paru-paru yang terbakar pada bungkus rokok, dampak buruk tersebut untuk mengingatkan publik akan bahayanya merokok bagi kesehatan tubuh sehingga orang tersugesti dan mengurungkan niatnya untuk merokok.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun