Mohon tunggu...
rudi hermawan
rudi hermawan Mohon Tunggu... -

Malas awal kebodohan

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Antara Rusia Vs Amerika dalam Konflik Ukraina

28 Maret 2014   07:20 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:22 1866
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Rusia dulunya merupakan bagian dari Uni Soviet, Uni Soviet didirikan pada tanggal 30 Desember 1922 yang terdiri dari : Rusia, Ukraina, Beylarusia, Uzbekistan, Kazakhtan, Georgia, Azerbajjan, Lituania, Moldova, Latvia, Kirgzstan, Tajkistan, Armenia, Turmenistan, Estonia. Dengan gabungan Uni, Unisoviet merupakan Negara adidaya yang menjadi kekuatan besar yang sangat disegani oleh amerika. Uni soviet membuktikan dalam Perang Dunia II, pada bulan Juni 1941, Nazi Jerman dan sekutunya menyerang Uni Soviet melalui Operasi Barbarossa walaupun sebelumnya kedua negara telah menandatangani Pakta Molotov–Ribbentrop yang berisi perjanjian untuk tidak saling menyerang. Setelah empat tahun berperang secara besar-besaran, Uni Soviet muncul sebagai salah satu dari dua negara adidaya pemenang perang selain Amerika Serikat

Pemerintahan Uni Soviet berakhir setelah pada tanggal 25 Desember 1991 Presiden Mikhail Gorbachev mengundurkan diri serta berkibarnya bendera tiga warna Rusia di Kremlin.

Pemerintahan Rusia setelah keruntuhan Uni Soviet dikepalai oleh Boris Yeltsin yang mulai menjabat sejak tahun 1991. Perkembangan selanjutnya, Rusia diperintah oleh seorang mantan pejabat KGB yang tidak lain adalah Vladimir Putin yang berusaha mengembalikan citra Rusia sebagai negeri adidaya seperti layaknya Uni Soviet.

Rusia adalah sebuah negara yang membentang dengan luas disebelah timur Eropa dan utara Asia. Dengan wilayah seluas 17.075.400 km², Rusia adalah negara terbesar di dunia. Wilayahnya kurang lebih dua kali wilayah Republik Rakyat Cina (Tiongkok; RRT), Kanada atau Amerika Serikat. Jumlah penduduknya bersaing dengan Tiongkok, India, Amerika Serikat, Indonesia, Brasil, dan Pakistan.

KONFLIK CRIMEA :

Berbagai tanggapan atas konflik yang terjadi di Crimea (Ukraina), Amerika dengan tegas mngecam Rusia dan mendukung Ukraina. Presiden Obama mengatakan “"Masa depan Ukraina harus ditentukan oleh rakyat Ukraina, Ini berarti kedaulatan dan kesatuan wilayah Ukraina harus dihormati dan hukum internasional harus dijunjung tinggi." (REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON).

Jika Obama mengatakan Masa Depan Warga Ukraina (Crimea) harus ditentukan oleh rakyat Ukraina (Crimea), bukan mereka Ukraina (Crimea) sudah menetukan masa depan mereka?. melaluireferendum Ukraina (Crimea) memutuskan sikap untuk bergabung dengan Rusia pada referendum yang digelar pada Ahad (17/3 2014). Sebanyak 90 persen suara memilih bergabung dengan Rusia dibandingkan menjadi negara merdeka atau menjadi bagian dari Ukraina, hak Ukraina (Crimea) sangat kuat untuk memilih sebagaimana dalam Memorandum tahun 1994.

Barat, dimotori AS, Inggris, dan Prancis, menolak segala hasil referendum. Namun, Rusia menyatakan, rakyat Crimea berhak menentukan masa depan yang lebih baik. Dan itu, kata Rusia, dilindungi undang-undang (Memorandum tersebut ditandatangani oleh AS, Inggris dan Perancis pada tahun 1994)

Potensi Criemea untuk bergabung dengan Rusia bisa terbaca dengan jelas berdasarkan jumlah penduduk. Menurut sensus yang dilakukan pada tahun 2001, etnis Ukraina terdiri 24 persen populasi di Crimea, dibandingkan dengan 58 persen Rusia dan 12 persen Tatar.

Etnis Tatar (Muslim) ditegaskan oleh Presiden Rusia Vladimir Putin sudah memberikan garansi untuk menjamin keamanan Muslim Tatar dan masa depan mereka di Rusia. Tatar akan memperoleh perlakuan yang sama dengan masyakat Rusia lainnya dengan kebebasan budaya dan Agama Tatar, lebih lanjut dikatakan Presiden Rusia Vladimir Putin memiliki hubungan erat dengan Muslim Tatar.

Secara hukum, Crimea adalah bagian dari Ukraina, sebagaim,mana dalam memorandum yang ditandatangani juga oleh AS, Inggris dan Perancis pada tahun 1994

Dalam memorandum itu disebutkan, Crimea adalah sebuah republik OTONOM di Ukraina, dan memiliki hak melakukan pemilihan. Dan Crimea sendiri telah memilih dengabn melaksanakan Referendum (17/3 2014) dan hasilnya suara lebih banyak yang ingin bergabung ke Rusia. JADI SIKAP AMERIKA DENGAN TIDAK MENGAKUI REFERENDUM ARTINYA AMERIKA MENJILAT LUDAH SENDIRI, karean Amerika termasuk yang menanda tangani referendum Crimea 1994.

Jika Amerika mengatakan Rusia telah mencaplok kedaulatan Negara Ukraina dengan merebut wilayah Crimea masuk dalam wilayah Rusia, bukankah dalam Memorandum Tahun 1994 disebutkan, Crimea adalah sebuah republik OTONOM di Ukraina, dan memiliki hak melakukan hak memilih sendiri?. Nah warga Crimea sendiri telah melaksanakan Referendum, dan hasilnya mayoritas memilih bergabung dengan Rusia.

Lalu ada apa dengan Amerika sendiri, ketika SERBIA yang secara terang terangan mencaplok Wilayah merongrong kedaulatan Bosnia, Amerika malah mendukung Sebia yang telah mencaplok wilayah tersebut?

semula Bosnia menjadi bahagian dari wilayah Yugoslavia, Yugoslavia sendiri merupakan Negara satelit Uni Soviet. Uni soviet runtuh, Yugoslavia pun terpecah menjadi 6 bagian yaitu Serbia, Kroasia, Bosnia, Macedonia, Slovenia dan Montenegro.

Awalnya, Slovenia dan Kroasia berpisah dari Yugoslavia dan menjadi negara berdaulat. Bosnia dan Herzegovina melalui REFERENDUM tahun 1992 pun menyatakan pemisahan diri dari Yugoslavia dan menjadi negara berdaulat yang telah diakui Internasional.

Setelah itu muncul konflik berdarah, NATO berhasil memaksakan Kesepakatan Dayton tahun 1995, keutuhan wilayah Bosnia dan Herzegovina ditegakkan namun negara tersebut dibagi dalam dua bagian: 51% (Federasi Bosnia dan Herzegovina) dan 49% Serbia (Republik Srpska).

Dari hal diatas secara tak langsung Serbia mempunyai 2 NEGARA, 1 SERBIA,  2 Republik Srpska.  Republik Srpska adalah bagian dari Negara Bosnia, Bosnia sendiri terpecah menjadi 2 bagian yaitu Federasi Bosnia dan Herzegovina dan 49% Serbia (Republik Srpska) .  SANGAT LUCU KAN????,  Secara nalar, Suatu saat Republik Srpska akan bergabung dengan Negara Serbia, secara Republik Srpska adalah penduduk Serbia. bukankah ini sebuah penghinaan terhadap kedaulatan Negara Bosnia???  Crimea melakukan REFERENDUM YANG DIJAMIN DALAM UNDANG-UNDANG REFERENDUM 1994.

ANTARA KEPENTINGAN RUSIA & KETAKUTAN USA

Setelah keruntuhan Uni Soviet, Ukraina menjadi negara merdeka. Crimea menjadi bagian dari Ukraina.
Di bawah Traktat Persahabatan, Kerja Sama dan Kemitraan Moskow-Kiev tahun 1997, Rusia mengakui status kepemilikan Sevastopol dan kedaulatan Ukraina. Sebagai balasannya, Ukraina memberikan Rusia hak untuk terus menggunakan pelabuhan Sevastopol bagi armada laut mereka


Rusia terpaksa menggunakan pelabuhan Sevastopol karena tidak ada pelabuhan di negaranya yang mampu menampung Armada Laut Hitam. Pelabuhan Rusia di Novorossiysk tidak cukup dalam dan kurang infrastrukturnya.

Armada Laut Hitam Rusia terdiri dari 388 kapal perang Rusia, termasuk 14 kapal selam diesel. Selain itu, ada 161 jet tempur di pangkalan udara yang disewa Rusia di Gvardeiskoye (sebelah utara Simferopol) dan Sevastopol.

Total ada 25.000 personel militer Rusia di Crimea, belum termasuk staf sipil. Jika dihitung juga keluarga mereka yang ikut tinggal di komplek militer Crimea, total ada lebih dari 100.000 orang.

KEPENTINGAN RUSIA :

Jika Crimea bergabung dengan Rusia, yang paling pertama bermanfaat bagi Rusia adalah Armada Laut Hitam Rusia akan semakin kuat, yang berdampak pada pertahanan dan keamanan Rusia itu sendiri.

KETAKUTAN AMERIKA :

Amerika merupakan negara yang ingin menciptakan sebagai satu – satunya Negara Super Power tentu tak ingin tersaingi, dan memberi jalan untuk menciptakan kembali Uni Soviet jilid 2, Dahulu sebelum runtuh (akibat campur tangan Amerika) Uni Soviet merupakan satu – satunya Negara Uni yang dianggap mampu menjadi ancaman terbesar bagi Amerika.

Wilayah wilayah diatas (Eks Yugoslavia) merupakan Negara yang berpotensi dan memeiliki kaitan sejarah dengan dengan Negara Uni Soviet, Uni Soviet yang dahulu menjadi ancaman atau penyaing kedigdayaan Amerika Serikat.

Dengan Status Negara Super Power Amerika dan sekutunya sering kali, menerapkan kebijakan yang mengatas namakan PBB menerapkan kebijakan semaunya. Ironisnya rata rata yang ditangani Amerika dan sekutunya mengarah pada perpecahan negara yang ditangani, terkesan melanggar kedaulatan negara yang dicampuri, berbeda dengan Rusia, Rusia hanya bermasalah dengan wilayah yang mempunyai historis dengan Rusia.

Jika Rusia menjadi Negara Adidaya setara dengan Amerika, setidaknya itu akan menjadi Balance / Penyeimbang bagi Amerika di dunia Internasional. Agar Amerika tak lagi seenaknya menentukan kebijakan dengan bersembunyi dibalik kekuatan PBB.

Rusia sendiri meski berwajah Eropa namun tak tergabung dalam Uni Eropa yang dimotori Amerika, Rusia seringkali berbeda haluan dengan Amerika,

RUSIA Vs AMERIKA PRO KONTRA :

-Juli 2013, Uni Eropa membawa perdebatan dagang dengan Rusia ke WTO

-Rusia dan China, dua anggota Dewan Keamanan PBB yang mempunyai hak veto, dengan tegas memblokir resolusi Dewan Keamanan terhadap invansi Amerika dan sekutunya terhadap Suriah pada Oktober 2011 dan mengatakan intervensi militer di Suriah tidak dapat diterima.

-Rusia menolak, tekanan dari negara-negara barat yang mendesak agar pemerintah Suriah diberikan sanksi tambahan oleh PBB.

-Menteri luar negeri tiga raksasa daratan Asia – Rusia, China, dan India Tahun 2007 di New Delhi membahas proposal Trilateral Global Alliance yang efektifnya akan mengeluarkan Barat dari kedudukan superior di Asia

-Rusia dan China (2 negara raksasa) menjalin kerjasama latihan dan beberapa kemitraan lain, terang terangan China dan Rusia mengakui sebagai “stabilisator” dalam keamanan dan perdamaian global. Hal senada juga diungkapkan Yakov Bergerdari (Institut Timur Jauh Rusia). Langkah ini merupakan antisipasi untuk mengimbangi strategi Amerika Serikat, yang sudah berniat menambah kekuatan maritim di Asia Pasifik pada 2020

November 2013, China sepakat membeli 24 pesawat tempur Su-35 Rusia. Ini merupakan pembelian senjata berteknologi tinggi terbesar China dalam kurun waktu satu dekade terakhir. People’s Daily). Sergei Lousianin Deputi Direktur Institut Timur Jauh di Rusia.

-pada tahun 2007 Rusia mendukung program nuklir Iran, berbeda dengan Amerika yang menolak bahkan mengecam. Program International Conference of Islamic Scholars (ICIS) senang dan menyambut baik sikap Rusia yang tetap mendukung program nuklir Iran. Forum cendekiawan muslim sedunia bentukan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) itu, menilai, sikap Rusia setidaknya cukup untuk menghambat kesewenangan Amerika Serikat (AS) terhadap Iran.

-2007, Rusia menyerukan Pasukan AS dan sekutunya mundur dari Irak

-2014, Cina dengan tegas mendukung Rusia dalam kasus Crimea

-Dan masih banyak beda pendapat Rusia dan Amerika

SIKAP INDONESIA :

Indonesia Mendukung Ukraina dengan menolak Crimea masuk dalam Rusia dukungan itu disampaikan Menteri Luar Negeri Indonesia Marty Natalegawa di kantor presiden, Jakarta, Rabu 19 Maret 2014

Langkah Indonesia ini cukup membingungkan, menerima Referendum Timur-timur tapi menolak Referendum Crimea,    WHAT??  BUKANKAH INDONESIA SELAMA INI MENGAGUNG AGUNGKAN DEMOKRASI????   "MENERIMA REFERENDUM TIMUR-TIMUR, TAPI MENOLAK REFERENDUM CRIMEA" sungguh terlalu............

SEJARAH RUSIA & INDONESIA :

Rusia yang saat itu tergabung dalam Uni Soviet mempunyai nilai historis terhadap Indonesia dan tertulis dalam lembar Sejarah Indonesia, 1945 Indonesia mengumumkan kemerdekaan Indonesia. Soekarno menjadi Presiden pertama Republik, Wakil-Presiden – M.Hatta. Namun Belanda tidak menghentikan usahanya untuk mengembalikan kekuasaannya dan akhirnya berhasil menduduki kembali sebagian besar wilayah Indonesia. Dalam sidang PBB pada bulan Januari 1946 Uni Soviet yang pertama menentang aksi Belanda terhadap Indonesia

Pada tanggal 11 April 1950, Hatta mengirim telegram kepada A.Y.Vyshinskiy dimana beliau menyatakan: “Delegasi Indonesia dalam rangka mengadakan pembicaraan mengenai pertukaran misi diplomatik berangkat dari Jakarta ke Moscow pada tanggal 15 April 1950”.

Pada tanggal 3 dan 5 Mei 1950 delegasi diterima oleh A.Y.Vyshinskiy. Waktu resepsi pada tanggal 5 Mei Palar menyatakan bahwa keputusan Pemerintah Uni Soviet untuk mengakui Republik Indonesia Serikat sebagai negara merdeka dan berdaulat memberi harapan bagi masyarakat Indonesia bahwa Uni Soviet akan mendukung permintaan Indonesia menjadi anggota Persatuan Bangsa-Bangsa. Palar menambahkan bahwa hal ini dikaitkan Pemerintah Indonesia dengan pertukaran perwakilan diplomatik diantara Uni Soviet dan Indonesia

Pada tahun 1873-1904 dalam upaya mencegah direbutnya Aceh oleh Belanda, Sultan Aceh mencari dukungan dari negara lain, termasuk Rusia.

Pada tahun 1879 perjuang-pejuang Aceh menghubungi kapten kapal Rusia “Vsadnik” yang sedang berlabuh di Penang dan memohon untuk disampaikan kepada Imperator Rusia agar diberikan perlindungan.

SEJARAH AMERIKA & INDONESIA

Menurut Sejarawan Asvi Warman Adam, dalam beda buku Frances Gouda dan Thijs Brocades Zaalberg tentang “Politik Luar Negeri AS dan Nasionalisme Indonesia, 1920–1949. Amerika dan Soekarno pernah memiliki hubungan yang buruk, contohnya Amerika mendorong Indonesia menerima kesepakatan Konferensi Meja Bundar 1949 yang nyata-nyata merugikan Indonesia karena diharuskan membayar utang warisan Hindia Belanda yang sangat besar. Namun, sebagai gantinya AS menjanjikan bantuan dana yang sangat besar bagi Indonesia. Awalnya, bantuan berjalan lancar, tetapi selanjutnya mandek. Kondisi ini mendorong Soekarno kerap “mengejek” AS, yang Asvi Warman Adam katakan sebagai hubungan “rindu tapi dendam” atau “benci tapi rindu”

KeterlibatanASdalamPRRI/PermestatelahmembuatIndonesiaberang.Indonesia punmemutuskanuntukmembeberkanketerlibatanASini dalamforuminternasional. KonferensiAsia-AfrikaIIdianggapmerupakanmomenyangtepatuntukmembeberkan keterlibatanini.MenteriLuarNegeriIndonesia,Dr.Subandriopunmenyiapkan pengumumanyangrencananyaakandisampaikandalamkonferensiitu, bahwa Indonesia mempunyaibuktiadanyasatuplotAmerika-lnggrisakanmengadakanseranganmiliter terhadapIndonesia.Sayangnya,konferensiitubataldilaksanakan. Namunpembatalan konferensi tidak lantas membatalkan niat Indonesia untuk membeberkan kesalahan AS ini. Dr. Subandriopunkemudianmemberikaninterviewkepadawartawanharianterbesar diKairoAl-Ahram,mengenairencanaAmerika-lnggristersebut. Semenjak itu, ketegangan pada hubungan AS-Indonesia makin terasa mencekam.

BALANCE

Dampak jika Rusia menjadi adidaya adalah setidaknya Rusia menjadi balance / penyeimbang Amerika dalam hegemoninya, Rusia yang cermat menanggapi sulitnya meraih dukungan Eropa akibat pengaruh Amerika dengan menggandeng beberapa Negara di Asia seperti Cina dan India. Bahkan Menteri luar negeri tiga raksasa daratan Asia – Rusia, China, dan India Tahun 2007 di New Delhi membahas proposal Trilateral Global Alliance yang efektifnya akan mengeluarkan Barat dari kedudukan superior di Asia

REFERENSI :

Frances Gouda dan Thijs Brocades Zaalberg, 2008. tentang “Politik Luar Negeri AS dan Nasionalisme Indonesia, 1920–1949”

Sejarah Diplomasi republik Indonesia

http://id.wikipedia.org/wiki/Rusia

http://www.antaranews.com/berita/425627/presiden-belarusia-krimea-bagian-dari-rusia

http://www.indonesia.mid.ru/relat_ind_04.html

http://id.wikipedia.org/wiki/Bosnia_dan_Herzegovina

http://dunia.news.viva.co.id/news/read/

Manai Sophiaan, op.cit (dalam Sejarah Hubungan Amerika Serikat-Indonesia) Erika Dkk Universitas Indonesia 2009.

M.D. Nalapat (Komentator Outside View United Press International dan juga direktur School of Geopolitics di Manipal Academy of Higher Education, India) New Delhi, 13 Februari 2007 (www.spacewar.com)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun