Mohon tunggu...
Herman Hasyim
Herman Hasyim Mohon Tunggu...

Wartawan bertanya "ada apa". Filosof bertanya "mengapa". Dan orang kreatif bertanya "apa jadinya bila".

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Wow! Manusia Berumur 1920 Tahun Ada di Kalimantan

4 Mei 2010   07:05 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:25 3938
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Rekor manusia tertua yang tercatat di Guinness Book of Record akan segera pecah berkeping-keping. Setelah kematian Mary Josephine Ray, warga Amerika Serikat berumur 114 tahun pada awal Maret lalu, sementara ini predikat manusia teruzur dipegang Mariam Amash, warga Israel berumur 122 tahun. Sebentar lagi, mata dunia akan terbelalak. Untuk kali pertama, orang Indonesia bakal memecahkan rekor manusia tertua di dunia!

Pemecah rekor itu adalah Maidiyanto Rahmat, lelaki asal Kalimantan Selatan. Tidak tanggung-tanggung, usianya hampir dua ribu tahun. Pada 24 Mei nanti dia genap berumur 1920 tahun, terhitung dari 24 Mei 90, saat dia menjalani debut kehidupannya di muka bumi ini.

Anda mungkin berpikir saya adalah orang gila yang gemar membual sehingga perlu digotong paksa ke Rumah Sakit Jiwa. Atau, bisa jadi Anda menuduh saya membikin keterangan palsu, sehingga layak digebuki di ruang interogasi, setelah Lie Detector tak sanggup mendeteksi kebohongan saya.

Tidak. Sekali lagi tidak. Saya tidak membual apalagi memberikan keterangan palsu.

Saya menyampaikan fakta apa adanya. Saya menuliskan tanggal lahirnya sebagaimana dia sendiri menuliskannya. Satu-satunya yang aku ubah adalah cara dia menuliskan bulan kelahirannya. Dia menulis “mei”, dan aku memperbaikinya menjadi “Mei”. Ya, maklum saja, mungkin ingatan tentang masa-masa prasejarah belum ludes dari kepalanya. Sebagaimana kita tahu, pada jaman itu manusia belum terlalu memperhatikan bahasa sebagai salah satu komponen penting peradaban. Jadi, kalau dia tidak memakai huruf kapital ketika menulis huruf pertama suatu bulan, maklumi saja. Mungkin dia berpikir, kalau ada huruf kapitalis, semestinya harus ada juga huruf sosialis. Weleh-weleh…

Biarpun susah membedakan huruf besar dan kecil, atau huruf kapitalis dan sosialis, tapi kita patut berbangga hati kepada tokoh kita ini. Bayangkan, bangunan-bangunan adiluhung semacam Candi Borobudur dan Prambanan saja baru didirikan pada tahun 750 hingga 850 Masehi. Lha dia, Maidiyanto Rahmat ini, beratus-ratus tahun sebelumnya sudah eksis. Walau tak setenar Patih Gajah Mada atau Raja Brawijaya, nama Maidiyanto layak dimasukkan ke buku-buku sejarah sebagai peletak dasar peradaban nusantara.

Kita juga layak berbangga kepadanya mengingat angka harapan hidup penduduk Indonesia rata-rata lebih pendek daripada angka harapan hidup penduduk negara-negara maju. Kalau dipukul rata, pada usia 70 tahun kita sudah klepek-klepek alias game over. Namun Maidiyanto membuat kita optimis menatap masa depan. Paling tidak, kita dapat berharap usia kita bisa separoh, seperempat, atau seperdelapan usia dia. Andai usia kita bisa seperdelapan usia dia saja, kita bisa berleha-leha di jagad ini hingga usia 240-an tahun. Betapa menggiurkannya….

Lebih dari itu, kita juga bisa mempelajari tips awet muda ala Maidiyanto. Coba pikir, mana ada manusia di atas 80 tahun yang kulitnya tidak keriput? Kalaupun ada, dia pasti memanfaatkan operasi plastik—karena operasi intelijen terbukti gagal membasmi keriput di wajah. Dan Maidiyanto tak pernah terlibat operasi plastik, apalagi operasi intelijen. Raut mukanya masih nampak seperti ABG. Saya pastikan juga, dia tak pernah memakai susuk konde dan sejenisnya yang oleh para dukun disebut-sebut bisa membikin awet muda, meskipun sebenarnya sudah tua bangka.

Karena terlihat masih imut, manusia langka ini sekarang masuk kuliah. Dia mendaftar dan diterima di IPDN—sebuah kampus yang terkenal dengan kebiadabannya. Barangkali Maidiyanto ingin membandingkan bagaimana peradaban manusia saat Maidiyanto lahir dan ketika dunia kian modern. Sekedar diketahui, ketika Maidiyanto lahir pada tahun 90 Masehi, manusia sudah mulai menyadari pentingnya sejarah peradaban. Kala itu muncul sejarawan Yahudi yang brilian bernama Flavius Josephus. Dialah yang menulis sejarah Yesus: dari kehidupan hingga proses penyaliban Yesus di tangan Pontius Platius.

Saya bayangkan Maidiyanto ini juga terinspirasi Flavius, sebagai pelapor dan pelaku sejarah. Buktinya, di tengah-tengah kesibukannya menyelesaikan tugas-tugas kampus, dia menyempatkan diri untuk menulis di dunia virtual. Dia punya dua rumah maya, di Facebook dan Kompasiana.

Dua rumah maya Maidiyanto itu baru kuketahui belakangan. Diliputi rasa penasaran yang menjadi-jadi, begitu tahu alamat rumah maya tersebut, saya langsung mengetuk pintunya dan berharap diberi waktu untuk berbincang, syukur-syukur diberi kesempatan foto bersama.

“Mas Maidiyanto, kalau dihitung, umur Anda mendekati 1920 tahun. Wow! Anda manusia yang sangat-sangat langka! Apa rahasianya?” ujarku.

Maidiyanto tak segera menjawab pertanyaanku. Dia diam, hampir 15 menit. Setelah itu baru berkata, “(yang benar) 1990 mas. Masa saya yang ganteng seperti ini bisa dibilang tua? haahahaa…”

Duh! Gimana sih orang ini. Jelas-jelas di biodatanya tertulis lahir pada 24 Mei 90, kok sekarang meralat tahun itu menjadi 1990. Apakah saudara Maidiyanto ini tidak tahu, saya sudah kadung menulis di Kompasiana bahwa dia manusia berumur 1920 tahun dan akan segera memecahkan rekor manusia tertua versi Guinness Book of Record?

“Jadi orang jangan plin-plan dong,” gerutuku, tapi hanya tercekat di tenggorokan. Terus terang, saya kecewa kepadanya. Hanya karena kesalahan yang menurut dia remeh, saya jadi salah tafsir, salah hitung. Kalau Anda juga kecewa, berarti kita senasib.

Ya sudahlah. Lain kali saya harus melakukan verifikasi dulu sebelum menulis sesuatu. Dan kepada Maidiyanto, saya melontarkan saran: jangan meremehkan hal-hal kecil. Akibatnya bisa fatal, lho!

Sekian, dan wassalam….

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun