Mohon tunggu...
Hermaini Siswati
Hermaini Siswati Mohon Tunggu... Lainnya - Pemerhati Masalah Anak dan Perempuan

Pemerhati Masalah Anak dan Perempuan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menumbuhkan Antusias Belajar pada Anak di Masa Pandemi Covid-19

11 Agustus 2021   02:00 Diperbarui: 11 Agustus 2021   02:01 352
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Ketika pandemi Covid 19 masih berlangsung. Semua aktivitas dominan dilakukan di rumah termasuk proses belajar mengajar. Guru menyampaikan materi pembelajaran melalui aplikasi zoom meeting, google clasroom, google meet dan whatsApp group.

Pembelajaran dengan sistem online ini tentu saja mempunyai tantangan tersendiri bagi orang tua. Khususnya dalam mengkondisikan agar anak tetap semangat dan konsentrasi untuk mendengarkan gurunya.

Apalagi ketika anak memasuki sekolah baru seperti menjadi murid kelas satu Sekolah Dasar. Anak belum kenal dengan guru dan teman-temannya. Anak merasa asing.

Dalam kondisi seperti ini anak cenderung pasif. Diam ketika ditanya gurunya. Belajar malas-malasan. Bosan dan jenuh. Anak tidak mau mengikuti pembelajaran, tertidur atau pergi bermain.

Anak perlu ditumbuhkan rasa percaya dirinya. Diminimalisir rasa malunya. Anak mau mengeluarlan suaranya, mau menjawab pertanyaan gurunya. Anak dapat terlibat aktif. Merasa menjadi satu kesatuan dengan guru dan teman-temannya.

Ada 5 (lima) trik untuk melampaui rasa malu pada anak sehingga tumbuh percaya dirinya dan antusias belajar secara online, yaitu :

Pertama

Tumbuhkan rasa mencintai guru. Orang tua bisa mengatakan "Nak...jawab donk salam gurunya. Kasihan gurunya ngomong sendiri. Adek sayangkan sama guru?". Ini akan mendorong anak untuk buka mulut, mau bicara di depan layar laptop atau handphone.

Kedua

Tumbuhkan rasa mencintai teman. Orang tua bisa mengatakan "adek, teman-teman adek dan kita semua diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Apapun diri kita. Itulah yang terbaik yang diberikan Tuhan. Bentuk rambut, warna kulit, hidung, wajah dan semuanya. Kita tak perlu malu. Kita harus saling sayang menyayangi.

Ketiga

Bekali anak dengan sikap masa bodoh terhadap penilaian orang lain. Apalagi penilain negatif yang diberikan teman karena usia SD anak masih sangat tergantug pada penilaian teman sebaya. Orang tua bisa mengatakan "EGP, Emang Gua Pikirin". Anak tidak perlu menanggapi penilaian teman. Cuekin saja.

Keempat

Rayakan setiap anak berhasil melampaui rasa negatif seperti rasa malu. Baik malu untuk bicara, malu menjawab pertanyaan guru. Perayaan ini dengan memberikan apresiasi kepada anak. Apresiasi bisa berupa dibelikan mainan, diajak jalan-jalan menghirup udara segar, bermain bersama dan lain-lain.

Kelima

Dampingi anak belajar. Ketahui materi apa yang diberikan guru, apa kendala yang dihadapi anak, apakah ada tugas atau tidak. Orang tua bisa membantu dan memecahkan kendala yang dihadapi anak.

Agar semuanya bisa diwujudkan. Tentu saja akan anak sudah dibekali dengan skil terutama kemampuan membaca dan menulis agar semakin kuat rasa percaya dirinya.

Percaya diri dengan tetap menyayangi diri, guru dan teman. Cerdas, berperikemanusian dan berkeilahian. Semoga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun