Mohon tunggu...
HERLIN SUSWATI
HERLIN SUSWATI Mohon Tunggu... Guru - ASN

travelling

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Tunggu Kami di Smart City (Bagian 1)

9 Juni 2023   23:34 Diperbarui: 9 Juni 2023   23:47 265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bismillahi, tawakkaltu 'alallah, laa haula wa laa quwwata illaa billaah.  "Dengan menyebut nama Allah, aku menyerahkan diriku pada Allah dan tidak ada daya dan kekuatan selain dengan Allah saja."

Doa ini kami ucapkan serempak penuh hikmat sebelum mulai menapak kan kaki menjelajah smart city. Dengan doa ini kami berharap semua langkah kami merupakan takdir yang sudah digariskan oleh Alloh,  Maha Sempurna. Berharap selama perjalanan kami diberi kemudahan dan terhindar dari kesulitan dan  segala bentuk bahaya yang mungkin terjadi.

Konsep Smart city diluncurkan oleh gubernur DKI saat itu, Anis Baswedan. Menurut Cohen (2014), smart city adalah sebuah kota yang menggunakan ICT secara pintar dan efisien dalam menggunakan berbagai sumber daya, menghasilkan penghematan biaya dan energi, meningkatkan pelayanan dan kualitas hidup, serta mengurangi jejak lingkungan, semuanya mendukung ke dalam inovasi dan ekonomi ramah lingkungan.

Lebih jauh menurut Hao, Lei dan Yan (2012), terdapat beberapa karakteristik yang menjadi ciri-ciri smart city, yaitu:

  1. Interkoneksi antara bagian perkotaan, smart city menggabungkan antara communication network, internet, sensor dan recognition untuk membantu komunikasi antar orang, dengan demikian interkoneksi antara bagian perkotaan akan terwujud. 
  2. Integrasi sistem informasi perkotaan, hal yang berkaitan dengan internet dan cloud computing akan digunakan dalam setiap bidang bisnis dan mengintegrasikan sistem aplikasi, data dan internet menjadi unsur-unsur inti yang mendukung operasi perkotaan dan manajemen. 
  3. Manajemen perkotaan dan kerjasama layanan, interkoneksi komponen perkotaan dan dukungan sistem aplikasi manajemen perkotaan serta layanan dengan koordinasi sistem kritikan perkotaan dan peserta untuk membuat menjalankan perkotaan terbaik. 
  4. Aplikasi ICT (Information and Communication Technology) terbaru, smart city teori manajemen kota modern sebagai panduan yang menekankan penerapan teknologi informasi canggih ke manajemen perkotaan dan pelayanan, sehingga memotivasi pemerintah, perusahaan dan orang-orang untuk membuat inovasi, gerakan pembangunan perkotaan.

Olah karena  itu kami ingin mengetahui dan menikmati segala perubahan yang sudah terjadi di Ibukota Jakarta sebagai smart city.

Untuk sampai ke jantung kota Jakarta, kami menggunakan MRT  (Mass Rapid Transit/Moda Raya Terpadu).  MRT kereta yang bergerak di atas rel untuk mengangkut orang banyak, tidak menggunakan lokomotif dan memanfaatkan listrik sebagai tenaga penggerak. 

Dokpri
Dokpri

Seperti dikutip dari wikipedia, sejatinya ide pembangunan MRT di Jakarta telah dicetuskan sejak 1985 oleh Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi saat itu, B. J. Habibie. Sedangkan proses pembangunan MRTJ (Moda Raya Terpadu Jakarta)  dimulai tahun 2013. Jalur pertama layanan MRT Jakarta dioperasikan tanggal 24 Maret 2019, menjadikannya layanan MRT pertama yang beroperasi di Indonesia. Khususnya tepat hampir satu tahun sebelum terjadi musibah pandemi Covid19 di Jakarta. 

Jika diperhatikan sepintas, MRT layaknya moda transportasi kereta di Jepang. Mulai dari akses masuk menuju stasiun hingga akan memasuki kereta. Semua diakses secara elektrik. Ada hal menarik  di dalam gerbong kereka, tidak ada tempat sampah. Hal ini pernah dipertanyakan oleah salah seorang pejabat yang berada dalam dalam kereta MRT ketika peluncuran perdana. Tidak adanya tempat sampah merupakan salah satu kekurangan yang ada di dalam kereta. Saat itu Anis Baswedan sebagai Gubernur DKI Jakarta   menjawab, memang dalam kereta tidak disediakan tempt sampah agar menjaga kereta supaya tetap bersih. Sampai sedetail itu mereka memikirkan terkait kebersihan.

 Kami sudah berada dalam kereta. Walaupun pandemi covid19 sudah menyingkir dari kota Jakarta tetapi peraturan menggunakan masker di dalam kereta tetap berlaku. Namun sesekali kami melanggar peraturan tersebut demi mengabadikan diri melalui gawai. Hal lain yang tidak diperkenankan adalah melakukan komunikasi 2 arah langsung antar penumpang atau dengan menggunakan gawai. ini dapat mengurangi kenyamanan penumpang lain. Sesekali kami saling mengingatkan sambil tersenyum jika ada diantara kami berbincang dengan menggunakan volume suara terlalu keras. Pada akhirnya kami membisu selama dalam kereta. Tengelam dalam pikiran masing-masing. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun