Mohon tunggu...
Herjuno Ndaru Kinasih
Herjuno Ndaru Kinasih Mohon Tunggu...

trade and environment, social policy, and literature

Selanjutnya

Tutup

Money

Cimory, Berinovasi dengan Peternak Lokal

10 Juli 2013   23:13 Diperbarui: 4 April 2017   18:19 4807
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
pemandangan dari depan restoran Cimory di Cisarua, Bogor.

Nama ‘Cimory’ sudah tak asing lagi bagi konsumen susu di Indonesia, khususnya di Jakarta. Rasa susunya yang beraneka ragam, mulai dari rasa coklat dan buah-buahan, membuat Cimory banyak diminati. Dalam produksinya, apa yang membuat Cimory berbeda dengan pabrik susu lainnya ?

[caption id="attachment_265877" align="aligncenter" width="300" caption="patung sapi di ruas sebuah jalan protokol di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, menandakan daerah tersebut menghasilkan susu segar."][/caption]

Cisarua Mountain Dairy. Itulah nama perusahaan yang membidani kelahiran susu segar dan produk turunannya berlabel Cimory. Pengembangan usaha Cimory memang dilakukan di kawasan pegunungan berhawa sejuk di Cisarua, Bogor.

Di sana, Cimory tidak hanya mendirikan tempat untuk memproduksi susu segar, namun juga restoran dan supermarket. Tengoklah supermarket yang dikelola Cimory. Di dalamnya terdapat berbagai produk berbahan dasar susu, seperti yoghurt, keju, krim keju, kue, nugget, dan sosis. Selain itu, masih banyak penganan menggunakan susu dan keju yang dikemas secara kreatif.

Di tengah dominasi berbagai produk susu hasil pabrikan perusahaan-perusahaan besar yang telah mapan, Cimory adalah salah satu perusahaan lokal yang mampu mendobrak dominasi enam produsen susu yang telah mapan tergabung dalam Industri Pengolahan Susu (IPS).

Industri Susu dan Serbuan Skim Susu Impor

Sulitnya industri berbahan dasar susu (dairy) dalam negeri tumbuh adalah karena tergantungnya industri pada bahan baku impor. Menurut riset dari Institut Pertanian Bogor (IPB), 70 persen dari bahan baku susu masih didatangkan dari luar dengan bentuk skim dan krim. Pasokan susu segar dari peternak kita hanya mencukupi 30 persen dari bahan baku industri susu.

Banyaknya impor ini terjadi seiring dengan pembebasan tarif skim atau bubuk susu yang membuat produsen dapat secara bebas memilih pengadaan bahan baku. Bahan baku bisa didatangkan dari luar maupun diambil dari peternak. Masalahnya, standar tinggi yang dipatok oleh industri susu membuat peternak tidak bisa menyediakan bahan baku dalam jumlah yang banyak. Selain itu, harga yang dirasa peternak masih rendah membuat tidak banyak peternak melakukan ekspansi usahanya.

Di dalam industri susu, terdapat asosiasi produsen yang menentukan harga susu segar, yakni Industri Pengolahan Susu (IPS). IPS terdiri atas PT Nestle Indonesia, PT Ultra Jaya, PT Frisian Flag, PT Sari Husada, dan PT Indolacto. Untuk memastikan pasokan susunya, IPS membuat kontrak dengan peternak sapi sehingga semua susu produksi peternak dijual ke IPS. Hasilnya, 80-90 persen susu produksi peternak kita dapat terserap oleh industri susu.

Minimnya improvisasi dalam skema pembelian susu serta tingginya tingkat impor bahan baku yang sudah berbentuk skim membuat inovasi dalam industri susu menjadi minimal. Industri kecil dan menengah relatif tidak mampu menembus dominasi enam produsen besar penghasil produk susu. Di samping itu, inovasi produk yang menciptakan rantai nilai juga sangat minimal. Akan tetapi, di tengah ketatnya persaingan itu, Cimory masuk sebagai produsen kelas menengah yang mampu masuk di tengah dominasi pabrik besar serta menciptakan perluasan rantai nilai.

Bekerja dengan Koperasi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun