Nama ‘Cimory’ sudah tak asing lagi bagi konsumen susu di Indonesia, khususnya di Jakarta. Rasa susunya yang beraneka ragam, mulai dari rasa coklat dan buah-buahan, membuat Cimory banyak diminati. Dalam produksinya, apa yang membuat Cimory berbeda dengan pabrik susu lainnya ?
[caption id="attachment_265877" align="aligncenter" width="300" caption="patung sapi di ruas sebuah jalan protokol di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, menandakan daerah tersebut menghasilkan susu segar."][/caption]
Cisarua Mountain Dairy. Itulah nama perusahaan yang membidani kelahiran susu segar dan produk turunannya berlabel Cimory. Pengembangan usaha Cimory memang dilakukan di kawasan pegunungan berhawa sejuk di Cisarua, Bogor.
Di sana, Cimory tidak hanya mendirikan tempat untuk memproduksi susu segar, namun juga restoran dan supermarket. Tengoklah supermarket yang dikelola Cimory. Di dalamnya terdapat berbagai produk berbahan dasar susu, seperti yoghurt, keju, krim keju, kue, nugget, dan sosis. Selain itu, masih banyak penganan menggunakan susu dan keju yang dikemas secara kreatif.
Di tengah dominasi berbagai produk susu hasil pabrikan perusahaan-perusahaan besar yang telah mapan, Cimory adalah salah satu perusahaan lokal yang mampu mendobrak dominasi enam produsen susu yang telah mapan tergabung dalam Industri Pengolahan Susu (IPS).
Industri Susu dan Serbuan Skim Susu Impor
Sulitnya industri berbahan dasar susu (dairy) dalam negeri tumbuh adalah karena tergantungnya industri pada bahan baku impor. Menurut riset dari Institut Pertanian Bogor (IPB), 70 persen dari bahan baku susu masih didatangkan dari luar dengan bentuk skim dan krim. Pasokan susu segar dari peternak kita hanya mencukupi 30 persen dari bahan baku industri susu.
Banyaknya impor ini terjadi seiring dengan pembebasan tarif skim atau bubuk susu yang membuat produsen dapat secara bebas memilih pengadaan bahan baku. Bahan baku bisa didatangkan dari luar maupun diambil dari peternak. Masalahnya, standar tinggi yang dipatok oleh industri susu membuat peternak tidak bisa menyediakan bahan baku dalam jumlah yang banyak. Selain itu, harga yang dirasa peternak masih rendah membuat tidak banyak peternak melakukan ekspansi usahanya.
Di dalam industri susu, terdapat asosiasi produsen yang menentukan harga susu segar, yakni Industri Pengolahan Susu (IPS). IPS terdiri atas PT Nestle Indonesia, PT Ultra Jaya, PT Frisian Flag, PT Sari Husada, dan PT Indolacto. Untuk memastikan pasokan susunya, IPS membuat kontrak dengan peternak sapi sehingga semua susu produksi peternak dijual ke IPS. Hasilnya, 80-90 persen susu produksi peternak kita dapat terserap oleh industri susu.
Minimnya improvisasi dalam skema pembelian susu serta tingginya tingkat impor bahan baku yang sudah berbentuk skim membuat inovasi dalam industri susu menjadi minimal. Industri kecil dan menengah relatif tidak mampu menembus dominasi enam produsen besar penghasil produk susu. Di samping itu, inovasi produk yang menciptakan rantai nilai juga sangat minimal. Akan tetapi, di tengah ketatnya persaingan itu, Cimory masuk sebagai produsen kelas menengah yang mampu masuk di tengah dominasi pabrik besar serta menciptakan perluasan rantai nilai.
Bekerja dengan Koperasi
Menurut berbagai penelitian yang telah banyak dilakukan, Cimory menyerap pasokan susu mereka dari dua-tiga KUD di Bogor dan Sukabumi, yakni KUD Giri Tani, KUD Cipanas, dan KUD Sukabumi. Strategi bisnis Cimory adalah mengembangkan kemampuan supplier-nya.
Cimory menyerap susu segar dari peternak lokal dengan harga yang lebih tinggi dari harga IPS, selama peternak bisa memberikan susu segar dengan kualitas premium.
Kontrak dengan peternak terus diperbaharui dan dievaluasi. Dalam perjanjian kerjasama, Cimory menawarkan dua pilihan kepada pihak KUD, berupa pemberian keuntungan dalam bentuk saham atau peningkatan harga susu yang lebih mahal. Pada umumnya peternak memilih mendapatkan harga susu 10 persen lebih mahal dibandingkan harga susu segar lainnya kepada pihak KUD dengan keuntungan 10 persen untuk pihak KUD.
[caption id="" align="aligncenter" width="320" caption="pemandangan dari depan restoran Cimory di Cisarua, Bogor."]

Penciptaan Nilai (Value Creation)
Cimory kemudian mempromosikan perubahan perilaku konsumsi dari konsumsi susu bubuk menjadi konsumsi susu segar olahan.
Ketika berhasil menjual susu segar olahan yang bahan bakunya diambil dari koperasi setempat, Cimory juga menciptakan berbagai produk turunan dari susu segar yang mampu membuat produksi susu jadi efisien.
Produk olahan seperti yogurt, keju, krim keju, dan roti dibuat dengan memanfaatkan sisa produksi dari produk utama, yakni susu. Sehingga, semua bahan baku dapat terserap dalam proses produksi.
Bahkan, seiring dengan pertumbuhan permintaan akan yogurt, yogurt dapat menjadi produk utama yang mengambil bahan baku dalam porsi yang cukup besar.
Tidak banyak industri lokal yang mempunyai pengetahuan memadai mengenai pembuatan yogurt dan keju dalam skala massal, cara pemasaran, dan pengembangan jenis produk yang disukai konsumen. Hal inilah yang berhasil dijembatani Cimory.
Penciptaan nilai berikutnya adalah dengan membuka restoran yang menjual berbagai kuliner yang bebasis susu, keju, dan daging sapi. Walaupun bahan baku restoran juga mengambil bahan baku baru non-susu, ini memberikan kesempatan bagi perusahaan untuk dapat menyerap semua sisa bahan baku berbasis susu. Bahkan, secara kreatif Cimory juga menawarkan jasa agrowisata untuk anak sekolah yang ingin belajar mengenai sapi dan susu.
Perluasan rantai nilai ini selain mendorong tenaga kerja baru juga mendorong tumbuhnya industri pendukung baru.
Ekonomi Kreatif berbasis Pertanian
Di balik kesuksesan Cimory, pelajaran yang dapat dipetik bagi wirausaha di Indonesia adalah pengembangan bisnis dengan mengandalkan kreativitas.
Di tengah persaingan usaha yang ketat dan didominasi oleh perusahaan besar, terdapat kesempatan untuk merubah tren konsumsi masyarakat dengan inovasi yang dibuat. Justru, dengan kreativitas yang dilakukan, muncul jenis usaha baru yang tidak terpikir sebelumnya. Cimory berhasil keluar dari zona baku.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI