Kata guru Sejarahku, Â bung Karno pernah mengajarkan pada bangsa ini: Â "Ini dadaku mana dadamu ?" Namun, kini pelajaran itu berubah menjadi "Ini syahwatku, mana syahwatmu ?" Zaman kini kita diajarkan untuk saling memuja syahwat Syahwat kekuasaan, Syahwat bermewah-mewah Syahwat popularitas Bahkan syahwat seks sudah diajarkan semenjak dini Dari bangun tidur sampai mau tidur lewat televisi * Kita lihat hedonisme yang melanda para pembesar yang dititipi amanat Mobil mewah, tunjangan besar, fasilitas super lengkap Sang istripun tak mau kalah dengan penampilan wah Tas Hermes ratusan juta rupiah bukan masalah Jalan-jalan dengan uang saku yang lebih dari wajar Serta anak istri jika perlu diajak serta Dengan alih-alih studi banding Untuk membandingkan "Sudah sampai taraf mana syahwatku di dunia internasional ?" * Sungguh jauh berbeda dengan Bung Hatta Yang bermimpi sepatu Bally pun tak pernah sampai terbeli Hingga akhir hayatnya Padahal jika mau menyalahgunakan kekuasaannya Sangat gampang untuk mendapatkannya * Sekarang semua serba jor-joran Berlomba menampilkan kemewahan Agar mengundang takjub seolah-olah itu kejayaan dan kesuksesan| Dan seolah-olah rakyat akan dibawa ke sana Nyatanya, topeng para pembesar kini terbuka lebar Selama ini mereka berhasi mengelabui rakyatnya Pajak, kongkalikong dengan pengusaha asing Menjual asset Negara, surat hutang diterbitkan sebanyak-banyaknya Semua itu telah berhasil digarong beramai-ramai Hingga hutang menggunung, yang sebentar lagi menembus angka 2000 triliun... * "Ini Syahwatku, mana syahwatmu ?" Aku hanya bisa katakan Syahwatmu sedang berlari tak terkendali Hingga berhenti di liang kubur nanti **