Mohon tunggu...
Heri Purnomo
Heri Purnomo Mohon Tunggu... Administrasi - nothing

-

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Ini Syahwatku, Mana Syahwatmu?

7 Maret 2012   12:31 Diperbarui: 25 Juni 2015   08:24 234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1331123404881134909

Kata guru Sejarahku,  bung Karno pernah mengajarkan pada bangsa ini:  "Ini dadaku mana dadamu ?" Namun, kini pelajaran itu berubah menjadi "Ini syahwatku, mana syahwatmu ?" Zaman kini kita diajarkan untuk saling memuja syahwat Syahwat kekuasaan, Syahwat bermewah-mewah Syahwat popularitas Bahkan syahwat seks sudah diajarkan semenjak dini Dari bangun tidur sampai mau tidur lewat televisi * Kita lihat hedonisme yang melanda para pembesar yang dititipi amanat Mobil mewah, tunjangan besar, fasilitas super lengkap Sang istripun tak mau kalah dengan penampilan wah Tas Hermes ratusan juta rupiah bukan masalah Jalan-jalan dengan uang saku yang lebih dari wajar Serta anak istri jika perlu diajak serta Dengan alih-alih studi banding Untuk membandingkan "Sudah sampai taraf mana syahwatku di dunia internasional ?" * Sungguh jauh berbeda dengan Bung Hatta Yang bermimpi sepatu Bally pun tak pernah sampai terbeli Hingga akhir hayatnya Padahal jika mau menyalahgunakan kekuasaannya Sangat gampang untuk mendapatkannya * Sekarang semua serba jor-joran Berlomba menampilkan kemewahan Agar mengundang takjub seolah-olah itu kejayaan dan kesuksesan| Dan seolah-olah rakyat akan dibawa ke sana Nyatanya, topeng para pembesar kini terbuka lebar Selama ini mereka berhasi mengelabui rakyatnya Pajak, kongkalikong dengan pengusaha asing Menjual asset Negara, surat hutang diterbitkan sebanyak-banyaknya Semua itu telah berhasil digarong beramai-ramai Hingga hutang menggunung, yang sebentar lagi menembus angka 2000 triliun... * "Ini Syahwatku, mana syahwatmu ?" Aku hanya bisa katakan Syahwatmu sedang berlari tak terkendali Hingga berhenti di liang kubur nanti **

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun