Mohon tunggu...
Heri Herdianto
Heri Herdianto Mohon Tunggu... Guru

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tradisi Mapag Panganten Peninggalan Kerajaan Sunda

15 April 2024   07:23 Diperbarui: 15 April 2024   07:46 4960
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Prosesi mapag Panganten/dok. pri

Salah satu upacara pernikahan  yang populer di Indonesia adalah pernikahan adat Sunda. Dengan mempertahankan kepercayaan, tradisi, dan nilai-nilai budaya yang kuat, para pengantin menarik untuk melaksanakan pernikahan dengan adat Sunda. bentuk seni pertunjukan yang dapat ditemukan di Jawa Barat, salah satunya adalah acara adat Sunda untuk upacara Mapag Panganten. Sebagian besar, upacara perkawinan dilakukan sesuai dengan adat kebiasaan turun temurun. Setelah menyelesaikan beberapa tahapan upacara ini, tahap yang paling penting, sebelum akad nikah, calon pengantin pria disambut dengan arak-arakan penyambutan pengantin di Kadaleman, diiringi oleh pertunjukan karawitan dan tarian bobodoran dan juga tarian pengiring.

Upacara Adat Mapag Panganten adalah salah satu dari serangkaian ritual pernikahan Sunda kuno. "Mapag", yang berasal dari bahasa Sunda, mengacu pada tindakan menyambut atau menjemput, sementara "Panganten" mengacu pada pengantin.  Karena pernikahan Sunda biasanya diadakan di rumah keluarga pengantin perempuan, upacara Mapag Panganten diadakan untuk menyambut kedatangan pengantin pria. Namun, banyak orang sekarang menyesuaikan upacara ini setelah atau bahkan sebelum ijab kabul.

Sejak era Kerajaan Pajajaran atau kerajaan Sunda pada abad keempat belas, Upacara Adat Mapag Panganten telah menjadi bagian dari kebiasaan, terutama saat putri Raja atau anggota keluarga kerajaan menikah. Pada masa itu, upacara ini hanya diadakan untuk istana dan orang-orang di luar istana.  Dalam pernikahan, pengantin harus mengikuti berbagai tradisi, dan setiap tradisi memiliki makna tertentu. Salah satu tradisi yang biasa dilakukan oleh para mempelai adalah tradisi Mapag Pengantin.

Prosesi ini dilakukan sebelum pengantin pergi ke pelaminan. Tamu undangan biasanya paling banyak melihat tradisi Mapag Pengantin saat pernikahan. Dalam prosesi pernikahan Adat Sunda, mapag panganten biasanya diiringi oleh sebuah tarian khusus yang diberi nama "Tari Mapag Panganten." Pengantin laki-laki dan rombongan tiba di lokasi pernikahan, dan upacara mapag panganten dimulai. Pengantin laki-laki datang bersama orang tua dan keluarganya. Keluarga pengantin perempuan yang akan menyambut rombongan harus menunggu sampai mereka siap.

Banyak seniman berpartisipasi dalam upacara ini dengan berbagai penampilan, termasuk tarian (seperti Tari Merak, yang menggambarkan keindahan burung merak), musik karawitan, komedi bodoran, dan pesan kehidupan yang disampaikan melalui simbol-simbol seni. Upacara ini sangat menarik karena peran Lengser, karakter dari karya Padjadjaran atau Mundinglaya Di Kusumah. Lengser diperankan oleh seorang pria, kadang-kadang didampingi oleh seorang perempuan, dalam upacara Mapag Panganten. Sebagai figur yang dihormati di masyarakat dan penasehat dalam pernikahan, Lengser sering digambarkan sebagai kakek. Upacara Mapag Panganten biasanya singkat dan bertujuan untuk menyambut mempelai dan membawa mereka ke pelaminan.

Setelah semua selesai, penetua adat, Ki Lengser, memberi tanda kepada para panayagan (pemain musik), pager ayu (penari), punggawa (prajurit penjaga), dan keluarga pengantin perempuan untuk menyambut pengantin laki-laki. Setelah percakapan antara Ki Lengser dan ketua rombongan, para punggawa diminta untuk mengawal pengantin laki-laki dan rombongan. Para pager ayu, yang terdiri dari enam orang, kemudian menyambut kedatangan rombongan dengan tarian dan tabur.

Lengser menampilkan kreasinya/dok. pri
Lengser menampilkan kreasinya/dok. pri

Ritual-ritual yang sebelumnya hanya diadakan di dalam kerajaan menjadi lebih dapat diakses oleh masyarakat umum setelah Kerajaan Pajajaran runtuh. Upacara adat Mapag Panganten semakin populer di kalangan orang Sunda di Jawa Barat, terutama di Kota Bandung, sejak lama. Upacara adat ini digunakan hampir setiap pernikahan, baik dari kalangan atas maupun bawah. Ini menjadi ciri khas seni budaya Jawa Barat. Ritual ini masih menjadi bagian dari budaya masyarakat Sunda.

Perkembangan seni dan budaya bergantung pada dukungan masyarakatnya, yang menunjukkan bahwa nilai-nilai sosial dan ciri-ciri masyarakat sangat mempengaruhi keberlanjutan dan perkembangan budaya tradisional. Tujuan dari prosesi mapag pengantin adalah untuk menjadikan pengantin sebagai raja dan ratu sehari dan menyambutnya dengan cara yang terbaik.

dok. pri
dok. pri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun