Mohon tunggu...
Dr. Herie Purwanto
Dr. Herie Purwanto Mohon Tunggu... Penegak Hukum - PNYD di KPK (2016 sd. Sekarang)

Bismilah, Menulis Tentang Korupsi

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Megono dan Koruptor (Imajinasi Kuliner Dalam Narasi Fiksi)

17 November 2022   04:00 Diperbarui: 17 November 2022   10:55 317
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Tokopedia, 16 Nop 22

Megono dan Koruptor (Imajinasi Kuliner Dalam Narasi Fiksi)

Aku tidak tahu  menu apa yang akan disajikan istri pagi ini. Namun, hidung  tiba-tiba mencium aroma gurih yang menyengat. Aku  beranjak ke dapur dan  lihat tangan istri tengah "marut" kelapa. Di sebelahnya ada cincangan  nangka muda yang sudah terkuliti. Ada bumbu yang sudah tersedia, rupanya belum dilembutkan atau "digerus" dalam cobek. 

"Heem, mau buat megono ya, Istriku. Kenapa tidak beli saja?"

Aku tahu biasanya bila sedang ingin makan pagi dengan menu megono, pasti beli di tetangga. Megono, menu khas dari kota Batik Pekalongan. Terbuat dari bahan utama nangka muda yang dicacak atau dipotong kecil-kecil. Bumbu yang disediakan, sederhana saja, yaitu kelapa parut, bawang merah bawah putih, kemiri, cabe rawit, cabe merah, ketumbar, daun salam, serai, laos. 

"Terasinya mau banyakan atau sedikit saja Yah."

Suara istrku seolah tahu bahwa benaku sedang memerinci bumbu untuk membuat megono. 

"Ya secukupnya, Bunda yang biasa menakarnya. Kebanyakan juga rasa khas megono jadi hilang."

"Gula merah dan garam, tentu jangan lupa ya." Tambahku.

Aku yang spontan menggerus bumbu-bumbu itu. Tidak di mixer, lebih ngerasa bila dilembutkan secara konvensional, yaitu "di uleg" seperti buat rujakan.

Aku sesekali memang suka membaur dengan istri di dapur. Masak ini menyenangkan. Lebih-lebih, pikiran lagi comfort, jauh dari urusan kantor. Urusan kantor, ya ngurusi koruptor yang tidak juga lenyap dari bumi Indonesia ini. Gara-gara koruptor (bahasa hiperbolanya), aku harus meninggalkan keluarga di Pekalongan, untuk ke kantor di Jakarta, tempat kantor anti rasuah berada. Jadi kesempatan nimbrung masak di dapur sama istri, menjadi sebuah hal yang menyenangkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun