Mohon tunggu...
heri bdp
heri bdp Mohon Tunggu... Ilmuwan - فَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ

Aktivitas keseharian selalu membaca, tafakur dan tadabur alam, Tuhan dan manusia. Resolusi akhir, berharap tunduk patuh dihadapan-Nya dengan qalbun salim, ridha dan diridhai oleh-Nya, adalah gerbong pemberhentian yang hendak dicapai.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Ushulus Sittah

2 Maret 2021   07:10 Diperbarui: 2 Maret 2021   07:21 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Di antara perkara yang sangat menakjubkan dan sekaligus sebagai tanda yang sangat besar atas kekuasaan Allah ta'ala adalah enam landasan yang telah Dia terangkan dengan sangat gamblang, sehingga mudah dipahami oleh orang-orang awan sekalipun. Namun, seiring dengan berlalunya waktu, telah terjadi penyimpangan dan penyelewengan yang dilakukan oleh orang-orang cerdas dan berakal dari kalangan Bani Adam dan sedikit sekali yang selamat dari mereka. Untuk itu, mari kita pahami landasan dalam beragama berikut ini:

Landasan pertama

Mengikhlaskan (memurnikan) ibadah hanya untuk Allah ta'ala, tiada sekutu bagi-Nya, yang lawannya adalah syirik. Banyak ayat-ayat al Quran yang menjelaskan landasan tersebut dengan bahasa yang mudah dipahami oleh orang awam yang paling bodoh sekalipun. Kemudian seiring berjalannya waktu, tatkala terjadi perubahan pada mayoritas masyarakat, serta menampakkan kepada mereka keikhlasan dalam bentuk penghinaan kepada orang-orang saleh dan merendahkan hak-hak mereka serta menampakkan kesyirikan kepada Allah ta'ala dalam bentuk kecintaan kepada orang-orang saleh dan pengikut mereka.

Landasan kedua 

Allah ta'ala memerintahkan kita bersatu dalam menjalankan agama-Nya dan melarang bercerai-berai. Allah ta'ala telah menjelaskan masalah tersebut dengan gamblang sehingga bisa dipahami oleh orang awam sekalipun. Dia melarang kita mengikuti orang-orang sebelum kita, yang bercerai-berai dan berselisih sehingga mereka binasa. Hal tersebut juga dijelaskan dalam as Sunnah. Namun dikemudian hari, bercerai-berai dalam pokok-pokok agama dan cabang-cabangnya dianggap sebagai ilmu dan pengetahuan agama, sedangkan bersatu dalam menjalankan agama malah dianggap sebagai sesuatu yan hanya pantas dilontarkan oleh orang-orang zindik atau gila.

Landasan ketiga

Sesungguhnya untuk lebih menyempurnakan landasan kedua, yaitu bersatu dalam menjalankan agama, diperlukan sikap mau mendengar dan taat kepada para pemegang pemerintahan, walaupun dia seorang budak Habsyi. Allah ta'ala telah menjelaskan hal ini dengan penjelasan yang indah, lengkap dan sempurna, baik dari sisi syariat maupun qadari. Kemudian perkara ini berubah menjadi satu hal yang tidak diketahui oleh kebanyakan orang yang mengaku berilmu. Oleh karena itu, bagaimana mereka bisa mengamalkannya?

Landasan keempat

Landasan keempat ini berisi penjelasan tentang ilmu dan ulama, fikih dan ahli fikih serta orang yang berlagak seperti mereka, namun tidak termasuk golongan mereka. Allah ta'ala telah menjelaskan landasan ini dalam awal surat al Baqarah dalam firman-Nya.

Hai Bani Israil, ingatlah akan nikmat-Ku yang telah Aku anugerahkan kepadamu, dan penuhilah janjimu kepada-Ku, niscaya Aku penuhi janji-Ku kepadamu; dan hanya kepada-Ku-lah kamu harus takut (tunduk). (QS. al Baqarah [2] ayat 40)

Sampai firman-Nya

Hai Bani Israil, ingatlah akan nikmat-Ku yang telah Aku anugerahkan kepadamu dan (ingatlah pula) bahwasanya Aku telah melebihkan kamu atas segala umat. (QS. al Baqarah [2] ayat 47)

Sunnah Nabi juga menjelaskan hal ini, sehingga menjadi semakin jelas dan gamblang bagi orang awam yang bodoh sekalipun. Akan tetapi, dikemudian hari perkara ini menjadi sesuatu yang paling asing, ilmu dan fikih dianggap sebagai bid'ah dan kesesatan. Pilihan terbaik menurut mereka adalah mengaburkan antara yang hak dan yang batil. Mereka menganggap ilmu yang wajib dipelajari manusia dan pujian bagi orang-orang yang berilmu hanyalah bualan orang-orang zindik atau gila, sedangkan orang yang yang mengingkari dan memusuhi ilmu serta melarang orang-orang mempelajarinya dianggap sebagai orang yang fakih dan alim.

Landasan kelima

Landasan kelima ini berisi penjelasan tentag wali-wali Allah ta'ala dan perbedaan mereka dengan musuh-musuh Allah ta'ala dari kalangan orang-orang munafik dan orang-orang jahat yang menyerupai mereka. Dalam masalah ini cukuplah kita memperhatikan satu ayat dari surat Ali Imran yakni firman-Nya

Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu" Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS Ali Imran [3] ayat 31)

Dan satu ayat dalam surat al Maidah yakni firman-Nya

Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintai-Nya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad dijalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya), lagi Maha Mengetahui. (QS. al Maidah [5] ayat 54)

Serta satu ayat dalam surat Yunus yakni firman-nya

Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (QS.Yunus [10] ayat 62)

Kemudian makna wali-wali Allah ta'ala ini dirubah oleh mereka yang mengaku memiliki ilmu dan sanggup memberi petunjuk kepada manusia serta menguasai ilmu-ilmu syariat. Mereka menganggap bahwa wali-wali Allah ta'ala adalah mereka yang meninggalkan teladan para Rasul, sedangkan yang meneladani para Rasul bukan termasuk wali.

Selain itu, menurut mereka, para wali adalah mereka yang meninggalkan jihad, keimanan dan ketakwaan kepada Allah ta'ala. Barangsiapa yang berjihad, beriman dan bertakwa kepada Allah ta'ala, maka dia bukan termasuk wali. Ya Allah, kami mohon kepada-Mu ampunan dan keselamatan (dari anggapan sesat mereka). Sesungguhnya Engkau Maha Mengabulkan doa.

Landasan keenam

Landasan keenam berisi bantahan terhadap syubhat yang dilontarkan oleh setan yang mengajak manusia meninggalkan al Quran dan as Sunnah, kemudian mengikuti pendapat-pendapat hawa nafsu yang beragam. Syubhat yang mereka lontarkan adalah bahwa al Quran dan as Sunaah tidak bisa dipahami kecuali oleh seorang mujtahid, sedangkan mujtahid adalah seseorang yang mempunyai krteria tertentu yang barangkali tidak akan dimiliki oleh siapapun, termasuk Abu Bakar ash-shiddiq dan 'Umar radiyallahu 'anhu. Oleh karena itu, wajib bagi kita meninggalkan al Quran dan as Sunnah, maka dia adalah zindik atau gila, karena ketidakmungkinan memahami keduanya.

Mahasuci Allah ta'ala dan segala puji bagi-Nya. Betapa banyak penjelasan Allah ta'ala, baik dengan perntah-perintah dan larangan maupun dengan hukum-hukum kauni dalam membantah syubhat yang tercela ini mencakup berbagai seginya, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. Allah ta'ala berfirman

Sesungguhnya telah pasti berlaku perkataan (ketentuan Allah) terhadap kebanyakan mereka, kerena mereka tidak beriman. Sesungguhnya Kami telah memasang belenggu dileher mereka, lalu tangan mereka (diangkat) ke dagu, maka karena itu mereka tertengadah. Dan Kami adakan di hadapan mereka dinding dan di belakang mereka dinding (pula), dan Kami tutup (mata) mereka sehingga mereka tidak dapat melihat. Sama saja bagi mereka apakah kamu memberi peringatan kepada mereka ataukah kamu tidak memberi peringatan kepada mereka, mereka tidak akan beriman. Sesungguhnya kamu hanya memberi peringatan kepada orang-orang yang mau mengikuti peringatan dan yang takut kepada Tuhan Yang Maha Pemurah walaupun dia tidak melihatnya. Maka berilah mereka kabar gembira dengan ampunan dan pahala yang mulia. (QS. Yasin [36] ayat 7-11)

Akhirnya, segala puji bagi Allah Rabbul 'Alamin, shalawat dan salam semoga terlimpah atas Muhammad Shalllallaahu 'alaihi wa sallaam, keluarganya, dan para sahabat-sahabatnya sampai hari kiamat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun