Mohon tunggu...
Herry Gunawan
Herry Gunawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - seorang pemuda yang peduli

Saya seorang yang gemar fotografi dan travelling

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Ini Dia Ciri-ciri Orang yang Terkena Virus Radikalisme Agama

30 Januari 2016   13:22 Diperbarui: 30 Januari 2016   13:33 1134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Massa Melakukan Aksi Tolak ISIS (www.republika.co.id)"][/caption] Paska ledakan di kawasan Thamrin, Jakarta Pusat apakah tindakan kelompok radikalisme berhenti? Jawabnya adalah tidak. Lihat saja, Densus 88 masih terus melakukan penangkapan terhadap orang-orang yang diduga teroris. Kelompok-kelompok radikal juga terus menyebarkan paham radikalisme, melalui dunia maya, selebaran, khotbah di masjid, bahkan melalui buku-buku bacaan untuk pendidikan anak usia dini (PAUD). Lihat, begitu masifnya gerakan mereka.

Bisa jadi, diantara kita juga tidak sadar, sudah terkena virus radikalisme itu. Mari kita coba cermati. Apakah kita masih sholat? Masih menghormati antar sesama? Berbuat baik kepada siapa saja? Atau jangan-jangan keluarga kita sudah ada yang terkena paham tersebut. Sebelum kita pahami apa itu radikalisme, lihat perubahan disekitar kita. Apakah orang-orang disekitar kita mulai ada perubahan sikap yang radikal?

Jika diantara kita ada yang mempunyai sifat-sifat seperti yang ada dibawah ini, bisa jadi kita adalah menjadi kelompok yang rentan dimasuki pemahaman radikal, atau bahkan sudah menjadi radikal. Sikap-sikap itu diantaranya adalah, meninggalkan sekolah, kuliah, pekerjaan dan bahkan rumahnya karena aktif dalam kelompoknya. Cenderung menjadi pribadi tertutup dan tertekan jiwanya, manipulatif serta minim empati. Menganggap orang atau kelompok di luar kelompoknya adalah kafir, yang harta dan darahnya adalah halal. Menghalalkan segala cara dalam menuntaskan program atau keinginan. Dan disharmonisasi hubungan dengan keluarga, teman dan lingkungan sekitar.

Jika ada orang-orang disekitar kita mempunyai ciri-ciri diatas, lakukanlah pendekatan untuk memberikan arahan yang benar. Jika tidak bisa, libatkan tokoh agama setempat, atau lapor ke polisi. Jika hal ini dibiarkan, akan membuat banyak orang terjerumus dalam kesesatan. Lihat saja seperti kelompok Gafatar, yang dinyatakan sebagai organisasi terlarang dan sesat. Para pengikutnya rela meninggalkan sekolah, pekerjaan, bahkan keluarga, untuk bergabung kedalam kelompok tersebut. Bahkan, sebagian orang ada yang rela pergi ke Iraq atau Suriah, untuk bergabung dengan ISIS.

Jika kita sudah mengetahui ciri-ciri dari luar, mari kita coba lihat dari sisi dalamnya. Apa sih sebenarnya ciri-ciri gerakan radikalisme agama itu? Menurut Syaikh Yusuf Qordawi, salah seorang cendekiawan muslim asal Mesir, setidaknya ada empat ciri kelompok radikal. Pertama, mereka seringkali mengklaim kebenaran tunggal. Mereka memposisikan seolah-olah utusan Tuhan, untuk meluruskan kembali manusia yang tidak sepaham. Kedua, cenderung mempersulit agama dengan menganggap ibadah mubah, atau sunah seakan-akan wajib, dan yang makruh seakan haram. Contoh kecil, memanjangkan jenggot dan meninggikan celana di atas mata kaki, dianggap sebagai hal yang wajib.

Ketiga, dalam berdakwa mereka mengesampingkan metode tahap demi tahap, seperti yang diajarkan para Nabi. Bagi orang awam, mereka cenderung kasar dalam berinteraksi, keras dalam berbicara dan emosional dalam menyampaikan. Tapi, bagi mereka sikap itu sebagai wujud ketegasan dalam berdakwah. Keempat, mudah mengkafirkan orang lain yang berbeda pendapat. Mudah berburuk sangka kepada orang lain yang tidak sepaham.

Dari ciri-ciri diatas, apakah kita termasuk didalamnya? Apakah keluarga kita ada yang seperti itu? Jika iya, saatnya kita mulai berbenah. Saatnya kita harus kembali ke jalan yang benar. Silahkan berbeda pandangan, namun alangkah baiknya jika ketidaksetujuan itu disampaikan dengan cara yang baik. Bukan dengan cara menebar teror, atau memusuhi orang lain.

 

Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun