Mohon tunggu...
Herry Gunawan
Herry Gunawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - seorang pemuda yang peduli

Saya seorang yang gemar fotografi dan travelling

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pentingnya Dakwah yang Menyatukan, Bukan Memisahkan

13 Oktober 2024   10:41 Diperbarui: 13 Oktober 2024   10:43 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Damai Itu Indah - tribunnews.com

Dalam era digital yang serba cepat, informasi menyebar dengan begitu mudahnya. Sayangnya, tidak semua informasi itu benar dan bermanfaat. Banyak sekali pesan-pesan negatif, terutama yang berkaitan dengan agama, yang bertebaran di media sosial. Pesan-pesan ini seringkali memicu perpecahan dan kebencian di tengah masyarakat.

Di tengah maraknya hoaks dan ujaran kebencian, peran para pendakwah sangatlah penting. Dakwah yang baik adalah dakwah yang membawa kedamaian, persatuan, dan kesejahteraan. Dakwah yang mengedepankan toleransi, kebhinekaan, dan kemanusiaan akan mampu menyatukan umat dan membangun bangsa yang lebih baik.

Mengedepankan toleransi merupakan keniscayaan yang tidak bisa dilawan di negara yang majemuk seperti Indonesia. Menerima perbedaan pendapat dan keyakinan adalah kunci untuk hidup berdampingan dengan damai. Dakwah yang toleran mengajarkan kita untuk saling menghormati, meskipun berbeda agama. Ingat, Indonesia adalah negara yang kaya akan keberagaman. Dakwah yang baik akan mengajarkan kita untuk menghargai keberagaman ini sebagai anugerah. Dan karena Indonesia merupakan negara yang majemuk, memanusiakan manusia menjadi hal yang penting.  Semua manusia memiliki hak yang sama untuk hidup dengan layak dan bermartabat. Dakwah yang mengedepankan kemanusiaan akan mendorong kita untuk saling membantu dan peduli satu sama lain.

Lalu, kenapa dakwah yang toleran itu penting diterapkan di Indonesia? Dakwah yang toleran bisa menjadi benteng terhadap paham radikal yang seringkali mengatasnamakan agama. Dakwah toleran juga bisa membangun persatuan dan kerukunan. Dengan saling menghormati, kita bisa hidup rukun dan damai. Dan dakwah yang toleran akan menjadi contoh yang baik bagi generasi muda. Tentu kita tidak ingin mewarisi hal yang tidak baik untuk generasi berikutnya.

Untuk bisa melakukan dakwah yang toleran, harus diimbangi dengan literasi yang kuat. Harapannya agar konten dakwahnya akan mempunyai informasi yang bermanfaat. Masukkan konten Sejarah dalam setiap dakwah yang dilakukan. Pelajari sejarah tentang bagaimana para nabi dan rasul mengajarkan agama dengan penuh kasih sayang dan toleransi.

Jangan takut untuk berdiskusi dengan orang yang berbeda pendapat. Serta jangan menggeneralisir suatu kelompok hanya karena tindakan beberapa orang. Gunakan bahasa yang santun, hindari bahasa yang kasar dan provokatif. Ingat, kita adalah masyarakat timur yang mempunyai budaya sopan santun. Gunakan pula nilai-nilai kearifan lokal yang mempunyai nilai universal. Karena semua agama mengajarkan nilai-nilai universal seperti kasih sayang, keadilan, dan kejujuran.

Generasi muda memiliki peran yang sangat penting dalam menyebarkan pesan-pesan positif. Kalian adalah agen perubahan yang dapat membawa Indonesia ke arah yang lebih baik. Jangan mudah percaya dengan informasi yang belum jelas kebenarannya. Gunakan media sosial untuk menyebarkan pesan-pesan yang bermanfaat dan menginspirasi. Serta bergabunglah dengan komunitas yang peduli pada isu-isu sosial.

Dakwah yang toleran, inklusif, dan humanis adalah kunci untuk membangun masyarakat yang damai dan sejahtera. Dengan menerapkan nilai-nilai ini, kita dapat menciptakan Indonesia yang lebih baik untuk generasi mendatang. Para pendakwah memiliki tanggung jawab yang besar dalam membentuk karakter umat. Mereka harus menjadi contoh yang baik dan menyampaikan pesan-pesan agama dengan cara yang bijaksana. Mari bersama membangun Indonesia yang lebih baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun