Mohon tunggu...
Herry Gunawan
Herry Gunawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - seorang pemuda yang peduli

Saya seorang yang gemar fotografi dan travelling

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pancasila dan Semangat Moderasi Beragama

19 Mei 2024   07:07 Diperbarui: 19 Mei 2024   07:11 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pancasila - jalandamai.org

Nilai-nilai yang tertuang dalam Pancasila, merupakan nilai-nilai yang berasal dari dalam budaya masyarakat Indonesia. Nilai yang ada dalam sila Pancasila, bukanlah nilai yang diimpor dari negara lain. Nilai kearifan lokal tercermin dalam kelima sila. Karena itulah Pancasila disepakati sebagai dasar negara dan falsafah hidup bangsa Indonesia. Pancasila terbukti mampu merangkul semua keragaman yang ada di Indonesia.

Dalam perjalanannya, Pancasila masih dipersoalkan oleh sebagian orang, yang mengatasnamakan dari agama tertentu. Mereka menilai Pancasila tidak relevan dengan mayoritas masyarakat Indonesia yang beragama Islam. Pancasila dinilai bertentangan dengan ajaran Islam. Karena itu Pancasila dinilai sudah usang, dan tidak sesuai dengan dinamika masyarakat Indonesia. Apakah hal tersebut benar? Pandangan tersebut jelas tidak benar, dan seratus persen salah.

Pancasila terbukti mampu keberagaman yang ada di Indonesia. Pancasila mengedepankan nilai-nilai keagamaan, kemanusiaan, persatuan, musyawarah dan keadilan sosial. Kelima nilai tersebut ada di setiap agama yang ada di Indonesia. Kelima nilai tersebut juga di setiap budaya dan kearifan lokal masyarakat Indonesia. Karena itulah, semangat bhinneka tunggal ika yang diyakini dan diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari, telah mampu membuat keberagaman tersebut bisa saling berdampingan.

Semangat moderasi beragama harus terus didorong. Karena hal tersebut merupakan keniscayaan yang tak bisa dihindari di Indonesia. Semangat moderasi mendorong terjadinya kerukunan antar umat beragama. Keberagaman dan kemajemukan yang ada di Indonesia, merupakan kekayaan bangsa yang diberikan Allah SWT kepada kita semua. Karena itulah menjadi tugas kita bersama untuk menjaganya.

Keberagaman bukanlah merupakan persoalan atau ancaman. Kelompok intoleran yang terpapar radikalisme, terus mempersoalkan keberagaman yang ada di Indonesia. Akibatnya, minoritas dianggap sebagai sebuah ancaman bagi kelompok mayoritas. Yang terjadi kemudian adalah diskriminasi dan intoleransi. Aktifitas ibadah kelompok minoritas sering dipersoalkan. Pandangan kelompok minoritas seringkali dianggap sesat. Alhasil, hal ini dijadikan pembenaran untuk melakukan perbuatan diskriminatif dan intoleran.


Hal semacam itu sebenarnya tidak perlu terjadi. Sejak dari dulu, kita semua bisa hidup rukun dalam keberagaman. Bahkan ketika Islam masuk ke Indonesia pun, saat itu kondisi masyarakat Indonesia sudah memeluk agama Hindu, Budha dan aliran kepercayaan. Dan yang terjadi ketika itu adalah justru akulturasi. Tidak ada aktifitas saling benci, aktifitas saling provokasi, apalagi saling diskriminasi. Semuanya justru saling menghargai dan menghormati. Tradisi yang sudah ada sebelumnya, tidak pernah hilang dan masih bisa kita lihat hingga saat ini.

Dalam konteks perkembangan teknologi informasi yang begitu pesat ini, semangat moderasi beragama harus terus dijaga. Untuk bisa mengimplementasikan, tentu harus dibarengi dengan literasi yang bagus. Dengan literasi, kita akan bisa memilah dan memilih setiap informasi. Dengan literasi kita juga tidak akan mudah terprovokasi informasi yang menyesatkan. Dengan literasi, kita juga bisa melihat segala sesuatunya secara obyektif dan utuh.

Pancasila merupakan harga mati dan tak perlu dipersoalkan lagi. Begitu juga dengan keberagaman yang ada di negeri ini, merupakan keniscayaan yang tidak bisa dilawan. Mari saling menghargai dan hidup berdampingan dalam keberagaman. Salam toleransi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun