Mohon tunggu...
Herry Gunawan
Herry Gunawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - seorang pemuda yang peduli

Saya seorang yang gemar fotografi dan travelling

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Budaya, Spiritualitas dan Indonesia

21 April 2024   12:29 Diperbarui: 21 April 2024   12:32 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bhinneka Tunggal Ika - jalandamai.org

Indonesia merupakan negara dengan kekayaan budaya yang sangat tinggi. Ribuan suku yang ada di Indonesia, melekat berbagai budaya dan tradisi yang ada. Antara masyarakat Jawa dengan Dayak, mempunyai adat istiadat yang berbeda. Begitu juga dengan daerah-daerah lainnya. Meski mempunyai agama yang ada, namun budaya mereka berbeda satu dengan lainnya. Apakah hal tersebut salah? Tentu tidak. Karena Allah SWT menciptakan bumi dan seisinya ini penuh dengan keragaman.

Kekayaan budaya Indonesia tentu tidak ada bandingannya dibandingkan dengan negara lain. Namun bukan berarti keragaman suku, agama, budaya dan bahasa tersebut terus membuat antar sesama bisa saling bermusuhan. Semboyan bhineka tunggal ika, berbeda-beda tetapi tetap satu, masih dipegang erat oleh seluruh masyarakat Indonesia. Dan terbukti sampai sekarang ini antar sesama masih bisa berdampingan dalam keragaman.

Tak dipungkiri, kelompok intoleran terus menyebarkan provokasi yang menyarang keragaman Indonesia ini. Tradisi budaya leluhur terus dipersoalkan, karena dianggap sesat dan tidak sesuai dengan ajaran agama. Segala sesuatunya selalu dibenturkan dengan sentimen agama. Sementara mayoritas masyarakat Indonesia yang beragama Islam, selalu dibenturkan dengan sentimen Islam.

Misalnya, tradisi sesajen dianggap tidak sesuai dengan Islam, karena dianggap sesat. Pernah ada kejadian seseorang menendang sesaji di salah satu gunung di Jawa Timur. Padahal sesaji tersebut digunakan oleh masyarakat Hindu. Padahal, Islam masuk ke Jawa melalui tangan Wali Songo, justru merangkul tradisi dan budaya. Dan jejaknya masih bisa kita lihat hingga saat ini. Akulturasi antara budaya lokal dengan Islam, membuat negeri ini semakin kaya.

Hubungan budaya dengan spiritualitas dapat kita lihat ketika Wali Songo menyebarkan Islam di Indonesia. Nilai toleransi sudah terlihat sejak saat itu. Tidak ada yang merasa benar dan salah. Tidak ada kebencian, provokasi dan diskriminasi. Semuanya hidup berdampingan dengan tetap saling menghargai dan menghormati. Tradisi dan budaya yang sudah ada sebelum masuknya Islam, masih tetap ada dan tidak dipersoalkan.

Hingga saat ini, tradisi yang kaya akan nilai-nilai positif, sebaiknya tetap terus dipertahankan. Begitu juga dengan tradisi halal bihalal ketika lebaran. Semua orang saling meminta maaf dan memberikan maaf. Semua orang saling berkunjung ke rumah keluarga dan tetangga, untuk bersilaturahmi dan saling memaafkan satu dengan lainnya. Ketika Kembali ke kota, tradisi tersebut juga masih bisa kita lihat di Kementerian/lembaga atau tempat kerja.

Tak perlu mempersoalkan tradisi yang sudah ada. Sepanjang tidak pernah merugikan orang lain, tidak melanggar aturan yang ada, biarkan saja. Mari saling menghargai dengan menghormati, demi Indonesia yang lebih baik. Persatuan dan kesatuan merupakan keniscayaan yang harus kita jaga. Mari saling sinergi demi keharmonisan Indonesia kedepan. Salam.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun