Mohon tunggu...
Herry Gunawan
Herry Gunawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - seorang pemuda yang peduli

Saya seorang yang gemar fotografi dan travelling

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Menjaga Indonesia Damai di 2018

30 Desember 2017   16:12 Diperbarui: 30 Desember 2017   16:15 1547
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Satu Indonesia - kompasiana.com

Tahun 2017 segera berlalu. Banyak peristiwa terjadi di tahun ini, yang harus bisa kita jadikan pembelajaran. Ujaran kebencian yang sempat menggemparkan tahun 2017, semestinya tidak lagi terjadi di tahun mendatang. Aksi provokasi dan saling hujat, semestinya tidak terjadi lagi di tahun-tahun berikutnya. Biarlah perilaku intoleran itu menjadi catatan kelam di tahun ini. Indonesia hdi arus lebih toleran dan rukun. Karena Indonesia merupakan negara majemuk yang mempunyai banyak suku, bahasa, budaya dan agama. Warna-warni Indonesia harus tetap dipertahankan, agar keindahan negeri ini tetap terjaga.

Banyak cerita kelam di tahun 2017, yang harus dikubur dalam-dalam. Aksi persekusi sempat masif terjadi di tahun ini hanya karena provokasi. Dunia maya telah disalahgunakan untuk menyebarkan berita bohong. Masyarakatnya yang mudah diprovokasi, tidak membekali diri dengan informasi yang benar. Akibatnya, aksi saling hujat, saling caci dan memobilisasi massa untuk menggalang dukunga terus terjadi. Ironisnya, aksi galang dukungan ini pun juga diisi dengan sentimen SARA, yang membuat potensi perpecahan semakin nyata. Fakta-fakta tersebut sempat menghiasi sepanjang 2017.

Sementara itu, tahun 2018 dikenal dengan istilah tahun politik. Karena di tahun ini 171 daerah menggelar pesta demokrasi, untuk menentukan kepala daerah. Mari kita sambut tahun politik ini dengan suka cita. Jangan lagi ada saling hujat, demi mendapatkan dukungan masyarakat. Jangan lagi saling obral janji, tanpa mempertimbangkan apa yang terjadi dikemudian hari. Mari saling saling bergandengan tangan, jangan saling mencerai beraikan persatuan yang telah tercipta. Indonesia akan lebih indah, jika setiap ucapan dan perilaku masyarakatnya menunjukkan nilai-nilai toleransi. Karena melalui toleransi inilah, perdamaian dan kerukunan yang diharapkan akan mudah tercipta.

Tidak dipungkiri, maraknya perilaku intoleran ini tidak bisa dilepaskan dari masifnya propaganda kelompok radikal. Kelompok ini terus menyusup di setiap lini kehidupan. Mulai dari lembaga pendidikan, tempat bekerja, perkantoran hingga pegawai negeri sipil, ada yang menjadi korban paham radikalisme. Tidak sedikit pula diantara mereka yang memutuskan meninggalkan Indonesia, untuk bergabung dengan kelompok teror seperti ISIS. Simpatisan ISIS ini juga banyak yang masih di Indonesia. Kelompok radikal inilah yang masih sering melakukan ancaman teror di Indonesia.

Di tahun 2017 kemarin, juga ada para simpatisan ISIS asal Indonesia, yang memberi pengakuan mengejutkan. Iming-iming khilafah yang dijanjikan selama ini hanyalah bohong belaka. Masyarakat juga semakin sadar, bahwa aksi kekerasan yang mengatasnamakan jihad adalah bohong belaka. Kesadaran ini harus disebarkan ke seluruh masyarakat Indonesia. Hal ini penting untuk agar fungsi kontrol juga tetap terjaga di masyarakat. Upaya untuk saling mengingatkan inilah, yang bisa menjadi penyemangat untuk tetap menjaga persatuan dan kesatuan.

Jika di tahun kita masih pasif, saatnya menjadi pribadi yang aktif untuk mendorong terciptanya damai. Jika kita masih menyimpan bibit intoleransi, saatnya buang jauh-jauh dan diganti dengan bibit toleransi. Bibit ini tidak hanya berfungsi sebagai penangkal teror, tapi juga mempererat kerukunan antar umat beragama. Dan di tahun 2018, kita semua harus aktif mendorong Indonesia damai, bebas dari ancaman teror dan propaganda radikalisme.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun